13 | Di luar dugaan

204 5 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen🥰

Happy Reading
.
.
.
🍒🍒🍒


"Mau sampai kapan berpuran-pura sekarat?" Ujar Gilang yang sedari tadi berusaha menahan tawanya melihat tingkah Kinan yang kekanakan menurutnya, namun menggemaskan tentu saja.

___________________________

Kinan yang medengar itu tentu saja kaget bukan kepalang. Bagaimana tidak suara bosnya itu terdengar sangat dekat, tepat berada di sampingnya.

Kinan yang mendengar itu masih belum mau membuka matanya. Kinan masih kekeh dengan perpura pura tidur, seolah olah tidak terganggu dengan suara Gilang yang terang terangan menyindirnya.

Berbeda dengan Gilang yang sudah merubah posisinya menjadi berbaring di samping Kinan dengan jarak yang hanya sejengkal orang dewasa. Pandangan Gilang sedari tadi tidak lepas sedikitpun dari wajah Kinan, seolah olah di wajah Kinan ada magnet yang menarik dan membuat dirinya tidak bisa lepas dari wajah cantik itu.

"Masih mau berpura-pura tidur" ujar Gilang tepat di depan wajah Kinan.
Kinan yang merasakan hembusan napas di sertai suara serak di depan wajahnya seketika menegang, kali ini merasakan aura yang berbeda.

Kinan menyerah, sudah tidak sanggup lagi melanjutkan sandiwara ini. Seketika Kinan melambaikan tangan ke kamera, seolah olah Kinan saat ini sedang melakukan uji nyali.

Kinan membuka matanya, dan seketika dirinya tidak bisa menyembunyikan keterkejutan di wajahnya melihat wajah bosnya saat ini sudah berada di depan wajahnya. Jarak antara wajah Gilang dan Kinan hanya berjarak 2 cm. Namun yang membuat Kinan bingung adalah, kenapa tubuhnya tidak bisa di gerakkan seolah olah karpet yang di tidurinya barusan adalah lem yang menahan dirinya bergerak.

Berbeda dengan Gilang, justru dirinya semakin terpaku memandangi warna bola mata indah Kinan yang coklat terang, sangat pas dengan wajah cantik di depannya. Entah siapa yang memulai namun Kinan merasakan bibir lembut sudah menempel pada bibirnya. Seketika pikiran Kinan blank, Kinan sudah tidak bisa berpikir jernih saat bibir itu memangut kedua bibirnya meminta lebih, mengundang Kinan membalas ciumannya. Seolah masih belum cukup, Kinan merasakan lidah itu menerobos bibirnya agar di beri jalan. Kinan yang paham dengan itu membuka bibirnya perlahan, Gilang yang merasakan itu langsung menerobos bibir manis nan lembut itu dengan napas yang memburu. Kinan membalas ciuman Gilang dengan tidak kalas panasnya, seolah olah sudah tidak ada lagi hari esok untuk bisa merasakan pangutan di bibir itu.

"Ahh.." Kinan meringis merasakan bibirnya yang sengaja di gigit oleh Gilang langsung melepaskan tautan bibirnya dengan mendorong pundak Gilang dengan sedikit kasar.

Gilang yang melihat Kinan yang meringis memagangi bibirnya hanya terkekeh pelan, seolah olah ringisan Kinan adalah hiburan di matanya.

Kinan yang melihat itu mendengkus kesal, entah apa yang ada dipikiran bosnya itu. Gilang yang melihat raut kesal Kinan tidak bisa menahan tawanya.

"Astaga.." ujar Gilang gemas dan mengacak acak rambutnya sendiri seperti orang kesurupan.

"KINAN!!! GUA CABUT DULU ADA URUSAN BYE" Ujar Dara berlarian menuju pintu dengan menenteng tas dan sepasang sepatu di tangan kirinya.

Kinan yang melihat itu seketika sadar dengan tingkah sahabatnya itu, berusaha bangun mengenjar Dara yang berusaha kabur meninggalkan Kinan. Namun usaha Kinan mencoba bangun adalah hal sia sia, karena dengan cepat Gilang menahannya dan membawa Kinan kedalam pelukannya. Seketika sekujur tubuh Kinan membeku. Kinan dapat merasakan debaran jantungnya yang kian menggila, entah apa yang terjadi saat ini Kinan belum paham salam sekali.

Ternyata bukan hanya debaran jantungnya saja yang kian menggila, namun debaran jantung orang yang tengah memeluknya saat ini juga tidak kalah gilanya dengan debaran jantungnya. Hal ini bisa Kinan rasakan dengan tidak adanya jarak di antara mereka.

Kinan merasakan helusan perlahan di punggungnya oleh telapak tangan hangat yang saat ini berada di punggungnya yang tertutup blouse. Perlahan turun kebawah dan entah bagaimana tangan itu sudah berada di punggung telanjang Kinan. Usapan itu sangat menyiksa Kinan, kian merambat ke bagian perut rata Kinan. Seketika Kinan tersadar dan mendongak memandangi wajah tampan itu meminta penjelasan, namun wajah tampan itu hanya membalas dengan senyuman hangat di bibirnya.

Kinan terpaku memandangi senyuman hangat yang tercipta oleh wajah tampan lelaki di tengah memeluknya ini. Kinan akui lelaki ini memang sangat tampan, Kinan tidak menampik hal itu. Bahkan wajah tampan itu bertambah berkali kali lipat dengan senyuman yang di berikan oleh bibir lelaki itu.

"It's mine" ujar Gilang dengan bisikan tepat di depan bibir Kinan.

Cup

Bibir itu kembali mengecup bibir Kinan sebentar, kemudian beralih ke pipi, kemudian ke hidung dan di akhiri dengan kecupan di kening Kinan yang lumayan lama. Jika di tanya apakah Kinan marah, tentu saja jawabannya adalah tidak. Jangankan marah, mengeluarkan sepatah kata pun bibir Kinan terasa kelu karna perlakuan lembut dari Gilang yang dapat di rasakannya, membuat aliran darahnya terasa berhenti dan pipinya terasa kian memanas.

"Tadi ngapain akting sekarat segalah sih?" Tanya Gilang terkekeh memandangi Kinan. Kinan yang mendengar itu seketika menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, Kinan malu bukan main. Tindakan Kinan tersebut membuat tawa Gilang pecah.
Kinan yang sudah terlanjur malu langsung membalikkan badannya membelakangi Gilang.

"Cantik sih, tapi kok asem" ujar Gilang mencium tengkuk Kinan. Seketika Kinan terduduk dengan wajah kesal dan langsung mengendus aroma tubuhnya sendiri.

"Wangi kok..." ujar Kinan polos. Gilang yang melihat itu justru terkekeh pelan.

"Gih, mandi dulu sana" ujar Gilang menyuruh Kinan mandi.
Sebenarnya Gilang menyuruh Kinan mandi cuman alasan doang sih, karena ada yang sesuatu yang akan di berikan Gilang kepada Kinan.

"Apaan sih, orang masih wangi juga" ujar Kinan kesal namun dirinya tetap beranjak menuju kamarnya dengan menghentakkan kaki dengan kesal.

Gilang yang melihat itu justru terkekeh pelan memandangi tingkah ajaib Kinan yang kian hilang memasuki kamarnya.

"Jangan sampai gagal" ujar Gilang menghubungi seseorang di seberang sana kemudian langsung memutuskan sambungan tanpa menunggu jawaban dari orang tersebut.

Sembari menunggu Kinan, Gilang membuka ponsel pintarnya melihat berita yang sedang hangatnya di perbincangkan saat ini, siapa lagi kalau bukan sesepupunya yang memang terkenal playboy. Orang itu adalah Rafardan Iriawan pewaris tunggal Iriawan Group yang namanya cukup di perhitungkan di kalangan bisnis di Asia.

Banyak yang menggilai pesona kedua saudara tersebut. Jika Gilang dikenal dengan sosok yang tenang dan jauh dari terpaan gorip miring mengenai dirinya. Hal itu justru berbanding terbalik dengan kakak sepupunya itu, Rafa dikenal dengan sosok kejam di kalangan bisnis dan juga ke playboyannya. Namun semua itu tidak melunturkan pesona seorang Rafa di kalangan wanita yang haus akan belaian dan harta. Banyak sekali gosip miring yang terang terangan membicarakan hubungan baik antar kedua saudara tersebut. Namun kedua saudara tersebut tidak pernah membenarkan hal tersebut. Menurut keduanya hal itu hanya membuang buang waktu mereka yang berharga.


_____________________________________
B

ersambung.....

Jangan lupa vote dan komen biar author makin semangat nulisnya :)

Salam sayang dari author

Jangan lupa tinggalkan jejak :)
Jangan lupa follow🤗

Luv💞

Next--------






After PartyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang