Nyoman Paul
Lagi tayang nih, mau nonton?Perasaan bersalah tiba-tiba menyeruak di dalam dada Nabila. Ia tidak seharusnya mengiyakan ajakan laki-laki itu untuk sarapan bersama beberapa hari yang lalu, seharusnya ia juga mengabaikan pesan-pesan singkat yang dikirim Paul padanya. Salahnya ia malah meladeninya, padahal laki-laki itu kekasih sahabatnya. Nabila merutuki dirinya sendiri.
Dibacanya lagi pesan itu, dan ia ingin membalasnya tapi menahan diri. Beberapa waktu lalu mereka sempat membicarakan soal genre film yang mereka sukai lewat chat, dan hari ini pria itu mengajaknya nonton salah satu film thriller yang sempat mereka bicarakan waktu itu. Ia memang ingin menontonnya, tapi rasanya salah jika harus pergi dengan Paul.
Nabila mengunci layar ponselnya lalu melempar benda itu ke atas kasurnya asal. Sesuai dugaannya, memiliki relasi tak biasa dengan laki-laki untuk saat ini hanya akan mengganggu fokusnya saja, sudah benar kemarin Nabila menghindari segala kemungkinan yang akan menjebaknya dalam hubungan spesial dengan lawan jenis, kehadiran Paul yang terlalu intens di setiap harinya sungguh mengganggu. Eh tapi memang hubungan apa yang ada antara diantara mereka, Nabila mengusap wajahnya kasar.
Untuk menjaga kewarasannya, gadis itu meraih salah satu buku di raknya, sebelumnya membaca akan membuat kerja otaknya lebih bisa diatur, paling tidak pikirannya tidak terlalu bebas berlarian.
Baru beberapa lembar ia memindai buku yang kini di pangkuannya, tiba-tiba ponselnya berdering, dia mengintip siapa yang memanggilnya, dan nama laki-laki itu lah yang muncul di layarnya, laki-laki yang sama dengan yang terakhir kali mengiriminya pesan.
Ia berpikir sejenak, dan dengan ragu ia menyentuh tombol hijau yang melayang di layarnya.
"Halo, kok gak dijawab?" Todong Paul tanpa menunggu sapaan Nabila.
"Tadi aku lagi belajar, Kak." Bohong Nabila.
"Oooh." Gumam Paul terdengar jelas di telinganya Nabila. "Jadi gimana? Mau?"
Nabila menggembungkan pipinya lalu menghembuskan napas bingung, otaknya menyuruh Nabila untuk menolak tanpa alasan, tapi bibirnya malah kelu.
"Gimana ya, aku agak sibuk pekan ini." Nabila berkomat kamit tanpa suara memohon ampun karena lagi-lagi ia berbohong.
"Sibuk apaan sih? Kamu ngambil berapa mata kuliah emangnya sampe sibuk begitu." Cerca Paul tidak puas dengan alasan Nabila.
"Ya sibuk aja, ada kegiatan organisasi, projek juga."
"Anggis kayanya gak sibuk-sibuk banget." Sela Paul.
Nabila memutar bola matanya "Ya udah pergi sama Kak Anggis aja." Suara Nabila berubah dari intonasi sebelumnya.
"Anggis gak suka film thriller, gak akan mau dia diajak nonton film begitu."
"Sumpah ya Kak, aku tuh gak enak lho sama Kak Anggis, masa aku jalan sama cowoknya, kok aku jadi kaya jahat banget gitu." Akhirnya kegalauan yang ia simpan beberapa hari ini termuntahkan.
"Kak Paul ajak Kak Anggis aja, jangan ajak-ajak aku, nanti kalo Kak Anggis mikir macem-macem atau malah jadi marah kan aku gak mau." Cerocos Nabila. Tanpa Nabila tahu diseberang sana Paul malah tersenyum menikmati ocehannya, gadis itu sudah mulai bisa berbicara santai, alih-alih menyebut dirinya saya, Nabila kini sudah menggunakan kata aku, hal sederhana yang cukup berarti untuk Paul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Got Me From Hello (Paul x Nabila) -Republish-
RandomBlurb Setelah beberapa tahun melarikan diri hingga ke Swedia, Paul memutuskan untuk kembali pulang. Bukan tanpa alasan, tapi ternyata justru di tempat yang pernah dia tinggalkan, ia menemukan bahagia yang ingin dia kejar. Seorang gadis yang tanpa sa...