[12] [2/2]

4.6K 251 8
                                        

warn; mature content / harsh words / m-preg 🔞

"Ya, aku akan melakukan tes DNA pada si kembar. Aku hanya ingin memastikan apa mereka sebenarnya adalah darah dagingku?"

"Tidak bisa dipungkiri Junghwan, selama ini aku selalu merasa dekat dengan mereka. Seperti ada koneksi di antaraku dengan si kembar. Mengingat juga jika dihitung secara spesifik, hitungan bulan kelahiran mereka hampir mirip dengan terakhir kali kita berhubungan seks"

Junghwan akhirnya paham maksud Haruto tapi yang membuat Junghwan tidak habis pikir bagaimana Haruto berpikiran jauh seperti itu.

"Tapi tuan, itu hampir tidak mungkin. Tuan pasti tahu kan banyak orang yang telah berhubunganku, bukan hanya tuan saja..." Haruto tersenyum sembari menciumi pipi Junghwan sayang.

"Apapun hasilnya nanti aku akan tetap menyayangi mereka sayang. Percayakan saja semuanya padaku, besok sebelum kita pergi dari kota ini, pagi-pagi kita sempatkan kerumah sakit..." Akhirnya Junghwan tidak bisa menolak keinginan Haruto tapi yang menjadi pertanyaan Junghwan mereka akan kemana setelah ke rumah sakit.

"Kita akan pergi kemana tuan?"

"Ke tempat yang aman untukmu dan si kembar..."

"Tapi kenapa?" Haruto mulai gemas karena Junghwan mulai menunjukan pesona remaja pada umumnya.

"Kau ini terlalu banyak bertanya sayang..."

"Tapi aku penasaran tuan..." Haruto menggeleng kecil sembari menatap Junghwan lekat.

"Besok kau pasti tahu. Sekarang aku hanya ingin memastikan satu hal lagi, Junghwan... coba sekali saja katakan jika kau juga mencintaiku..." Junghwan tersenyum kecil, tetap seperti posisi awal mereka karena nafas Haruto semakin kacau sama seperti dirinya sendiri.

"A-aku mencintaimu tuan..." Ujar Junghwan halus sekali seakan-akan tergerus angin tapi di telinga Haruto sangat terdengar jelas hingga kecupan kecil Haruto mendarat di ujung bibir mungil Junghwan lembut.

"Kenapa kau selalu memanggilku tuan..." Nafas Junghwan semakin memburu hingga ia menjauhkan jarak wajahnya dari Haruto.

"Aku nyaman denga panggilan itu..." Elak Junghwan dengan nafas semakin kacau.

"Tapi aku kurang suka, aku ingin mulai sekarang kau mengganti panggilanmu untukku..." Mata Junghwan semakin sayu memperhatikan Haruto setiap berucap.

"T-tuan ingin dipanggil apa?" Deru nafas Junghwan menerpa kulit wajah Haruto dengan lembut.

"Daddy atau sayang mungkin..." Goda Haruto mengendus lembut belakang telinga Junghwan.

"Eunghh... tidak, ahh. Aku tidak nyaman dengan panggilan itu tuan..." Lolos Junghwan menderukan nafas memburunya semakin parah.

"Baiklah, sesuka hatimu saja sayang..." Haruto meneruskan kecupan-kecupan kecilnya di telinga dan leher Junghwan hingga meninggalkan rona tipis di sana.

"Umh... tuan..." Junghwan menggeliat kecil di pangkuan Haruto setiap hisapan lembut mendarat di permukaan kulitnya.

"Hhh... Hhaahh... kau merasakan nya?" Bisik Haruto membelai pipi Junghwan yang kini tengah menatapnya dengan wajah memerah. Junghwan hanya mengangguk pelan sembari menggigit bibirnya saat merasakan ganjalan di bawahnya semakin menekan keatas.

"Aku menginginkanmu Junghwan.... sekarang aku menginginkanmu" Haruto menarik tengkuk Junghwan agar semakin dekat dengannya hingga dada mereka berdempetan.

"Hhh... haaah... aku juga tuan..." Lirih Junghwan disela nafas memburunya semakin kacau saat tangan Haruto dengan nakal menyusuri paha putihnya, karena memang Junghwan tidak mengenakan bawahan apapun, hanya kaos longgar milik Haruto yang melekat di tubuhnya dan kini tersingkap keatas karena ulah jahil tangan Haruto.

whoredom; haruhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang