31 - Peep [Explicit]

99 0 0
                                    

Hujan turun dengan derasnya di petang ini. Sejak tadi, kami hanya menyelesaikan menonton film Titanic yang tadi terlewatkan. Gadis tak berkomentar soal film seperti di awal-awal tadi, ia juga tidak duduk bersandar padaku lagi. Ia duduk sambil memeluk bantal di sebelahku.

Waktu menunjukkan pukul 7 malam, dan film telah selesai. Ini yang kutakutkan, selanjutnya apalagi? Mengobrol? Setelah kami ML karena terbawa suasana? Kurasa akan sangat sangat canggung!

"Gi ...," panggilnya. Ah! ..., memang harus terjadi. Percakapan canggung!

"Ya ...?"

Tatapannya menerawang ke depan. "Tadi ... enggak seharusnya terjadi, Gi ...,"

" ...." Aku tak menjawabnya.

"Itu salah ..., jangan sampai Cleo tau, Gi. Bisa kacau nanti." Gadis menundukkan kepalanya.

"I ... Iya, Dis ...," jawabku.

"Gue gak mau persahabatan gue harus ancur gara-gara ini. Pokoknya ini cuma rahasia kita berdua ...,"

"Iya ..., maaf ya, Dis. Gue gak-"

"Udahlah, Gi. Udah kejadian ...," tukasnya.

Insting laki-lakiku berseru untuk mendekatinya dan memberinya pelukan hangat. Gadis yang duduk meringkuk pun kupeluk dalam dinginnya cuaca malam ini. Kuusap-usap lengannya.

"Udah, Gi. Takut keterusan ...," katanya sambil melepaskan diri dariku.

Fuck! Gue masih pengen dijepit sama memek botak lo padahal, Dis ....

Aku lalu berdiri dan melangkah ke pintu. Kuambil jaket dan memakai sepatuku. Lebih baik aku pulang saja.

"Eh? Mau kemana, Gi?" Gadis bertanya begitu melihatku memakai sepatu.

"Ya ... pulang, lah,"

"Pulang? Yaaah ..., kok pulang? Gue sendirian, dong ...? Katanya mau temenin ...???" keluhnya dengan suara manja.

"Besok LDKS, Dis,"

"Emang kenapa? Emangnya ... gak bisa berangkat dari sini?"

"Dari sini? Terus ... gue nginep, gitu?"

Gadis pun diam. Mungkin ia juga baru sadar, kalau aku menginap, bisa-bisa ... jadi bahaya!

Ia lalu berdecak dan menghampiriku.

"Iya, sih ... ribet, ya ...?"

"Bukan ribet, Dis. Gua gak akan kuat ..., sumpah ..., jadi mending gue balik aja," jawabku.

Raut wajahnya memerah karena malu.

"Tapi kan masih ujan ...," katanya lagi.

Eeet, ini cewek. Ini maksudnya mau lagi???

Aku hanya menatapnya sambil tersenyum kecil. Kemudian aku melambaikan tangan padanya berpamitan untuk pulang.

"Makasih, ya ...," ucapnya pelan. Ia tersenyum manis.

Aku lalu meninggalkannya dan pulang dalam keadaan hujan. Kemaluanku tak ingin pergi, masih mau main di sini, tapi ... sebaiknya aku pulang saja. Gadis bukan sembarang wanita, ia sahabat Kianti ....

---

Dapat kupastikan, Gadis ternyata memang salah satu pemilik celana dalam yang kumiliki. Celana dalam berwarna biru muda yang bermodel bikini. Jadi ... kini tinggal empat celana dalam lagi yang belum kuketahui siapa pemiliknya. Aku tak sempat terlalu memikirkannya, karena harus bersiap menghadapi LDKS ke-dua.

Deduksi Astral - [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang