2 - Absen

159 7 0
                                    

"Perkenalkan, saya Bu Ida, wali kelas kalian. Saya ucapkan selamat datang kepada kalian semua, semoga kalian betah dan selalu bersemangat." Bu Ida lalu duduk dan membuka lembar absen kelas. "Karena ini hari pertama, Ibu tidak akan memanggil nama kalian. Tapi kalian sendirilah yang maju memperkenalkan diri. Gimana? Gak apa-apa, ya?"

Sekelas menjawab serempak, "Iya, Buuu ...!"

"Dimulai dari kamu ya, Cantik," kata Bu Ida kepada siswi yang duduk paling depan -di hadapannya. "Maju, perkenalkan diri kamu. Sebutkan nama, hobi, dan cita-cita kamu."

Gadis itu berdiri dan maju ke depan kelas. "Halo, namaku Verona Talitania. Hobiku menulis, dan bercita-cita ingin jadi penulis terkenal," katanya.

"Panggilannya siapa, Cantik?" tanya Bu Ida.

"Oh ..., Vero, Bu."

Vero berambut panjang yang berwarna hitam keemasan -memang rambut berwarna diperolehkan di sekolahku. Wajahnya cantik dan bentuknya agak bulat chubby. Seingatku, aku tidak begitu mengenal Vero -hanya sekedar teman biasa.

"Halo, nama saya Priya Kirana. Biasa dipanggil 'Kirana'. Hobi ..., dance ..., dan cita-cita ingin jadi dokter." Gadis selanjutnya memperkenalkan diri.

Kirana juga cantik, meskipun wajahnya agak jutek. Gaya berpakaiannya mirip dengan anak SMA di jaman sekarang -masa saat aku yang dewasa, bajunya slim-fit; model rok span dengan single rempel di setiap sisinya. Sangat trendi dan memamerkan lekuk tubuhnya yang proporsional. Aku juga tidak begitu mengenalnya.

Aku penasaran mencari-cari dimana Jihan berada, tapi tak kutemukan. Tak ada juga bangku kosong, yang menandakan mungkin ia tidak masuk atau terlambat.

Setelah beberapa murid yang seingatku tidak kukenal dekat, maju gadis cantik berikutnya yang cukup kuingat dengan baik. "Halo, aku Prasasti Andini. Aku biasa dipanggil Sasti. Hobiku, mmm ... banyak, heheheh. Cita-cita belum tau, hehehe,"

"Lho? Kok belum tau? Harus tau dong, Sayang .... Nanti tugas kamu untuk cari tau mau jadi apa, ya?"

"Hehehehe. Iya, Bu."

Sasti. Gadis cantik yang pintar dan periang dengan tubuh yang ... bagus. Matanya bulat, tulang pipinya sedikit menonjol. Rambutnya hitam panjang bergelombang. Ia salah satu teman dekatku nantinya.

Tak lama berselang, giliranku yang maju memperkenalkan diri. "Halo, nama saya Zia Magistra, atau biasa dipanggil Magi. Hobi saya main musik, dan cita-cita saya ...." Aku lalu terdiam. Kulihat Ratu yang posisi duduknya ada di tengah kelas, seketika aku ingat dia di masa depan yang sedang berduka karena kematian putrinya. Paras menawan gadis yang penuh percaya diri itu akan hancur ditimpa kesedihan 20 tahun lagi ....

"Cita-citanya apa, Gi? Kok malah ngelamun?" Bu Ida menegurku.

"Eh, anu .... Jadi ... polisi, Bu," sahutku.

Aku lalu kembali duduk. Gambar pemakaman putrinya terbayang di kepalaku. Ratu adalah wanita tercantik di sekolah ini. Hidungnya mancung; rambutnya pendek hitam kecoklatan, ia memakai jepit rambut di samping belahan rambutnya. Ia bernama lengkap Ratu Cintayu, dan akan digandrungi para lelaki yang berebut untuk mendapatkan hatinya.

Disebelahnya kulihat Florina Kamini, wanita yang akan menjadi sahabat dekatnya nanti. Flo berwajah sangat galak dan suka memakai lipstik berwarna merah gelap. Auranya semakin terasa congkak jika ia mengunyah permen karet di mulutnya. Tipikal gadis yang suka mem-bully.

Fendi dan Genta juga akhirnya mendapat giliran memperkenalkan diri. Kedua sahabatku itu sama-sama suka bermain musik. Fendi akan menabuh drum, dan Genta memetik bass di band kecil kami nanti.

Deduksi Astral - [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang