bab 10

62 18 1
                                    

- S E N A N D I K A -









°°°

Dari apa yang Bram Teliti ada alat peledak yang ditanam di tanah, atau ditempatkan di laut Bram mengikuti arah benang tipis itu hingga di penghujung area tempat itu.

Dia menemukan pusat ranjau itu, “GUYS!  MENYINGKIR AREA DISINI PENUH RANJAU!” Bram berteriak membuat ke tiga temannya refleks menyingkir.

Cassandra membekap mulutnya, jadi? Penghancuran area disini bukan karena di hancurkan merata oleh pemerintah? Melainkan karena ranjau.

Ardilan dan Quella mendekati Bram yang tengah menghitung jaraknya, “Gue gabisa nge jinakin ranjau, apa kita bawa om gue?”

Pamannya ahli dalam men jinakkan ranjau, Ardilan mengangguk setuju. Perubahan raut wajah Quella membuat mereka bertanya-tanya.

Quella menjelaskan jika orang luar selain mereka yang mengetahui area disini akan menimbulkan pertanyaan. Apa yang akan mereka jawab? Dari mana mereka mengetahuinya?

Dan bagaimana bisa mereka mengetahui banyak hal secara singkat? Meski dijelaskan akan sulit. Jika mereka berempat anak-anak yang spesial.

Ada baiknya jika mereka mengumpulkan banyak bukti, dan membongkar kejadian di masa lalu. Barulah mereka bisa menyimpulkan ingin di beritahukan kepada pihak lain atau justru tetap dijadikan rahasia.

Dari beberapa hal yang telah mereka teliti, Quella menyimpulkan. Dan menggambar di buku jika area disini dahulunya bukanlah tempat tinggalnya para pejabat dari luar negeri.

Tidak ada jejak dan bekas yang ditinggalkan. Melainkan barang-barang yang sering digunakan orang Indonesia.

Meski ada 40% Orang Luar menggunakan barang-barang buatan Indonesia kecil kemungkinan jika semuanya berasal dari indonesia.

Ada banyak kejanggalan yang membuatnya penasaran. Dia memperhatikan kedua istana itu dari arah seberang. Duduk di pinggir trotoar.

Tepi jalan besar yang sedikit lebih tinggi daripada jalan tersebut, tempat orang berjalan kaki. Dia menggambar kedua istana itu seolah-olah masih berdiri kokoh dia memperhatikan kedua gambarannya. Seharusnya area ini seperti itu bukan?

Dia bangkit dari duduknya menghampiri temannya yang tengah mencermati puing-puing area disana. Beberapa rumah yang masih tersisa. Dan beberapa area.

Dia memperhatikan lingkaran benda di tangan kiri nya, “Jam 6 ... Cabut?” Ucapnya mendahului temannya yang masih mencermati beberapa puing-puing.

Dia duduk tenang di mobil, teriakan dari luar mobil membuat Quella terkesiap. Hendak bangkit dari duduknya Dia memperhatikan Cassandra di bekap Bram dan Ardilan tidak bisa melakukan apapun selain mengangkat kedua telapak tangannya.

Sebelumnya wilayah disini kosong bukan? Dari mana asalnya orang-orang itu. Dia mengunci pintu mobil mengganti pakaiannya.

Cassandra tengah meneliti bagian belakang beberapa puing-puing, sedikit menjauh dari Bram dan Ardilan Dia tidak menyadari sedari tadi mereka di amat-amati dari jarak jauh.

Sedikit terpisah jarak dari kedua sahabatnya Dia di bekap dari belakang menggunakan kain, “AHNGGGGG!” Kedua sahabat lelakinya terkesiap hendak melangkah mendekat.

Mereka sudah di todong pistol oleh komplotan orang itu. Cassandra memberontak bekapan orang itu sangatlah erat.


- S E N A N D I K A -



“Guys, Itu Syifa Dia udah ngerebut posisi gue sebagai murid berprestasi disekolah! Gue yang selalu berada di rangking satu, sekarang selalu berada di posisi lima besar! Gue gaterima! ” Gadis itu mencak-mencak di tempat melampiaskan amarahnya.

Kedua sahabatnya berjalan mendekat Syifa, membawa satu ember air got. Keduanya menyirami Syifa Puas dengan penampilan temannya Gadis itu ber tos ria.

“Kenapa? Mau bales? Oh maap lo kan bisu, ” Dia menjeda ucapannya mengitari tubuh Syifa Bercampur aroma Tidak enak. Dia menjepit hidungnya.

“Eww, Bau bangettt.” mengipas-ngipasi wajahnya, bertingkah seolah Syifa kotoran.

“Anak miskin kaya dia, kok bisa ya? Dapet ranking 1? Atau jangan-” Dia menjeda ucapannya lagi menatap Syifa dan Gadis yang menyuruh mereka membully Syifa secara bergantian.

“ASTAGA! AKU GA NYANGKA TERNYATA CEWE PENDIAM KAYAK KAMU BISA MAIN DI BELAKANG JUGA YA. ” Dia berteriak mengundang perhatian Siswa-siswi yang tengah ber istirahat.

“Kasian LIORA KAMU TEKAN, GUYS LIAT CEWE CUPU INI DIA SEKOLAH DISINI MAIN CURANG. MASA NILAINYA LIORA DIA TUKER SAMA NILAINYA DIA?” Syifa bingung Darimana asalnya Bekicot satu ini?

Syifa bangkit dari duduknya, “Maksudnya kalian apa? Kalian memfitnah!” Bantah Syifa tidak Terima.

Kedua gadis itu terkejut, “Eh? Gak bisu ternyata. NGAKU AJA LIORA PUNYA BUKTI YANG MEMBERATKAN KAMU!”  Dia menyerahkan Tab yang menampilkan Seorang Gadis Tengah menukar Dokumen dan mengganti nama.

Sosok di video itu tidak menjelaskan wajahnya. Hanya tubuhnya yang dibuat semirip mungkin Syifa, “Itu bukan Aku!”

“Aku ngiranya Syifa itu beneran pinter loh, ternyata diam diam bergerak curang.” Beberapa siswa-siswi menatap Syifa berbeda, Ada yang menggunjing.

“Udah guys Aku udah maapin dia kok, ” Ujar Liora mendekat, Dia memeluk Syifa.

Tunggu? Maap? Syifa merasa Dia tidak pernah melakukan tindakan yang merugikan siapapun disekolah. Lantas gadis ini?

“Kamu ganti baju ya, ini Ambil baju
baru maap atas perlakuan kedua sahabatku, Mereka bakal bertindak kalo aku di apa-apain, ” Dia memeluk Syifa untuk ke-dua kalinya.

Mereka bertiga pergi meninggalkan
area itu, setelah jauh berpelukan erat penuh kesenangan seolah baru saja mendapatkan hadiah besar.

Syifa terdiam mencerna, “Mereka Dengki? Astaga yasudahlah ambil saja popularitas itu, ” Gumam Syifa.

Syifa Melenggang pergi menuju Wc putri, Untungnya dia selalu membawa kemanapun sabun mandi cair kemanapun. Ada untungnya juga.

Selesai mandi dia keluar dengan rapi  Baru melangkah keluar dari kamar mandi. Seseorang melempari Syifa Telur busuk.

“Sekolah kita Emang ga pernah terdengar desas-desus Pembully an tapi! Kalo sekali aja kita Tahu Liora kenapa napa Kita ga terima!” Mereka terus melempari Syifa.

Bahu Syifa bergetar, “Aku beneran jujur, aku nggak pernah menukar dokumen itu. ”

Mendengar pembelaan diri Syifa Membuat Emosi mereka semakin menjadi. Beberapa ada yang membela namun tidak bisa bertindak karena Tidak memiliki kuasa apapun.

“Sekolah yang bersih dari tindak pembullyan. Tapi ini?” Monolog Syifa.



Tbc...



Senandika [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang