bab 8

59 19 3
                                    

- S E N A N D I K A -





°°°°

Tepat pada pukul tujuh pagi, selesai sarapan bersama mereka memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing berpamitan kepada mak ijah dan Syifa.

Di dalam mobil selama perjalanan. Ardilan mengeluarkan buku usang yang dia ambil malam tadi. Ada beberapa bagian bab yang menyatu karena basah, mengeringkan lembaran demi lembaran buku itu dengan bantuan kipas mini milik Quella.

Sedang Bram Tengah membalas pesan pamannya. Yang lain tengah mendengarkan musik menggunakan earphone. Ardilan dan Quella berkutat pada buku usang itu.

Memilih tempat duduk paling belakang agar memiliki banyak waktu untuk memecahkan teka-teki jika, ada pada buku itu. Buku itu Berhasil kering meski masih terasa Lembabnya.

Lembaran-lembaran itu menguarkan aroma aneh khas buku usang yang terendam lama. "Bau apa ini? Apek bet." Gumam Syakira.

Beberapa bab menggunakan bahasa Mandarin, Portugis. Dan Inggris. Hanya bagian Portugis dan Inggris yang bisa mereka fahami. Untungnya tinta yang digunakan dalam buku itu termasuk dalam kategori anti luntur.

Ada separuh bab yang buram mereka berdua hanya bisa membaca seperempat dari bab, dikarenakan bercampur bahasa Mandarin. Membuat mereka kebingungan membacanya.

Ukuran buku itu 21 cm × 29,7 cm Atau A4
Lembar-lembarnya, kekuning-kuningan sedikit sobekan pada pinggiran.

Pada bagian terakhirnya Terselip kan silsilah keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada bagian terakhirnya Terselip kan silsilah keluarga. Bermarga Agraha. Silsilah itu Quella Salin untuk di koreksi ulang dia menyalin data seseorang yang bernama Gevariel Adiwijaya, dalam buku itu tertulis jika seseorang yang bernama Gevariel adalah tuan muda.

Beberapa catatan Terselip kan Dalam bahasa portugis. Artinya Matahari dengan percaya diri menampakkan diri nya. Memberitahukan bahwa sudah saat sang tuan putri membuka jendela istananya.... Dia telah menunggunya dari arah seberang di temani secangkir teh....

Ardilan memfokuskan seluruh pikirannya pada buku itu tenggelam dalam kisah-fantasy buku itu. Sedangkan Quella Merumuskan Silsilah keluarga itu, Tanpa di sadari mereka telah tiba di depan gerbang komplek.

Mereka tinggal tidak berjauhan itulah mengapa mereka bisa menjadi akrab. Satu komplek perumahan, Bram memberitahukan bahwa mereka telah tiba segera Ardilan menyimpan kembali bukunya.

Mengeluarkan barang-barang dari bagasi, masing-masing membawa tas. Mereka kembali ke rumah dan berpisah jalan.

Tiba di rumah Bram memutuskan untuk mandi, mengingat Apa yang Telah terjadi malam tadi membuatnya menghentikan guyuran air. Menatap pantulan bayangannya pada dinding.

Senandika [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang