[1]

9.7K 346 2
                                    

Rentetan permasalahan yang Junghwan hadapi tidak kunjung habis dan kini ia mengalami masalah ekonomi setelah keluar dari rumah sang ibu karena tidak tahan lagi harus terus menerus menjadi pelampiasan ayah tiri setiap sang ibu sibuk bekerja.

Ini untuk ke dua bulan Junghwan keluar dari rumah dan sekarang ia sama ubah nya di rumah menjadi pelampiasan kepuasaan, tapi yang berbeda kini ia harus memuaskan pelanggan yang membooking nya.

Junghwan bekerja sebagai penjaja pada seorang germo yang memperkerjakan pria-pria yang menawarkan jasa kepuasan dan di sana lah Junghwan mengadu nasib meski tidak ada kata bahagia tapi Junghwan bertekad tidak akan kembali kerumah mengingat seperti apa watak ayah tirinya dan ketidak pedulian ibunya.

Malam semakin larut Junghwan keluar dari kamar sewa murah yang ia tempati selama ini, tidak ada barang berharga yang ada hanya baju-baju lusuh yang Junghwan bawa dari rumah selebihnya hanya karpet plastik yang menghiasi kamar dengan ukuran 3x3 itu. Kaki Junghwan berjalan ringan meski hari-hari yang ia lalui tidaklah mudah selama ini, dan sekarang keadaan semakin membuat Junghwan pasrah setiap harus melayani tamu-tamu yang memperlakukannya kasar.

"Paman apa ada tamu untukku malam ini?" Sapa Junghwan setelah sampai dimana ia berkerja selama dua bulan terakhir ini, pria berambut gondrong itu menatap remaja 18 tahun itu yang dikenal bernama Junghwan, salah satu pekerjanya

"Kau punya satu pembooking malam ini, tapi Junghwan kinerjamu sangat buruk, banyak pelangganku mengeluhkan pelayananmu selama ini" Mendengar omelan sang germo membuat Junghwan tertunduk tidak enak.

"Maaf paman itu karena mereka sangat kasar. Aku tidak kuat jika mereka selalu mengasariku saat melayani mereka" Junghwan sadar alasannya itu tidak akan membuahkan hasil karena kejadian ini tidak hanya sekali tapi berulang kali setiap hari ia melayani pria-pria hidung belang itu.

"Itu resiko dari pekerjaan Junghwan. Jika kau tidak mau dengan pekerjaan ini keluar saja, masih banyak yang mau bekerja menggantikan kau di sini!" Junghwan terkesiap mendengar kemarahan si germo tidak main-main kali ini.

"Jangan paman aku sangat membutuhkan pekerjaan ini"

Pria berambut gondrong itu menatap Junghwan dari atas sampai bawah dan tak lama mengerang frustasi. "Haa brengsek! Jika tidak karena wajah dan tubuh montokmu itu tidak akan ada yang tertarik asal kau tahu Junghwan"

Junghwan hanya diam setidaknya meski ia kena omel malam ini yang terpenting Junghwan masih bisa bekerja walau terkadang air matanya menetes menahan sakit saat melayani tamunya.

"Dan malam in aku tidak mau mendengar keluhan dari pelangganku! Kau harus melayaninya dengan baik, dia pelanggan lama tapi sangat jarang datang kemari, karena ia orang terpandang. Tamumu kali ini salah satu orang penting jadi aku ingin kau bisa memuaskannya, dia juga yang memilihmu sendiri walaupun aku sudah menawarkan yang lain"

Junghwan tersenyum miris mendengar penjelasan bosnya singkat, karena setiap ia menerima tamu, rasa was-was menyelimuti diri Junghwan saat ia harus mengingat kekasaran mereka padanya.

"Ini kunci nya segeralah kekamar, sebentar lagi tamumu datang"

Junghwan meraih kunci yang di berikan pria itu lalu beranjak menuju kamar di mana ia akan melayani tamu nya nanti. Bayangan menakutkan kembali melintas saat Junghwan harus melayani tamunya nanti tapi di sisi lain inilah pilihan dan jalan yang harus ia tempuh.

'Seperti apapun sulitnya hidupku, aku tidak akan kembali kerumah neraka itu" Gumam Junghwan yang sedari tadi melamun hingga ia tidak sadar tamunya datang lalu berdiri di depannya saat ia sudah duduk di tepi ranjang.

"Apa yang kau katakan? " Junghwan terkesiap hingga tersadar dari lamunannya, setelah sadar pria bermata dan rambut hitam tengah menatapnya lembut dengan senyuman terpatri dari bibir yang menurut Junghwan sangat seksi.

whoredom; haruhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang