"Penipu akan berakhir tertipu dengan tipuannya.,"
Juntapich Kamolkirilak. Seorang wanita kelahiran Vietnam tahun 1980, dua bersaudara dari pasangan pengusaha kaya, kembar dengan saudara perempuannya, Juran Kamolkirilak, wanita cantik berkulit putih, manis, anggun bak bunga mekar di musim semi. Berbeda dengan Juran, Juntapich tidak sekalipun disebut cantik karena rambutnya cenderung lusuh, kulitnya hitam, dan struktur giginya tidak rata. Ia juga tidak pintar, tidak ahli dalam bidang mana pun, tak ada cara untuk membanggakannya. Orang tua mereka hanya terus bangga pada Juran yang ahli dalam segalanya hingga tetangga sekitar hanya tau, anak mereka yang cantik dan pintar tiu adalah Juran, hanya Juran. Karena tak sama, di mata orang di luar sana Juntapich adalah orang asing yang dipungut, dan dibiarkan hidup dengan gratis di dalam rumah keluarga Juran.
Tidak hanya itu, Juntapich juga lahir dengan tangan emas. Apa pun yang ia sentuh akan rusak. Ia juga terlahir dengan sifat emosional yang tinggi, mudah marah, membanting barang, hobi teriak - teriak. Orang dari luar kamarnya sering kali menjulukinya orang gila. Tak berguna. Produk gagal.
Bagi Juntapich, tak masalah jika semua orang berpendapat demikian. Toh mereka benar. Tak ada yang bisa dilihat dari dirinya. Tidak seindah Juran. Juntapich tidak masalah selama itu tidak mengotori nama baiknya. Semua baik - baik saja sampai suatu ketika kedua orang tua mereka meninggal.
Malam sebelumnya, ia bertemu dengan Juran di dapur menabur serbuk putih di tabung teh yang biasanya disajikan oleh peramu untuk kedua orang tuanya di setiap malam sebelum tidur. Juntapich tau itu tidak beres.
"Apa yang kau lakukan?," tanyanya.
Juran menjawab, "Aku? Aku sedang membuat minuman untuk diriku sendiri.,"
"Aaah . . . tidak sedang bunuh diri, kan? Seluruh rumah akan sedih sekali kalau kau tiba - tiba meninggal karena sianida.,"
Juran berjalan kesit mendatangi Juntapich, berbisik padanya, " Karena kau sudah melihat segalanya, sebaiknya kau diam saja, atau aku akan membagikan kekejaman di tanganku padamu.," diacungkannya pisau pada Juntapich. "Paham?"
Juntapich tertawa. "Kau licik dan kejam, ya. Kau iblis bertopeng malaikat. Semua orang memujamu dengan sangat tanpa mereka tau kau menyakiti mereka.,"
"Bukankah setidaknya kau punya topeng malaikat yang menutupi tampang jelekmu? Terlihat bagus itu tidak ada salahnya.," Juran mengambil satu cangkir teh dan tatakan miliknya, membawanya keluar. "Jun, kembalilah ke kamarmu, jangan merusak rencanaku. Kau mengerti maksudku, kan?"
"Juran akan membuatmu jadi pelakunya.," suara dari dalam benaknya menguar. Berbisik menggema di otaknya. "Alibimu tidak kuat. Jejakmu ada di sini. Dan semua orang menyukai Juran, pasti mereka setuju pada Juran. Kau akan dicurigai."
"Aku tau.," balas Juntapich. "Aku juga tidak berniat membatalkan rencananya."
"Bagaimana kau akan menghadapinya?,"
"Aku akan bersikap sebagaimana aku biasanya. Aku hanya tau dia pelakunya.,"
"Ide bagus.,"
Juntapich diam. Ia tak berkata apa pun bahkan pada keributan di esok paginya. Saat kedua orang tuanya ditemukan terkapar meninggal di tempat tidur mereka. Semua bersedih. Terutama Juran, ia menangis terus - menerus tanpa henti sejak pagi hingga petang. Semua kasihan padanya. Hingga petugas kepolisian tiba di rumah mereka dan memberitahu seseorang sudah membunuh orang tua mereka, banyak tuduhan datang pada Juntapich. Beberapa dari mereka menunjuknya karena Juntapich tidak terlihat sedih saat mengetahui orang tuanya meninggal. Bahkan Juran pun menuduhnya. Tentu saja Juntapich tidak terima. Ia tidak membunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME TIGHT a joongdunk alternative universe
Fiksi PenggemarDunk tidak pernah berniat kembali ke Bangkok setelah ia tinggal dengan nyaman di Cambridge. Ia punya flat yang sudah lunas, pekerjaan yang menyenangkan, aman, tenteram, dan teman baik yang akrab. Namun pada pukul tiga pagi di hari Jum'at, keputusan...