⚔️Chap 33⚔️

95 5 3
                                    

Vote dulu yuk ☺

Siang hari yang terik ini, Alexa dan Khalif mendatangi gubuk tua yang ada di tengah hutan. Kegiatan mereka yang satu ini sudah menjadi rutinitas setiap harinya, bukan untuk mainan rumah hantu, tapi lebih tepatnya mengecek manusia yang ada di dalamnya.

Alexa mengkode orang yang ada di semak semak untuk membuka pintu di balik batu. Sekilas terlihat seperti batu biasa yang di jalari tumbuhan liar, namun siapa sangka? Di baliknya ada sebuah pintu menuju gubuk tua yang hampir roboh.

Seorang bodyguard yang tadi bersembunyi di semak semak itu keluar dan membukakan pintu, membiarkan nona dan tuan mudanya masuk.

Khalif dan Alexa memarkirkan motornya di depan gubuk tua ini, halamannya tidak terawat seperti dua bulan yang lalu. Bahkan lantai yang terbuat dari kayu itu pun cukup berdebu, setiap sudut pasti ada sarang laba-labanya.

Pintu di buka secara perlahan, di dalam sana dapat terlihat sosok kurus dengan wajah tirus dan tatapan mata yang kosong. Melamun seorang diri di kursi goyang yang sedari tadi tak mau berhenti. Bahkan orang itu tidak melirik kedatangan Khalif dan Alexa. Dia Susanti.

Sudah tiga bulan ini dia tinggal di gubuk tua ini, sebelumnya dia berada di mansion pribadi Alexa, lebih tepatnya penjara bawah tanah nya. Selama seminggu dia berada di penjara itu, setiap hari juga siksaan yang menurut Alexa dan Khalif ringan itu di berikan padanya. Bahkan setiap menitnya dia selalu meminta ampun untuk di lepaskan, janji untuk tidak mengulangi kesalahannya pun tak Alexa dengar. Saat itu dia berharap suami dan mertuanya dapat dengan cepat menemukannya. Namun, sampai dia di bawa ke gubuk tua ini, bahkan sudah tiga bulan ini, mereka tidak bisa menemukannya. Sampai akhirnya dia menyerah saja, mengikuti semua perkataan Alexa yang syukur nya dia mau berhenti menyiksa tubuhnya.

Kali ini mereka datang dan dia tidak merespon apa apa, dia cukup menyesali perbuatannya tempo lalu. Dia tak menyangka kalau mengganggu keluarga Alexa akan berdampak seperti ini. Awalnya dia cukup bangga dan berani menaikkan dagu saat bertemu keluarga Alexa, namun setelah penyiksaan yang cukup lama ini, dia jadi berfikir untuk mengulang waktu, memperbaiki semuanya agar kejadian ini tak terjadi. Namun itu semua hanya hayalan yang mustahil terjadi pada dirinya.

"Siapin barang barang lo" Suara dingin Alexa menyeru membuyarkan lamunan yang tak berarti itu.

Tanpa banyak kata dia menuruti perintah Alexa. Tak membutuhkan waktu lama, dia telah mengemasi semua barangnya yang hanya satu tas saja.

Setelah selesai, dua bodyguard datang berjalan di sisinya, menjaga takut dia kabur. Padahal semua itu mustahil, bahkan untuk tidur saja dia di awasi terus.

Cukup jauh dia berjalan dengan bodyguard di samping kanan kiri nya, sedangkan Alexa dan Khalif sudah melaju menggunakan motor di depannya. Setelah sekian lama akhirnya terlihatlah satu unit mobil terparkir rapih, mereka mendekati itu dan masuk ke dalamnya.

Alexa dan Khalif terus mengendarai motornya di depan sementara mobil itu mengikutinya dari belakang.

20 menit akhirnya mereka sampai di depan gerbang menuju kuburan. Susanti bertanya-tanya kenapa mereka ke sini?

"Kenapa-" Belum sempat dia bertanya, dia sudah di seret menuju salah satu gundukan tanah, yang di atasnya terdapat nisan bertuliskan namanya sendiri. Apa?! Nama dirinya?!

"Alexa, apa maksudnya ini?" Tanya susanti lemah dengan suara bergetar.

"Itu kuburan lo, bukan gue yang buat. Tapi suami dan mertua lo." Jelas Alexa dengan suara dingin, tak lupa seringai tipis pun di tujukan pada Susanti.

"Bahkan sekarang mereka sedang membuat pesta yang meriah loh~" Saut Khalif tak lupa dengan senyum mengejek Susanti.

Susanti yang mendengar itu bertambah bingung, sebenarnya ada apa? Apa suaminya mengira dia sudah meninggal?!

"Lo mau tau? Hari ini suami lo ngadain pesta pernikahan dia dengan mantan SMA-nya." Kata Khalif dengan seringai di bibir nya.

"Enggak! Kalian pasti bohong!" Seru Susanti dengan air mata bercucuran. Tidak mungkin suaminya seperti itu, itu sangat tidak mungkin!

"Sekuat apa pun lo ngelak, pada kenyataannya memang seperti itu. Mau lihat acaranya gak?" Tawar Khalif masih dengan seringai di bibir. Alexa menepuk-nepuk pundak Khalif.

"Gak usah Lif, dia juga kayaknya gak mau." Kata Alexa memancing reaksi Susanti.

"Ayo antarkan aku ke sana." Pinta Susanti yang dengan senang hati di turuti oleh Khalif dan Alexa.

Akhirnya mereka berangkat menuju mansion kakek Djaya yang saat ini sedang mengadakan acara pernikahan suami Susanti dengan masa lalunya.

Di perjalanan Alexa mengabari orang suruhannya untuk meliput kekacauan yang akan terjadi. Secara pernikahan itu tidak di siarkan di negara ini, mengingat kakek Djaya adalah orang terkenal di negara ini cukup mustahil kalau tidak di siarkan. Akhirnya Alexa berinisiatif untuk menyiarkannya nanti.

Mereka sampai, dan Susanti berlari menuju pintu utama mansion. Dia menatap tidak percaya, di sana ada suaminya yang sedang mencium kening seorang perempuan. Dengan air mata bercucuran Susanti mendekat dan langsung menampar pipi suaminya.

"Tega kamu mas! Aku bahkan berusaha bertahan hidup di tangan Alexa, tapi kamu? Bahkan kamu tidak mencariku dan malah menikah lagi?! Dasar laki-laki brengsek!" Dengan emosi menggebu-gebu Susanti kembali menampar suaminya, dia pun menampar perempuan yang sekarang sudah menjadi madunya. Para tamu undangan menatap tak percaya adegan di depannya, bahkan kakek Djaya pun menatap tak percaya ke arah Susanti.

Sebulan yang lalu ada yang mengabarinya bahwa Susanti telah meninggal, jasadnya ada di pinggir sungai dan dia sendiri pun mencari lalu menguburkan nya. Tapi sekarang? Menantunya itu ada dan berdiri di depan sana.

Alexa dan Khalif yang menonton itu tersenyum puas, diam diam mereka bertos ria. Rencananya berhasil 100% Alexa pikir orang-orang yang ada di sana sangat dungu, tidak bisa membedakan mana yang asli dan palsu.

Menyandarkan tubuhnya di daun pintu, Alexa melirik kameraman yang sejak tadi menyuting kejadian ini. Dengan penuh drama Alexa dan Khalif datang ke arah Susanti dengan mata berkaca kaca.

"Ayo tante kita pergi saja, mereka tidak menyayangi mu." Kata Khalif penuh drama.

"Suami dan mertua tante sangat bajingan, mereka bahkan tidak berusaha menemukan mu." Kompor Alexa lagi, membuat Susanti menangis keras.

Dalam dramanya Alexa menyeringai puas, lihat sebentar lagi, reputasi kakek Djaya akan hancur. Prediksi Alexa, para besan kakek Djaya pasti akan mencabut saham yang di tanam pada perusahaan kakek Djaya.

Senyum licik terpatri indah di bibir dua saudara itu, kehancuran di depan mata mereka ini adalah suatu momen yang sangat indah.

Wellcome to destruction

Bisik dua saudara itu bersamaan

*****

3 BROTHERS (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang