14 | Undangan Mantan

191 5 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen🥰

Happy Reading
.
.
.

🍒🍒🍒

Selesai mandi Kinan keluar dari kamarnya menghampiri Gilang yang sedang bersandar di kursi ruang tamu apartemennya.

"Kenapa?" Ujar Kinan dengan santai. Di saat Kinan sedang berada di kamar mandi tadi dirinya sudah memikirkan bahwa dirinya akan mencoba bersikap biasa saja kepada bos nya itu. Peduli setan batin Kinan menjerit, toh ini di luar jam kerja. Jadi otomatis saat ini Gilang bukan bosnya, melainkan teman, kenalan atau orang asing entahlah Kinan jadi pusing memikirkannya.

Jika ditanya, apakah Kinan akan bersikap malu malu terhadap bos nya ini. Maka jawabannya tentu saja tidak. Gilang saja masih bersikap sama seperti biasanya, masa iya Kinan harus sok jaim segala. Ya gak lah mana bisa begitu. Toh Kinan bukan lagi remaja labil yang baru mengenal lawan jenis. Dirinya adalah wanita dewasa yang sudah berumur 25 tahun. Bersikap malu malu dan sok jaim di depan seorang pria bukanlah seorang Kinan.

Kinan duduk dikursi seberang Gilang dengan santainya menaikkan kedua kakinya. Gilang yang melihat tingkah Kinan yang ajaib itu hanya menggelengkan kepalannya terkekeh pelan.

"Lucu" ujar Gilang pelan, namun masih bisa di dengar oleh Kinan. Namun Kinan tidak mengambil pusing perkataan Gilang tersebut.

"Nih, makasih ya bosqu" Ujar Kinan meletakkan sebuah Black Card di atas meja. Kartu ajaib itu sempat di berikan Gilang kepadanya. Karena Kinan adalah orang baik menurutnya maka sudah seharusnya dirinya mengembalikan kartu tersebut kepada pemiliknya. Akhirnya misi Kinan selesai juga untuk menguras habis isi Black Card itu. Namun hal itu tentu saja mustahil. Bagi seorang Gilang yang berasal dari keluarga hedon memiliki kekayaan sampai tujuh turuan yang tidak akan habis, tentu saja hal itu tidak berarti sama sekali baginya.

Gilang paham betul maksud Kinan meletakkan Black Card di meja tersebut. Namun yang menjadi tanda tanya Gilang kenapa harus di letakkan di sana. Bukannya Gilang sudah memberikan itu kepada Kinan, otomatis benda tersebut sudah berpindah tangan atas nama Kinan pikir Gilang. Orang kaya emang beda ya.

"Ngapain?" Tanya Gilang menunjuk benda yang ada di atas meja tersebut kepada Kinan.

"Loh kok ngapain, ya mau balikin lah" ujar Kinan menjelaskan.

"Ya ngapain di balikin?" Tanya Gilang terheran heran.

"Ya ha-arus dong, itu kan bukan milik saya. Ini kan milik bapak, ya makanya saya kasih lagi ke bapak" ujar Kinan menjelaskan dengan sabar.

"Itu bukan saya lagi pemiliknya" ujar Gilang santai. Namun berbeda dengan Kinan yang semakin heran dengan orang yang bernama Gilang Pradana Ini. Segitu gak berharganya Black card bagi Gilang sampai memberikannya kepada Kinan dengan cuma cuma begini. Emang orang yang terlanjur kaya begini semua ya. Tapi Kinan juga termasuk golongan itu, ya walaupun tidak sebanding dengan Gilang.

"Lah, bercandanya jangan begini amat pak, ntar saya kira serius bapak juga yang rugi." Ujar Kinan kembali menjelaskan dengan kesal.

"Lah, emang siapa yang bercanda sih?" Ujar Gilang kali ini dengan raut wajah serius.

"Hah, ini bapak gak lagi prank saya atau gimana nih?" Tanya Kinan mencari letak kamera di penjuru ruang tamu dengan matanya yang melihat kesana kemari. Siapa tau bosnya ini lagi iseng dan kurang kerjaan, makanya niat banget ngeprank Kinan.
Namun Kinan tidak menemukan keberadaan kamera tersembunyi tersebut.

After PartyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang