35 - Original Crush, Original Plan

153 1 0
                                    

Aku sedang termenung menerawang melihat langit malam tanpa bintang dari jendela kamarku. Pikiranku terasa kacau! The Carnivalé pun bubar karena permintaan Fendi yang entah kecewa padaku, atau mungkin sibuk menikmati dunia barunya bersama Sasti. Genta masih suka bersama denganku, tapi ... semua terasa berbeda sekarang.

Aku merunut kisah cintaku di masa ini. Kianti dengan segala romantisme tanpa statusnya yang akhirnya mengkandaskan harapanku dengan Jihan; Tari yang merupakan pemicu perilaku keranjingan seksku; kedekatan dengan Sasti; perselingkuhan tak sengaja bersama Gadis; gairah dadakan di tepi sungai dengan Kirana; Ratu, si penyebab perjalanan waktuku.

Aku tak mau seperti ini, seperti sekarang, sendirian ....

Kupacu motorku menuju apartemen Gadis. Aku mengirim pesan bahwa aku menunggunya di lobby, aku mau bicara. Lalu Gadis pun turun ke lobby, ia memakai sweater hoodie putih yang kebesaran dan celana pendek hot pants abu-abu. Kami menuju kedai kopi kecil yang tak jauh dari situ.

"Mau ngomong soal apa, Gi?" tanya Gadis memulai pembahasan.

Aku tak lantas menjawabnya. Sebenarnya, aku pun bingung mau membahas apa dengan Gadis. Apakah soal Kianti? Atau ... soal kami berdua?

"Soal Cleo?" tanya Gadis.

Aku diam. Kutatap matanya sambil tersenyum. Kekeluarkan bungkus rokok, dan kunyalakan sebatang.

Kemudian Gadis bicara lagi. "Lo tau gak, siapa cowok pertama yang gue suka di sekolah ini?"

"Ya Jerry, lah," jawabku. "Lo seneng ya sekarang? Akhirnya bisa sama Jerry juga,"

"Bukan. Jerry itu cowok yang menurut gue ganteng." Gadis tersenyum.

"Terus? Fendi?"

"Ya gila aja lo, Gi. Kalo emang gue suka sama Fendi, kenapa gak jadian dari dulu? Jelas-jelas dia suka sama gue,"

"Terus? Siapa, dong?"

Gadis menoleh. "Lo, Gi ...," katanya dengan wajah ... datar. "Lo cowok yang pertama kali gue suka di sekolah ini ..., bahkan sampai sekarang."

Aku ... bengong. Aku terkejut! Tak kukira sama sekali.

"Tapi ... sebelum gue sempet cerita sama Cleo, tiba-tiba dia bilang duluan kalo lo tuh 'lucu juga' katanya. Gue tau banget, dia suka sama lo. Dan dia itu gak pernah suka duluan sama cowok sebelumnya, jadi ... gue ngalah, deh." Ia menyeruput kopi yang tadi dipesannya. "Gue coba kejar Jerry aja ...,"

"Tapi ...—"

"Gue gak cium lo gitu aja cuma karena gue galau, kali." Senyumnya menyeringai, ia lalu menggigit bibirnya. "Gue ... penasaran, kayak apa rasanya ...."

Pipiku memerah; kupalingkan wajahku karena malu.

"Abis gue gemes juga liat lo sama Cleo yang tarik-ulur gak jelas." Gadis beralasan, menjustifikasi dirinya sendiri.

"Dan sekarang, lo malah jadian sama Jerry," kataku bermaksud menyindirnya.

"Terus gue harus gimana? Nge-jomblo aja kayak orang bego? Rasanya gue juga gak ada harapan dari lo, deh. Ya kan?" Ia terdengar agak kesal. "Lagian apa urusan lo kalo gue jadian sama Jerry? Suka-suka gue, dong! Men—"

"Tapi gue gak suka ...!" seruku pelan.

Gadis kaget akan reaksiku. Ekspresi wajahnya bengong. "K-Kenapa ...? Kenapa gak suka ...?"

"Ya pokoknya gue gak suka ..., gue gak sudi liat lo sama Jerry ...!"

Gadis menyandarkan punggungnya di sofa. "Lo ... kayak gini karena punya perasaan sama gue ...? Atau ... karena kita ... udah pernah ... gituan ...?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deduksi Astral - [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang