Jangan lupa vote ya cantik 💖
Novita pulang ke mansion dengan wajah yang lelah, baju yang kusut dan, mood yang berantakan.
Entah mengapa akhir-akhir ini pekerjaannya terasa sangat banyak dan menumpuk setiap harinya. Ingin berteriak menyerah pun belum ada yang mau menafkahi nya. Ya meski daddy pun masih sangat sanggup untuk memenuhi kebutuhannya, tapi apa iya dia akan seperti itu terus sampai jodoh menjemputnya?
Kemarin jam 05:20 pagi dia berangkat ke kantor, hari ini baru pulang setelah menginap dengan berkas-berkas tercintanya. Melirik jam di pergelangan tangan nya, ini sudah jam 16:30.
Novita melihat mommy duduk seorang diri di ruang keluarga, entah apa yang di pikirkannya sampai tak sadar kalau Novita sudah berdiri di sampingnya.
"Mom, sedang memikirkan apa?" Tanya Novita dengan wajah penasaran. Mommy tersentak kaget dan langsung menjawab pertanyaan Novita dengan gelengan.
"Sini duduk" Kata mommy dengan menepuk sofa di sebelahnya. Novita menurut dan langsung mendudukan dirinya di sofa.
"Ale pulang?" Tanya Novita pada mommy, kembali mommy jawab dengan gelengan. Anaknya yang satu itu bahkan tidak pulang-pulang selama tiga hari ini, katanya terlalu jauh jika harus berangkat ke kantor dari mansion jadi dia menginap di kantor atau di apartemen dekat dengan kantornya. Mommy tak bisa melarang karena Alexa itu sangat keras kepala.
Novita mengangguk saja, bukan hanya dirinya yang sangat sibuk, tapi adiknya pun pada sibuk. Baik Alexa maupun Khalif yang saat ini mulai lancar menjalankan amanah dari kedua kakaknya. Ya! Khalif sudah memegang tambang emas Alexa dan restoran milik Novita yang kini sudah atas nama Khalif.
Matanya beralih melirik pada seseorang yang turun dari tangga dengan langkah pelan. Seketika saja mood Novita bertambah buruk, bisa tidak sih dia memiliki waktu berdua dengan mommy? Ada banyak keluhan yang ingin dia ceritakan pada mommy. Kenapa sekarang semua itu menjadi sulit?!
"Mommy~" Suara kekanak-kanakan itu mampu membangkitkan emosi Novita.
Brak
"Aku ke kamar dulu mom" Pamit Novita dengan aura yang mencengkam. Mommy hanya mengangguk lesu. Dia juga merasakan akhir-akhir ini menjadi jauh dengan anak-anaknya, faktor dari tanggung jawab mereka di kantor dan juga, anak yang saat ini sedang memperlihatkan wajah polosnya. Entahlah, semakin lama mommy sendiri merasakan muak.
"Cleo, kemari sebentar mommy ingin bicara." Suara mommy sangat tegas tidak seperti biasanya. Mungkin ini adalah waktunya, dia tidak boleh selalu pasrah di tekan oleh keluarganya. Saat ini dia sudah memiliki anak-anak yang hebat, jika suatu saat nanti dia terluka atau mati, setidaknya anak-anaknya sudah bisa hidup mandiri.
Cleo menghampiri mommy masih dengan wajah polosnya. Wajahnya seolah menunggu apa yang akan di katakan mommy?
"Mommy ingin meminta sesuatu pada mu." Kata mommy dengan pandangan yang dingin. Cleo tidak terbiasa di tatap begitu oleh mommy.
"A-apa mom?" Tanyanya gugup.
"Ubah sikap mu, kamu itu sudah dewasa, hanya berjarak dua tahun dengan Khalif. Khalif saja dari kecil sudah bisa bersikap dewasa dan tidak kekanak-kanakan. Coba kamu seperti dia, mommy lelah melihat tingkah mu yang seperti anak kecil. Apa lagi dengan cara bicara yang di buat-buat."
"Bahkan di umurnya yang sekarang khalif sudah di beri amanah oleh kedua kakaknya untuk memegang kendali beberapa bisnis mereka. Coba kamu contoh Khalif."
Biarlah mommy di katakan jahat, dia sudah lelah mengurus anak ini layaknya balita umur empat tahun. Awalnya dia masih bisa menerimanya karena mommy pikir cepat atau lambat dia akan berubah. Tapi nyatanya? Sudah sekian lama dia tidak berubah-berubah.
Hati Cleo mencelos, dia tak tau jika mommy risih dengan sikapnya yang seperti ini. Tapi dia juga tidak bisa langsung berubah begitu saja, apa lagi di banding kan dengan Khalif. Seorang ketua geng motor, memiliki kerja sama dengan agen besar dan, sudah mulai meniti karir bisnisnya. Apakah Cleo bisa menyusul Khalif?
Tanpa banyak kata Cleo hanya mengangguk, dan setelah mommy memerintahkannya untuk ke kamarnya barulah Cleo pergi. Dia berfikir untuk mulai merubah kebiasaan dalam berbicara.
*****
Jam 20:15 Alexa pulang dengan wajah tak kalah kusut dengan kemejanya. Dasinya hanya menggantung tanpa terikat, jasnya dia tenteng bersama dengan tas kantor nya. Hari ini dia benar-benar lelah, tapi syukurnya hari ini adalah akhir dari kencan dengan berkas menumpuk nya. Kedepannya dia akan bekerja dengan normal tanpa harus menyita banyak waktu.
Langkah kakinya yang lebar itu menuntunya ke arah ruang tamu, tampilan dengan rambut acak-acakan tidak mengurangi sedikitpun kharisma nya. Alexa seperti bad boy saat ini, padahal dia perempuan wkwkwk.
Matanya menatap terkejut kala melihat banyak orang di ruang tamu. Ada apa ini? Apa dia ketinggalan sesuatu? Karena berkas sialan itu membuat dia ketinggalan berita!
Di ruang keluarga ada mommy dan daddy, ada Khalif dan Cleo, lalu ada enam orang lainya yang salah satunya dia kenal. Mereka menatap Alexa, namun yang di tatap kembali acuh dan melanjutkan perjalanannya menuju dapur. Kenapa tidak ada yang mengabarinya?! Pikir Alexa dengan wajah menjadi lebih kusut. Karena lelah membuat mood dia menjadi sensitif.
Sampai di dapur dia melihat meja sudah full dengan makanan, dia yakin sebentar lagi mereka yang ada di ruang keluarga akan makan bersama di sini. Tanpa menyentuh sedikitpun, Alexa pergi menuju kamarnya. Sampai di sana dia melempar tas serta jasnya, menyambar katana kesayangan tak lupa kunci motor. Dia perlu sedikit hiburan saat ini.
Aura senggol bacok pun terasa pekat saat Alexa kembali melewati ruang tamu begitu saja. Novita dan Khalif paham betul apa yang terjadi pada Alexa saat ini. Namun, saat akan menyusul, baik Novita mau pun Khalif di tahan oleh daddy. Tidak mungkin dua anaknya ini akan meninggalkan tamu mereka seperti Alexa.
Tanpa mereka sadari seseorang menatap Alexa dengan pandangan berbeda. Matanya melirik Alexa penasaran, rasa tertarik tiba-tiba saja muncul, dan entah kenapa jantungnya berdebar-debar saat melihat punggung tegap Alexa. Tapi apakah ini wajar? Bukankah dari penampilan Alexa itu adalah laki-laki? Pikir orang itu.
"Maafkan sikap anak saya Alexa. Dia memang dingin seperti itu." Ujar daddy merasa tak enak pada tamunya.
"Dia Alexa?! Anak gadismu yang itu?!" Tanya pria paruh baya yang merupakan teman lama Daddy.
Daddy hanya mengangguk. "Wah wah, aku tak menyangka akan melihat Alexa saat ini. Ku dengar dia menempati nomor satu di negara abjad ini, apakah benar?" Tanya orang itu penasaran.
"Syukurnya itu benar, Novita pun menempati nomor satu di dunia gelapnya." Ujar daddy tak lupa memasang smirk kala melihat orang itu terperangah.
Diam diam seseorang mengucap syukur saat tau ternyata dia tidak belok.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
3 BROTHERS (TAMAT)
Roman pour Adolescents𝙵𝙾𝙻𝙾𝚆 𝚃𝙴𝚁𝙻𝙴𝙱𝙸𝙷 𝙳𝙰𝙷𝚄𝙻𝚄 ‼️𝙉𝙊 𝙋𝙇𝘼𝙂𝙄𝘼𝙏‼️ Novita, Alexa, Khalif. Tiga manusia gila yang sangat di hindari oleh masyarakat, bukan gila karna tak waras! Namun gila akan menghabisi nyawa orang lain. Sebut saja mereka sikopat. Ti...