20 - Telaga Pembuka

49 1 0
                                    

Semakin hari, aku semakin dekat dengan Jihan. Apalagi selera musik kami sama -punk rock, meskipun sebenarnya aku menyukai hampir semua jenis musik. Sasti juga menyukai musik, tapi Jihan lebih dari sekedar penikmat, ia juga mendalaminya - gaya berpakaiannya seolah mewakili musik yang disukainya. Sebenarnya masih jauh memang, aku bahkan belum sampai menggandeng tangannya. Tapi setidaknya frekuensi interaksi kami semakin intens. Aku pun hampir setiap hari mengantar Jihan pulang.

Saat ini sudah waktunya pulang, aku sedang menunggu Jihan di depan kelasnya. Kulihat Jihan dan Sasti sedang mengobrol di kelas, entah apa yang mereka bicarakan. Kianti tak ada, mungkin ia sudah pulang duluan bersama Gadis.

Jihan pun lalu menghampiriku begitu melihatku sudah ada di depan kelasnya. Kami jalan bersama menuju parkiran motor.

Tiba-tiba Jihan bertanya sesuatu hal yang ... sebenarnya kutakutkan. "Gi ..., Cleo itu ... mantan lo, ya?"

"Ha? Mantan? Kata siapa?"

"Ya ... ada, deh. Pokoknya ada yang bilang begitu. Emang bener?"

Ngeheee! Gue bingung harus gimana.

"Enggak, kok. Bukan. Dia bukan mantan gue," kataku.

"Yang beneeer??? Jangan bohooong,"

"Sumpah, bukan!" Aku sedikit meninggikan suaraku untuk meyakinkannya.

"Ooh, ya udah kalo gitu. Kan cuma nanya, gak usah ngotot gitu, dong," katanya sambil tersenyum nyinyir.

Ini pasti gara-gara Sasti, nih ...! Fuck!

Tapi ... jangan-jangan Jihan cemburu. Benar, kan? Berarti ini sebuah peluang buatku.

"Han,"

"Hm?"

"Besok ada acara, gak?" Kebetulan besok hari Kamis dan tanggal merah, minggu ini akan menjadi long weekend karena hari Jum'atnya juga libur.

"Mmm ... emang kenapa?"

"Jalan, yuk?"

"Kemana?"

"Nonton. Mau, gak?"

Dia terlihat berfikir sejenak. "Nonton apa?"

"Apa, kek. Men In Black 2,"

"Berdua doang?"

Kami sampai di parkiran motor. Aku lalu memberikan helm padanya; bersiap-siap.

"Iya. Mau, gak?" Aku menyalakan motor; ia naik di belakang.

Kebetulan aku berpapasan dengan Gadis dan Kianti di parkiran mobil. Gadis melambaikan tangan padaku, sementara Kianti cuek saja, tapi tatapan matanya tajam.

"Beneran Cleo bukan mantan lo?" Tiba-tiba Jihan kembali menanyakan Kianti, mungkin karena tatapan Kianti ke arah kami yang terlihat ... cemburu???

"Ya ampuuun, masih nanya itu juga. Beneran bukaaan," sahutku.

"Tapi kok kayaknya dia gak suka liat kita bareng?"

"Mana gue tau???"

Aku sedikit merasa kesal. Bukan pada Kianti, tapi ... kenapa Jihan harus cemburu padanya? Ia bahkan tak pernah melihatku dekat dengannya.

"Ya, udah. Boleh aja," katanya tiba-tiba.

"Boleh?"

"Iya. Katanya mau ngajak nonton?"

"Oh, hehehe. Oke, kalo gitu besok gue jemput, ya?"

Akhirnyaaaaa!!! Nge-date sama Jihan!!!

Deduksi Astral - [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang