16; The Car

403 23 7
                                    


"Dua penagih tadi tidak menipumu. Tapi kau benar - benar tertipu.,"

Pukul 10.52 
23 Juni 2023

Sukhumvit Hospital
1411 Jalan Raya Skhumvit,
Phra Khanong Nuea, Watthana

Dua  minggu setelah peristiwa tragis kebakaran rumah nomor 23 Jalan Pridi Banomyong, Detektif Nanon Korapat Kirdpan, seorang polisi yang juga korban peristiwa tersebut, pulih dari lukanya. Ini hari pertama bagi Nanon melihat dunia luar bak bayi baru lahir. Matanya silau ditembak cahaya matahari. Cuaca begitu panas, memancing gerah yang akhirnya cukup menjadi alasan untuknya membuka mantel coklat tebal yang dibawakan Ohm entah dari mana saat mereka tiba di sebuah warung makan di seberang toserba di sekitar rumah sakit. Kali ini Ohm terlalu menyayangi Nanon, melebihi dosisnya. 

"Jangan dilepas!," perintah Ohm mengomeli Nanon. "Kau baru keluar dari rumah sakit. Nanti masuk angin."

"Aku kegerahan, Ohm. Di sini sangat panas, kau gila menyuruhku terus memakai benda itu?," Nanon membantah.   

"Tapi dokter bilang kau harus benar - benar dalam perawatan.,"

"Kata perawatan itu harus tepat guna, Ohm. Menurutmu, memakai mantel musim dingin di musim panas, itu relevan? Lagi pula dari mana kau dapat mantel setebal ini?,"

"Ada toko yag sedang memberi diskon khusus mantel itu. Dan kurasa itu akan baik untukmu jadi aku beli.,"

Nanon menghela napas. "Tentu saja mereka memberi diskon. Cuaca panas seperti ini tak akan ada yang mau membeli mantel tebal.  Kau mau saja dibodohi diskon.,"

"Kau tidak akan membuangnya, kan?,"

"Tidak, tentu tidak. Uangmu akan terbuang sia - sia kalau begitu. Toh bisa disimpan untuk musim dingin mendatang.,"

Ohm tersenyum. Ia terlihat terharu. "Terima kasih, ya. Sudah menghargai pemberianku.,"

Nanon mengangkat alis, keheranan. "Apa - apaan wajahmu aneh sekali. Sudahlah. Sekarang kita harus ke mana?,"

"Kita pulang ke rumah . . .,"

"Jangan  bilang kau lupa rumahmu kebakaran?,"

"Maaf, lupa. Jadi, . . . . . kita harus mengungsi kemana sekarang? Rumah Chimon?,"

"Chimon? Sebaiknya kau hubungi dulu dia.,"

Ohm menepi. Meraih ponsel di saku jaketnya, mencari nama Chimon pada daftar kontaknya, membuat panggilan.  Selama beberapa detik, ponselnya hanya berdengung. Tak ada jawaban. Ohm memanggil lagi. Sampai waktu habis dan operator bersuara, Chimon tidak mengangkat teleponnya. Setelah tiga kali ia membuat panggilan telepon dan tak ada jawaban, Ohm berhenti.  Sepertinya mengungsi di rumah Chimon bukan solusi yang tepat. 

Ohm kembali mendekati Nanon. "Chimon tidak menjawab. Sepertinya dia sibuk sekali. Atau sedang keluar negeri.,"

"Solusi lain? Apartemen Phuwin? Kita juga butuh tempat untuk berdiskusi, kau tau.,"

"Phuwin? Aku dengar dia hanya membeli apartemen kecil. Haha. Kan dia juga sering sekali menginap di rumahku. Dia jarang pulang. Tidak. Dia tidak pernah pulang. Dia selalu tinggal di rumahku. Tak ada yang bisa kita harapkan da-"

Ponsel Ohm berdering. Nama orang yang sedang dibicarakannya muncul di layar. 

"Aku merasa sangat berdosa secara tiba - tiba.," lanjut Ohm mengangkat ponselnya, mendekatkan pada Nanon yang mencoba melihat apa yang muncul di layar. Nanon tertawa. "Aku harus minta maaf padanya.,"

"Angkatlah terlebih dahulu. Lalu minta maaf dengan benar padanya.,"

Ohm mengangkat panggilan itu. "Phuwin, aku minta maaf.,"

HOLD ME TIGHT  a joongdunk alternative universeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang