16 | Khilaf

532 9 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN🥰

Sebelumnya author mau mengucapkan terima kasih banyak kepada pembaca yang telah mampir ke cerita ini. Enjoy-_-

Happy Reading
.
.

🍒🍒🍒

Sebelumnya

Kamarnya yang mana?" Tanya Gilang berenti pada dua buah kamar yang bersebelahan.

"Kanan--" ujar Kinan pelan, seperti ada keraguan di dalamnya.


________________________________________

***

Gilang membuka pintu kamar yang di sebutkan oleh Kinan dengan wanita itu masih setia perpegangan kepada leher Gilang. Kinan semakin mengeratkan tangannya kepada leher bosnya itu. Seolah-olah takut Gilang akan melepaskannya.

Gilang membiarkan pintu kamar gadis itu tetap terbuka guna mencegah setan mesum plus nakal yang sedang gencar menghasut Gilang berbuat lebih.

Gilang menurunkan Kinan pada ranjang king size yang ada di kamar wanita itu. Namun entah mengapa Kinan masih belum mau melepaskan pegangannya terhadap Gilang, justru malah semakin memeluk Gilang kian erat dengan melingkarkan kedua kakinya di pinggang Gilang.

Berbeda dengan Kinan, Gilang justru dibuat panas dingin karena ulah Kinan yang tidak mau melepaskannya. Seolah olah Gilang menahan bom yang sewaktu waktu siap meledak di dalam dirinya

"Kenapa?" Tanya Gilang lembut.  Pandangan mereka bertemu.

Deg

Bunyi degupan jantung keduanya semakin menggila. Cobaan macam apa ini ya tuhan batin Gilang menjerit prustasi.

Kelamaan berdiri apalagi dengan adanya Kinan di gendongannya membuat kaki Gilang kesemutan. Dengan terpaksa Gilang mendudukkan dirinya pada ranjang dengan Kinan yang masih setia memeluknya erat.

"Babe, kok gak mau lepasin?" Tanya Gilang lembut memandang netra coklat terang itu.

Astaga!!!!

Di luar prediksi, Kinan justru malah membenamkan wajahnya pada celuk leher Gilang. Mau Kinan apa sih sebenarnya. Jangan semakin menguji iman Gilang yang tak seberapa ini jika bersama Kinan. Gilang tidak sekuat itu untuk bisa menahannya ya tuhan.

"Gak mau lepasin..." Ujar Kinan seperti bisikan, namun justru itu semakin membuat Gilang kalang kabut dibuatnya.

"Jangan.." ujar Gilang serak mencoba mengontrol agar tidak membangunkan yang di bawah sana yang saat ini diduduki oleh Kinan dengan santainya. Namun sangat menyiksa bagi Gilang. Sekuat tenaga Gilang mengalihkannya dari pikiran nakal yang bertebaran di kepalanya saat ini.

"Turun yuk" Bujuk Gilang sabar sembari mengelus punggung Kinan dengan sayang.

Kenapa Gilang sangat lemah sekali jika berhubungan dengan Kinan. Sebelumnya Gilang tidak pernah seperti ini tentu saja.

"Udah malam babe.." Ujar Gilang
melihat kepada jam dinding yang berada di kamar Kinan.

Seketika Kinan melepaskan rangkulannya, namun belum berniat untuk turun dari duduk ternyamannya namun begitu menyiksa bagi Gilang.

Kinan menatap Gilang dengan wajah memelas, entah apa yang ada di pikiran ajaib gadis itu.

"Nginap aja ya.." ujar Kinan seperti bisikan seolah olah tetangga sebelah apartemennya akan mendengar ucapan tidak tau malu Kinan barusan.

"Jangan sekarang ya babe.." Ujar Gilang membujuk Kinan. Mungkin lain waktu Gilang akan mempertimbangkannya.

"Kan udah malam, jadi nginap aja ya.." ujar Kinan manja, sembari mengedipkan matanya lucu agar Gilang luluh olehnya.

After PartyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang