-S E N A N D I K A-
°°°
Matanya sayu memandang area dapur yang dahulunya setiap pagi selalu di sambut senyum cerah dan lambai tangan sang bunda. Memilih melewatkan sarapan bersama ayah dan ibu tiri nya.
Dia memilih pergi sekolah dan
sarapan di kantin sekolah."Roti panggang nya 1 buk'de, " Menunggu pesanannya tengah di panggang. Syifa melihat sekeliling kantin.
Ricuh tawa dan candaan memenuhi ruangan sempit bau nan kotor itu, sekolah itu seharusnya sudah beralih fungsi.
Dan berpindah pada gedung baru yang di resmikan, hingga saat ini baik dari pihak sekolahan tidak ada yang bertanggung jawab dan memilih diam.
Menerima pesanannya, Syifa mencari tempat sedikit jauh, letaknya paling belakang dari gedung sekolahan. Tidak ada yang berani bermain dan menjelajahi tempat itu. Sebab konon katanya tempat itu dahulu pernah terjadinya kasus pembunuhan.
Cerita mulut ke mulut selalu seperti itu, menciptakan energi negatif yang membuat siapa saja ketakutan melewati area itu. Memandangi rerumputan setinggi punggung, tubuhnya yang berukuran kecil membuatnya tidak terlihat.
Syifa merasakan adanya seseorang selain dirinya di tempat itu, rerumputan bergoyang-goyang tanpa memperdulikan kehadiran seseorang di balik rerumputan itu, dia melanjutkan sarapannya.
Selesai dengan kegiatannya dia memilih pergi, secuil penasaran membuatnya berhenti melangkah. Mencari-cari benda keras sekiranya jika di balik rerumputan itu binatang buas. Dia bisa melindungi dirinya.
Srak....
Dia menyingkirkan rerumputan yang menghalangi dengan tongkat yang di bawa, mencoba menghancurkan belit belitan semak.
Aroma rerumputan itu membuatnya mual, hembusan nafasnya kasar berhasil menyingkirkan semak dan rerumputan. Dia menghela lega.
Membeku, pemandangan di depannya bukanlah seperti yang ada pada imajinasinya. Seorang pemuda dengan lumuran darah di sekujur tubuhnya tergeletak.
Mendapati plastik hitam agak pudar Syifa mengenakannya pada kedua telapak tangannya. Se-ingat nya jika menemukan mayat tanpa nama dan kita yang menemukannya apalagi menyentuh di khawatirkan menjadikan boomerang untuk diri kita sendiri.
Untuk jaga-jaga, dia menepuk-nepuk wajah pemuda itu. Dari penilaian nya pemuda itu masih hidup. Mencoba menekan nekan paru-paru nya.
Secara mengejutkannya pemuda itu bangkit menyingkirkan tangan Syifa dari dadanya. Seperti tertangkap basah tengah memperkosa orang Syifa gugup.
Berkali-kali mencuri pandang pada pemuda itu. Seragam SMA yang pemuda itu kenakan seolah-olah membuatnya Deja'vu dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Tingkahnya itu tidak luput dari lirikan tajam seseorang yang berada di sebelahnya.
Syifa yang menyadarinya berusaha agar tidak merasa bahwa dirinya seakan menyadari, dia bangkit meninggalkan pemuda itu.
"Tunggu, gue bram.. Lo-" menarik, gadis itu bersikap jual mahal membuatnya semakin tertarik menaklukan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika [on Going]
Teen Fiction[Belum revisi...masih terdapat banyak typo] Senandika firasat, konflik batin yang paling dalam, wacana dengan diri sendiri dalam drama untuk mengungkapkan perasaan. Bagaimana jadinya jika seorang gadis dengan masa lalu kelam mengalami banyak trauma...