Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba saja malam ini Haruto meminta Junghwan mengenakan pakaian rapi bersama bayinya.
"Kita mau kemana Haru?" Ini pertanyaan Junghwan yang entah keberapa kali setelah Haruto memberinya setelan pakaian formal tersebut.
"Kau akan tahu nanti, sekarang lekaslah kita sudah ditunggu sayang" Junghwan menatap tidak mengerti karena selama mereka tinggal di rumah itu Haruto selalu memberikannya banyak kejutan hingga Junghwan tidak bisa menebak apa yang akan terjadi kedepannya.
Sementara Nami lebih dulu menunggu di mobil setelah mendorong kereta bayi, usia bayi kembar itu kini tepat dua bulan dan beratnya tentu semakin bertambah hingga akhirnya Nami tidak mampu jika tidak menggunakan kereta bayi khusus seperti itu.
Setelah semuanya siap Haruto menjalankan mobilnya menembus kepadatan kota karena di saat malam hari kota itu terlihat lebih ramai. Perjalanan tidak ada hambatan yang berarti sampai akhirnya mobil tersebut berhenti tepat di depan sebuah gereja sederhana.
"Haru mau ibadah di sini?" Sembari Junghwan menunjuk kearah seorang pendeta yang tengah menghampiri mereka.
"Tidak sayang, sekarang ayo kita turun dulu..." Junghwan tidak bisa berbicara lagi dan Haruto telah lebih dulu turun dari mobil membantu Nami memindahkan kedua anaknya ke dalam kereta bayi.
"Apa kita akan ibadah di sini? " Ulang Junghwan lagi penasaran.
"Kau akan tahu segera Junghwan" Haruto mengiringi langkah pendeta yang telah menyambut mereka tadi masuk ke dalam gereja diikuti Nami dan Junghwan.
Sesaat Junghwan tertegun setelah berada di dalam gedung Gereja tersebut karena telah di hiasi rangkaian bunga layaknya upacara pernikahan. Junghwan semakin bingung saat Haruto duduk di tempat yang telah disiapkan tepat di hadapan seorang pendeta.
"Ayo sayang..." Haruto mengulurkan tangannya agar Junghwan mendekat.
"Ayo nak sebentar lagi upacaranya akan dimulai" Ujar Nami menambahkan saat Junghwan masih ragu di tempatnya menatap Haruto.
"Memangnya ini ada apa bibi?"
"Ini pernikahanmu Junghwan..." Nami menggiring Junghwan agar mendekat ke arah Haruto yang telah menunggu.
Dengan rasa gugup dan terkejut Junghwan akhirnya duduk di samping Haruto, bahkan pria itu tidak mengucapkan apapun atau penjelasan padanya, Haruto hanya fokus mendengarkan pendeta tersebut membacakan doa dan memberkati mereka.
Doa dan doa terlantun dengan hikmat sampai akhirnya pemberkatan dan upacara pernikahan sederhana itu selesai. Haruto mengenakan cicin pada jari manis Junghwan begitu pula sebaliknya, tanda ikrar janji yang mereka lakukan juga selesai. Junghwan benar-benar tidak menyangka malam itu Haruto benar-benar menikahinya.
"Kenapa menatapku seperti itu?" Setelah Junghwan mengenakan cincin di jari manis Haruto karena tatapan Junghwan tidak tergerak darinya.
"Tidak apa, hanya saja diriku di masa lalu tidak pernah mengira akan datang waktu dimana aku bisa sebahagia ini, bahkan untuk memimpikannya saja aku tidak berani..." Haruto menarik tangan Junghwan kembali dan mengecupnya lembut.
"Junghwan... mengenai takdir memang tidak ada yang pernah bisa menebak. Memang sudah takdir kita untuk bersama"
Junghwan tersenyum kecil lalu menangkupkan kedua tangannya dan berdoa dalam senyumnya, entah sudah berapa lama ia melupakan tempat itu dan akhirnya penyelamat yang selalu Tuhan kirimkan padanya membawa ia kembali ketempat tersebut.
Sementara Haruto menikmati alangkah sempurna pria manisnya yang kini melantunkan berjuta-juta harapan serta keinginan sederhana di dalam doanya.
"Doa apa yang kau minta padanya?" Tanya Haruto setelah Junghwan mengakhiri doanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
whoredom; haruhwan
Lãng mạnwhoredom; haruhwan [18+] takdir memang permainan semesta yang tidak bisa ditebak oleh manusia. - a bxb story! - mature content! - haru dom, hwan sub! - mpreg content! - misgendering! - a remake! was ranked: ~ #1 sojunghwan ~ #1 haruhwan ~ #2 haru...