bab 13

49 19 39
                                    

- S E N A N D I K A -

Siapa sebenarnya dirimu?
Yang manakah yang asli?

°°°°

Apa ini bisa disebutkan sebagai berkah? Ataukah sebuah bencana. Syifa mendapatkan surat dari kakaknya munah, jika hari ini mereka mengadakan syukuran untuk anak keduanya.

Syifa di undang ke rumahnya. “Mak ... Tempat ini memberikan perasaan dejavu,” Suaranya sedikit melemah.

Syifa menenteng satu tasnya, dan tas mak ijah. Mengucapkan salam mereka dipersilahkan munah untuk masuk.

“Langsung aja ya. Syifa kamu nyuci piring, di dapur udah numpuk kakak nggak bisa nyuci banyak tamu yang harus dilayanin.” Ucap munah tanpa menanyakan apakah Syifa kehausan. Atau kelaparan.

Mak ijah berucap. “Biar mak aja yang nyuci, Nduk Kamu kan mau pergi ke rumah nya aden Rafka,” Mak ijah memberi kode untuk Syifa.

“Kak Syifa izin mau ke rumah ka Rafka ada urusan yang harus diselesaikan,” Munah menganggukkan kepala.

Walau ada perasaan jengkel terhadap Syifa yang tidak bekerja setibanya di rumahnya. “Yasudahlah, mak disana ada pakaian kotor aku, tolong di cuci kan ya,” Munah Melongos pergi.

Mak ijah hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Perasaan nak nindia berbudi pekerti, lemah lembut Dan baik. Sopan sama yang tua. Lho iki piye? Seperti bukan anaknya Nak Nindia to,”

Ada perasaan tidak tega, Syifa berbalik kembali ke rumah Memilih membantu mak ijah, meski ditolak oleh mak ijah berkali-kali Syifa Keukeuh mengerjakannya.

“Syifa mana mungkin ngebiarin mak yang ngerjain sendiri,”
Ucapnya Mak ijah tersenyum memandangi Syifa dengan tatapan teduhnya.

“Suatu hari nanti, kamu bakal jadi orang yang sukses nduk. Jika hari itu tiba Janganlah kamu melupakan Kehadiran Nenek tua ini,” Mak Ijah menyeka air matanya

Suasana yang paling Syifa benci, ketika seorang ibu menangis entah itu haru ataupun kesedihan. Dia sangat tidak tahan apabila melihat hal itu.

“Janganlah kamu melupakan sosok nenek tua ini, di hari itu kelak. Nenek tua ini mungkin sudah berada di liang lahat. Pesan nenek tua yang bodoh ini untukmu Cucu ku. Menjadi orang baik memang mudah, dan menjadi orang jahat pun lebih mudah. Yang sulit itu menjadi orang baik di saat berkali-kali disakiti itu sulit nduk... Mak berharap suatu saat nanti kamu tetaplah Syifa yang kami kenal,” Lembab dan basah lah wajahnya berulang-ulang kali Syifa menyeka Air matanya.

Itu adalah dialog terpanjang yang Syifa pernah dengar dari mak ijah, selama ini Beliau selalu berbicara sedikit dan lebih
banyak menghabiskan waktunya membuatkan Obat herbal untuknya entah apa gunanya.

Syifa mengangguk pelan mereka saling memandang dan tersenyum seolah-olah hari ini baru saja dimulai. Syifa kembali Fokus menyiangi Rumput-rumput yang mulai menebal dan meninggi.

Mak ijah kembali ke rumah dan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh munah, terkadang Syifa merasa Jika dia hanyalah anak angkat. Perlakuan saudaranya itu selalu membuat
Tanda tanya di hatinya.

Dalam benaknya berkata. JIKA AKU KAYA APA ORANG-ORANG AKAN BERHENTI MENINDAS KU?

Terlalu naif, pikirnya apakah selain menjadi kaya dia bisa membuat semua orang memandangnya dengan hormat?

Senandika [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang