Nami permisi setelah Junghwan menyelesaikan makannya bertepatan saat Haruto kembali ke kamar.
"Terima kasih bibi..." Nami tersenyum sopan membalas ucapan Haruto lalu beranjak dari sana.
Haruto tersenyum bahagia saat menatap si kembar kini tertidur dengan pulas lalu perhatian Haruto beralih menatap Junghwan yang tengah memperhatikannya.
"Apa kau sudah merasa lebih baik?" Haruto duduk di samping Junghwan yang tengah bersandar di bahu tempat tidur.
"Heung, aku baik-baik saja tuan..." Haruto mengusap sayang pipi Junghwan lembut.
"Baguslah, aku khawatir jika kalian sakit setelah kejadian tadi..." Junghwan melirik si kembar saat Haruto menatap bayinya.
"Kami baik-baik saja tuan. Tuan jangan khawatir..."
"Baiklah, sekarang kau istirahat. Aku mandi dulu...." Lalu Haruto mencuil gemas pipi Junghwan sayang lalu beranjak menyiapkan baju yang akan ia kenakan nanti dan masuk ke dalam kamar mandi.
Haruto pikir setelah ia keluar dari kamar mandi Junghwan telah tidur, tapi ternyata tidak remaja itu tetap duduk seperti tadi sembari menatap ke arahnya.
"Kenapa tidak istirahat sayang?" Haruto menghampiri Junghwan lalu duduk di sampingnya seperti tadi.
"Aku belum mengantuk tuan..." Haruto melirik jam nakas saat Junghwan berucap belum mengantuk, padahal malam telah larut.
"Tapi ini sudah jam 10 malam, manisku? Tidurlah dan istirahatkan tubuhmu" Tapi dari mata Junghwan terlihat seakan begitu banyak pertanyaan yang siap terlontar saat Haruto memperhatikannya.
"Ada apa? Apa kau tidak suka dengan sikapku Junghwan?" Junghwan hanya menggeleng kecil saat mendengar pertanyaan Haruto, tangan Junghwan dengan alami terulur menangkup pipi pria yang lebih tua itu lembut.
"Kenapa tuan selalu baik padaku?" Haruto tersenyum kecil lalu menarik Junghwan agar berpangku padanya. Junghwan sama sekali tidak menolak perlakuan Haruto.
"Jawabannya sederhana Junghwan, bukankah sudah kukatakan bahwa aku mencintaimu?" Junghwan masih mencari-cari celah kebohongan dari mata teduh itu tapi sama sekali tidak bisa ia temukan selain ketulusan dan kejujuran.
"Bagaimana bisa tuan? Derajat kita berbeda, terlebih aku ini seorang pelacur..." Haruto menatap Junghwan lekat sembari menahan tangan Junghwan agar tetap di pipinya.
"Semua bisa saja terjadi, karena kau berbeda. Aku langsung menyukaimu saat pertama kali kita bertemu, mungkin kau menganggapku berlebihan. Tapi itu yang aku rasakan Junghwan..." Junghwan sama seperti Haruto, saat ini mereka memperhatikan satu sama lain, Junghwan seolah-olah mencari-cari kebohongan yang selalu gagal ia temukan.
"Jujur saja aku berniat kembali menemuimu beberapa hari kemudian, tapi sayang kau selalu full booked dan saat kau bebas job, malah waktuku yang tersita karena pekerjaan hingga akhirnya aku kehilangan datamu Junghwan. Jujur rasanya aku stress mencari informasi tentangmu, karena semuanya nihil...."
Iris kelam Haruto masih menatap dalam pada netra coklat pria yang lebih muda, enggan untuk melepas tatap pandang di antara mereka.
"Bahkan orang-orang suruhanku tidak menemukanmu. Aku mencoba mencarimu di tempat kau bekerja, dan lagi-lagi aku tidak menemukanmu bahkan germo itu tidak mau memberikan alamat beserta identitasmu padaku. Aku putus asa mencarimu, sampai akhirnya aku menyerah dan berhenti..." Junghwan memperhatikan setiap Haruto menceritakan apa yang ia lalui selama mencarinya karena ia benar-benar tidak menyangka jika pria itu begitu menginginkannya.
"Sekian lama aku mencoba melupakanmu tapi sayang semuanya gagal, semakin lama aku semakin memikirkanmu. Meski aku telah menjalin hubungan dengan Ruby..."
KAMU SEDANG MEMBACA
whoredom; haruhwan
Romancewhoredom; haruhwan [18+] takdir memang permainan semesta yang tidak bisa ditebak oleh manusia. - a bxb story! - mature content! - haru dom, hwan sub! - mpreg content! - misgendering! - a remake! was ranked: ~ #1 sojunghwan ~ #1 haruhwan ~ #2 haru...