"Tempat persembunyian terbaik adalah kepercayaan."
Jalan Sukhumvit No. 13
Khlong Toei Nuea
Kamar Nomor 2Pukul 18.41
Sepulang dari acara mencari tersangka dengan Ohm, Dunk segera bersih - bersih. Ia punguti baju - baju berserakan di lantai kamar, dimasukkan ke mesin cuci, lalu mandi. Setelah selesai mengurus dirinya sendiri, ia naik kembali ke lantai dua berjalan menuju kamar nomor dua, lalu menutup pintu. Tepat di depan dinding yang sejajar dengan pintu, lampu dinyalakan. Nampak sebilah papan berbingkai dengan panjang dua meter lebar satu setengah meter bertancapkan jarum - jarum dililit benang merah membentang ke arah - arah berlawanan. Di antaranya menempel foto - foto orang dengan tempelan sticky notes di pojoknya. Beberapa sisi menancapkan foto barang bukti atau rekam medis. Di tengahnya, foto seonggok mayat ditempel, bersama dengan catatan kaki di pojoknya.
Kathleeya Aydin (42)
Korban
Jalan Tol Si Rat No. 5
37 tusukan dan luka bakar di setengah badan.
Satu uluran benang merah menghubungkannya dengan beberapa titik lain yang menunjukkan rekaman forensik atas bukti fisik, seperti gigi, kuku, lembaran kain yang tersisa, termasuk sikat gigi yang dibawa oleh Dunk kemarin. Satu benang lain terbentang ke arah satu lembar foto di sisi lain, seorang pria tegap berkulit tan, orang yang dikenalnya dekat baru - baru ini.
Joong Archen (+- 20)
Orang terdekat, putra(?)
Memiliki potensi menjadi pelaku 70%
Dunk memandangi foto tersebut. Matanya menelisik mencari tau. Apa ada sesuatu tersembunyi pada sosok itu? Mengapa sulit sekali dibaca? Mengapa banyak sekali teka - teki di raut wajahnya? Baru kali ini Dunk memiliki keraguan pada sesuatu. Keraguan yang aneh, yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Keraguan tentang apakah pilihannya benar jika menyelidiki laki - laki itu. Dunk yang selalu tau harus berbuat apa kini bimbang. Jika ia benar, jika mungkin Joong adalah pelakunya, tak akan sulit. Banyak motif. Alibi laki - laki itu juga tidak kuat. Ia tidak mengenal siapapun. Jika bukan, jika pilihan Dunk salah, makin besar teka - teki kasus itu. Entah Kathleeya Aydin, atau siapapun yang berhubungan dengan wanita itu, susah mencari informasi tentang mereka. Seolah mereka tidak benar - benar hidup. Dan kebetulan orang yang mereka curigai sebagai kekasih Kathleeya ternyata sudah meninggal belasan tahun yang lalu.
Ia hanya punya Joong sebagai petunjuk utamanya. Itupun kalau DNA sikat gigi dan gigi yang ditemukan cocok. Jika tidak, terpaksa ia harus mencopot foto - foto di papan itu dan mulai mencarinya dari nol. Keraguan - keraguan semacam ini sangat menyiksa pikirannya. Ia tidak ingin ragu. Namun bukti menutupi jalannya utnuk percaya. Ia terus memutar otak sampai sebuah panggilan telepon masuk, tertulis nama Ohm di layarnya. Ditekannya hologram hijau, dipencet loud speaker, lalu diletakkan kembali.
"Sudah ketemu?," tanyanya.
"Kalau kau menanyakan soal nama yang kau kirim padaku tadi, tidak. Nihil. Ia bahkan tidak tercatat sebagai warga negara kita. Tak ada nama yang sama dengan yang kau kirim.," Jawab Ohm.
"Kathleeya? Kan aku bilang dia putranya Kathleeya.,"
"Kathleeya Aydin tidak pernah melahirkan.," Dunk mengernyit heran. "Yaa, setidaknya begitu menurut catatan di rumah sakit. Kathleeya juga tidak pernah tercatat menikah. Oh, malah bukan Kathleeya."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME TIGHT a joongdunk alternative universe
FanfictionDunk tidak pernah berniat kembali ke Bangkok setelah ia tinggal dengan nyaman di Cambridge. Ia punya flat yang sudah lunas, pekerjaan yang menyenangkan, aman, tenteram, dan teman baik yang akrab. Namun pada pukul tiga pagi di hari Jum'at, keputusan...