⚔️ Chap 12 ⚔️

116 8 1
                                    

Vote dulu yuk, biar gak lupa😉

Di pagi yang mendung ini kota Z sedang di gemparkan tentang kematian seorang pengusaha yang cukup terkenal di bidangnya.

Kasusnya adalah pembunuhan, ya! Pengusaha itu di bunuh beserta keluarganya di jam dini hari. Para wartawan sudah berbondong-bondong mengerumuni gerbang Mansion nya, namun para polisi dengan sigap membatasi mereka.

Beritanya tersebar di berbagai media TV. Banyak orang bertanya-tanya, siapakah dalang dari pembunuhan itu?

Dari sekian banyak orang yang bertanya-tanya, ternyata tuan Jardix pun mempertanyakan hal yang sama di benaknya, begitu pula dengan Nyonya Okta.

"Kasihan sekali ya mereka, padahal sudah hidup bahagia, tapi ada saja yang merusuh." Celetuk Nyonya Okta tepat saat Alexa menghampiri keduanya.

"Itu sudah menjadi resiko sayang, seorang pengusaha pasti selalu memiliki musuh. Begitupun dengan mas, jadi kalau sewaktu-waktu hal ini terjadi pada kita apakah kamu siap?" Ujar Tuan Jardix dengan lembut tanpa tau Ada Alexa di dekat mereka.

"Aku selalu siap asal sama mas~" Jawab Nyonya Okta dengan manja, dan terjadi lah acara mesra-mesraan.

"Ekhm! Mohon pengertiannya untuk bapak dan ibuk, karena di sini ada kaum Jomblo."

Yak! Bukan Alexa yang berbicara seperti itu, tapi Khalif yang baru saja turun.

"Yailah bocah ganggu aja bisa nya~" Protes Daddy pada Khalif.

"Loh Ale juga ada di sini? Sejak kapan?" Tanya Mommy bingung, pasalnya dia sedari tadi tak merasakan tanda-tanda ada manusia di ruang tengah selain dirinya dan suaminya.

"Sejak mommy sama daddy ngomongin orang mati mungkin?" Jawab Alexa setengah tidak minat. Sebenarnya dia ngantuk, tapi bosan di kamar, rencananya akan lanjut tidur di ruang tengah tapi gagal karena ada mommy dan daddy.

"Meninggal gitu lo, jangan orang mati, kayak hewan aja~" Protes daddy.

"Hoammm~ dah lah lanjut tidur dikamar aja." Ujar Alexa lalu dengan malas naik menuju kamarnya berada.

Khalif sendiri sudah menjadi orang ketiga di antara mommy dan daddy, membuat daddy kesal setengah mati, dia kan ingin berduaan saja hari ini.

"Lif, sana ke kamar, ngapain malah nyempil di sini?!" Sewot daddy pada anak bontot nya.

"No no no! Nanti daddy malah ngasih aku adek baru lagi, aku gak mau ya!" Tolak Khalif.

"Siapa juga yang mau kasih kamu adek?!" Jawab daddy dengan nada jail nya.

"Sudah-sudah, bareng-bareng gini kan gapapa malah rame." Lerai mommy dengan bijak sana, Khalif yang merasa di bela pun berbangga diri pada daddynya.

Beda cerita dengan Novita yang sudah berdiri dengan bersedekap dada menatap Alexa meminta penjelasan.

"Masuk dulu buk~" Alexa mempersilahkan Novita masuk dengan sopan.

"Baik, jadi ada keluhan apa?" Gurau Alexa saat Novita sudah anteng duduk di sofa yang ada di sana.

"Gue gak lagi pengen bercanda sih." Jawab Novita datar.

"Oke oke, jadi ada perlu apa?" Tanya Alexa dengan wajah polosnya.

"Lo yang bunuh mereka?" Tanya Novita mode serius.

Alexa berlagak seolah berfikir, "hem? Kayaknya sih iya, gak tau gue lupa~" Jawab Alexa dengan main-main.

"Gue gak masalah lo bunuh mereka tapi, jangan sampe daddy sama mommy tau." Ujar Novita memperingati.

"Wakari mashita, nee-san." Jawab Alexa dengan seringai di ujung bibir nya dan setelah nya Novita pergi dari kamar itu.

"Gak janji karena dengan sengaja gue ninggalin jejak, xixixixi." Gumam Alexa dengan di akhiri tawa yang tak biasa.

Deg!

Novita masih bisa dengan jelas mendengar gumaman Alexa, dia melihat kembali pada Alexa yang ternyata sudah terlelap.

"Apa yang lo rencanain Le?" Gumam Novita dengan menatap Alexa dalam.

Ketahuilah bahwa mereka (tiga bersaudara itu) memiliki sisi gelap nya masing-masing, bahkan ketiganya tak akan pernah bisa saling memahami sisi lain mereka.

Terkadang, hal-hal tak terduga yang selalu memancing sisi gelap itu. Dan Novita rasa, Alexa sedang menyembunyikan sesuatu yang besar.

Jam terus berputar, dan sekarang tepatnya jam delapan malam keluarga Tuan Jardix telah siap untuk menghadiri acara keluarga.

Tiga bersaudara telah siap dengan outfit yang sangat menggambarkan kepribadian masing-masing, Novita dengan dress dongker nya tampil cantik dan menawan malam ini.

Alexa yang dengan sengaja couple dengan Khalif, ya mereka menggunakan jas dan celana bahan yang berwarna sama yaitu dongker. Jadi bisa di bilang tiga bersaudara ini couple warna.

"Waduh anak-anak daddy, udah cantik dan tampan nih~" Gurau daddy saat melihat anak-anak nya menuruni tangga secara bersamaan.

"Ya ampun, Ale! Kamu lupa gender apa gimana?" Tegur daddy yang merasa lelah dengan anak perawan nya yang satu ini.

"Engga kok dad, tenang aja~" Jawab Alexa dengan nyengir lebar. Setelah nya mereka masuk ke mobil masing-masing.

Yak! Mereka memutuskan untuk mengendarai mobil masing-masing kecuali daddy dan mommy tentunya. Hal ini di lakukan demi membungkam mulut lower seseorang nantinya.

30 menit berlalu, kini mereka telah sampai di depan pintu rumah nenek dan kakek dari pihak mommy.

Mereka masuk dengan kewibawaan dan keanggunan yang luar biasa. Ternyata sudah banyak orang-orang yang datang dan memenuhi kursi yang telah di sediakan.

"Okta~ akhirnya kamu datang juga." Sapa ibu dari nyonya Okta, atau neneknya tiga bersaudara.

"Bagaimana kabar mu? Baik kan? Jardix becus gak bahagiain kamu?" Pertanyaan beruntun itu di lontarkan oleh nenek (Susiana Syarife ibu Okta Hartiwi) .

"Kalo dia gak becus bilang sama papa." Ujar kakek ( Djaya Soenarjo ayah Okta Hartiwi)

Mommy Okta hanya menanggapi pertanyaan itu dengan senyuman, sudah biasa baginya karena mereka selalu melakukan hal yang sama.

"Alexa mana? Jangan bilang anak itu gak datang?!" Tanya nenek Susi dengan wajah garang.

"Hadir kok " Jawab Alexa dengan maju selangkah.

Menghela nafas lalu, "kamu itu perempuan, kenapa berpenampilan seperti laki-laki? Apa kamu tidak bersyukur atas apa yang sudah di berikan Tuhan pada mu ha?!"

"Coba lihat sepupu-sepupumu, semuanya menjadi orang yang jelas dan di hormati, tidak seperti kamu. Coba nenek tanya, kamu sudah memiliki apa saja di umur segini? Hm?" Tanya nenek Susi.

Alexa tersenyum lalu, "kalo gak mau gimana?" Tanya balik Alexa dengan nada jailnya.

"Pffftt~" Khalif membekap mulutnya yang hampir menyemburkan tawa.

"Nih gak di suruh duduk nih?" Tanya Novita yang sudah lelah berdiri.

"Ya ya, silahkan duduk." Kakek Djaya mempersilahkan keluarga anak bungsunya untuk duduk.

"Dek, anak kamu kurang sopan sama papa mama." Tegur kakak ipar Nyonya Okta dengan menatap sinis tiga saudara.

"Iya tuh, Jangan-jangan gak pernah di ajarin lagi ya? Atau saking sibuknya cari duit sampe gak bisa didik anak?" Ipar yang lain pun ikut memanas-manasi keadaan.

"Baru juga datang udah main kompor-komporan aja~" Batin Khalif lelah, dia melirik daddy yang ternyata sedang menahan gejolak emosi.

*****

Di bantu dengan klik tanda bintangnya ya bestie 😙






3 BROTHERS (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang