24 - Penjelasan [Explicit]

139 0 0
                                    

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Kianti yang ternyata sedang duduk di kursi di sebelahku.

"Ini ... di mana?" tanyaku kebingungan.

Wajah Kianti berubah menjadi serius. "Kamu ... habis dari mana?"

"Dari mana ...?"

"Iya. Sebelum di sini, kamu lagi ada di mana?"

"Di ... kamar kamu ...."

Kianti seperti berusaha mengingat sesuatu. "Oh ...." Ia lalu tersenyum, pipinya merona. "Kamu ... lagi mau nginep, ya?"

Aku mengangguk.

"Habis ... hampir begitu, ya ...?" Ia terdengar malu.

Aku pun entah kenapa jadi ikut merasa malu. Kupalingkan wajahku yang sepertinya ikut memerah.

"Akhirnya kita ketemu lagi ..., ternyata kamu bisa tahan ..., hebat!"

Apa maksudnya? Soal tadi? Ini di mana? Masa depan? Tapi kok dia panggil gue 'SAYANG'???

"Kamu ... pasti kebingungan, ya?" Kianti lalu masuk ke dalam, dan kembali dengan membawa segelas teh hangat untukku. "Ini, minum dulu," katanya, kemudian kembali duduk.

"Kamu spesial, Gi," katanya tiba-tiba.

"Maksudnya?"

"Kamu familiar dengan multi-verse?"

"Multi-verse? Kayak di film-film?"

Kianti lalu tersenyum. "Iya kayak di film-film. Kamu itu punya kemampuan unik. Kamu bisa pindah universe,"

"Pindah universe???"

"Iya. Kayak sekarang contohnya. Sebelumnya kamu kan ... habis ... ehm! Habis begitu di kamarku, kan?"

"I-I-Iya, tapi ... aku masih SMA ...,"

"Hehehe. Iya, justru itu yang bikin kamu itu unik. Kamu bisa pindah universe ke masa depan, tapi kamu gak bisa linear. Bukan berarti gak bisa apa-apa, kalo di masa yang sama, kamu bisa astral untuk melihat kemungkinan-kemungkinan di masa depan atau kejadian-kejadian di masa lalu," jelas Kianti yang terlihat cantik dan dewasa.

"Umurku ... sekarang berapa?"

"27,"

"27??? Terus ... sekarang ini tuh di mana?"

"Di apartemen kita, Gi. Di universe ini, kita udah nikah,"

"Ha? Nikah!?!?!?" Aku terkejut mendengarnya. Bagaimana mungkin???

"Gak usah kaget sampai kayak gitu juga, kali." Wajah Kianti menunjukkan jika ia sedikit tersinggung.

"S-Sorry ..., aku kaget aja dengernya," kataku meminta maaf.

"Gak apa-apa. Mumpung kamu lagi di sini, kamu mau tanya apa aja? Biar aku jelasin, biar kamu ngerti."

Aku pun lalu menceritakan kisahku. Dari mulai kejadian anaknya Ratu yang bunuh diri secara misterius, hingga akhirnya perjalananku yang kembali ke masa SMA. Kianti mendengarkanku dengan sabar. Ia terlihat cantik dengan kaos lengan panjang hitam dan celana hot-pants berbahan kain berwarna abu-abu.

"Ooh, jadi kamu dari universe yang kamu itu jadi detektif, ya? Baru kali ini aku ketemu kamu yang detektif, hehehe. Keren," katanya sambil menunjukkan wajah kagum.

"Iya. Aku ngerti dengan konsep multi-verse, dimana setiap tindakan menimbulkan cabang lini waktu yang baru. Tapi ..., baru kali ini aku denger soal pindah universe tapi di masa depan. Jadi ... masa ini bukan lini waktuku?"

Deduksi Astral - [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang