15

4.7K 437 44
                                    


Sabtu pagi Paul sudah rajin nongkrong di depan kosan Nabila, niatnya ingin mengajak gadis itu olah raga sekaligus sarapan berdua, tapi ajakannya ditolak sang gadis. Paul mentap heran pada sekelompok perempuan yang duduk tak jauh darinya hanya untuk melihat seorang laki-laki yang kata Nabila anak ibu kos yang sedang mencuci mobil.

Paul tidak tahu saja kalau hal itu adalah rutinitas di kosan Bu Sukma, dimana setiap Sabtu mereka akan berkumpul hanya untuk melihat bang Danil mencuci mobil dengan outfit koloran, kalau mereka sedang beruntung mereka akan mendapati anak bujang itu menggunakan sarung dan kaos oblong.

Tapi hari ini sedikit berbeda, gadis-gadis itu terbagi menjadi dua kubu, satu tetap konsisten menonton Bang Danil mencuci mobil, kedua menonton Bang Danil sambil sesekali mencuri pandang pada laki-laki berwajah campuran yang kini sedang duduk di teras sambil memainkan ponselnya, Pura-pura tidak sadar kalau dia juga sedang dijadikan objek tontonan, Yap, laki-laki itu adalah Paul yang sedang menunggu Nabila katanya sedang membuatkannya sarapan, sebagai ganti karena Nabila menolak diajak olah raga, dengan alasan perutnya sedikit keram karena hari pertama periodenya.

Itu bukan alasan utama tentu saja, alasan yang sebenarnya adalah Nabila masih terganggu dengan kejadian dua hari yang lalu setelah menemani Paul main futsal, dia hanya pura-pura bersikap biasa saja. Sebenarnya mungkin Nabila tidak akan terlalu larut dalam skenario yang dia buat sendiri seandainya Paul berniat memberi penjelasan atau paling tidak membesarkan hatinya. Tapi pria itu bahkan tidak menyinggung tentang hal itu sama sekali.

Nabila kembali dengan sepiring nasi goreng dan segelas air mineral. Karena ia menolak ajakan Paul untuk mencari sarapan jadilah ia harus rela membuatkan sarapan untuk laki-laki yang bahkan sebenarnya tidak ia undang kedatangannya.

"Maaf ya, aku gak nyetok apa-apa." Ungkap Nabila. Sebenarnya ia masih ada mie instan, tapi ia tidak tega anak orang ia beri sarapan mie instan.

"It's okay." Paul memulai suapan pertamanya.
Nabila agak khawatir rasanya tidak sesuai selera Paul, namun setelah suapan ke tiga dan selanjutnya Nabila memilih membiarkan Paul menghabiskan nasi goreng itu dan masa bodoh apakah itu sesuai dengannya atau tidak, yang penting dimakan, bukan?!

"Kamu gak suka gabung sama mereka, kan?" Paul menunjuk gadis gadis yang sedang nongkrong itu dengan dagunya.

Nabila menoleh dan tertawa, lebih tepatnya menertawakan mereka yang menonton Danil. "Engga lah, ngapain." Jawab Nabila. Paul mengangguk puas mendengarnya.

"Itu mereka sering kaya gitu?" Tanya Paul lagi sambil melihat heran pada Danil yang anteng saja mencuci mobil.

"Ya tiap Bang Danil cuci mobil." Tawa Nabila mengguar renyah.

"Kok bisa itu kompakan semua suka anaknya ibu kos?"

"Karena Abang baik kali ya, dia baiknya ke siapa aja, bantuin orang juga ga pilih-pilih makanya jadi pada baper, aku sempet beberapa kali ngobrol sama dia, kadang juga dianterin ke kampus, emang sebaik itu orangnya." Jelas Nabila jujur tanpa intensi apa-apa.

"Ngapain dia anter kamu ke kampus?"

"Karena searah aja sama tempat kerjanya dia, dianterinnya juga rame-rame, barengan yang lain juga berangkat kerja yang berangkat kuliah."

"Besok-besok kalo gak bawa motor gak usah bareng anaknya Bu Sukma." Ujar Paul lalu melahap suapan terakhir dari nasi gorengnya.

"Lho kok gitu."

"Kan ada aku."

Nabila mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Aku yang bakal anterin, lagian kenapa juga kamu harus dianter cowok lain kan sekarang kamu punya pac-"

Got Me From Hello (Paul x Nabila) -Republish-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang