1; The Main Role

1K 51 3
                                    


"Ketertarikan tak datang tanpa alasan. Begitupun dengan mengapa orang-orang memutuskan menyakiti orang lain."

Downing Street, Cambridge
Jum'at, 19 Mei 2023
Pukul 01.00

Beberapa orang singgah dari tempat asalnya untuk beberapa tujuan. Salah satunya adalah merubah nasib. Orang-orang desa pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Memperbaiki kondisi keuangan dan prediksi masa depan. Hal ini sudah seperti membuat revolusi bagi mereka. Pun tak jauh berbeda dengan orang kota yang memilih merintis usaha di negara orang. Tujuan mereka sama, revolusi. Hanya saja orang-orang seperti ini memiliki wawasan yang lebih bagus dan anggaran lebih banyak daripada orang-orang yang bermigrasi ke kota. Dan biasanya, masalah mereka jauh lebih rumit daripada lainnya.

Tapi tidak untuk Dunk. Tak ada kata revolusi dalam tujuannya saat ia memutuskan kuliah magister di University of Cambridge. Kali ini ia duduk santai di sofa sebuah bar, Revolution Cambridge, meneguh Pornstar Martini. Matanya memandang berkeliling sekali-kali memperhatikan pintu masuk. Ia sedang mencoba menemukan 'masalah' dari seseorang yang membuat revolusi di tempat itu. Ainsley McLorie,  dua puluh empat tahun, gadis pelayan bar yang ramah, akrab dengan Dunk, lantaran mereka sempat berkuliah di fakultas yang sama.

Ainsley mengaku banyak sekali pelanggan yang keluar dari bar dengan mengeluh dompet mereka kosong.

"Bukankah itu wajar?," tanya Dunk. "Kebanyakan orang menghabiskan uang mereka saat mabuk."

"Tidak, maksudku mereka dirampok. Bukan hanya uang, bahkan kartu kredit mereka hilang. Beberapa di antara mereka sempat menuduhku mencurinya." jelas Ainsley, wajahnya kesal sekali.

"Lalu, apa yang bisa kubantu?,"

Ainsley memandang ke arah Dunk, lamat, penuh arti seolah merencanakan sesuatu.

"Dunk.," panggilnya.

"Apa?,"

"Kau kan cukup tampan, ya.,"

"Ya, terus?,"

"Bisakah kau melakukan sesuatu untuk menangkap pelakunya?,"

"Hah? Hubungannya dengan aku tampan?,"

"Ya, aku tidak menyuruhmu jadi gigolo, sih.,"

"Maksudmu? Ainsley, jangan lampiaskan kegilaanmu padaku.,"

"Kau ini mahasiswa magister kriminologi, bukan? Masa kau tidak paham, sih?"

"Aku sudah lulus dua tahun yang lalu. Dan itu tak ada hubungannya dengan aku harus jadi gigolo.,"

"Tentu saja ada.," Ainsley membetulkan posisi duduknya. Kepalanya lebih condong ke depan, mendekati Dunk. "Pelaku pasti tidak jauh dari tempat kejadian, kan?,"

"Yaa— Belum tentu, sih.,"

"Tapi yang kali ini iya, kan? Ayolah Dunk, kau kan seorang kriminologis sejati. Ayo, bantu temanmu.,"

"Hubungannya dengan kau menyuruhku menjadi gigolo?,"

"Orang paling rentan adalah orang mabuk, kan?,"

"Y-ya. Tunggu. Kau tidak sedang menyuruhku untuk merayu seseorang, kan?,"

Ainsley tersenyum licik.

HOLD ME TIGHT  a joongdunk alternative universeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang