[2]

4.6K 278 5
                                    

Minggu dan bulan berganti Junghwan mulai merasakan keanehan pada tubuhnya, yang lebih mengherankan perutnya semakin membuncit padahal bagian badan lainnya tidak kian menggemuk. Junghwan mengusap perutnya perlahan, meski ada rasa aneh dan kekhawatiran karena kasus pria hamil hampir dialami beberapa pekerja komersial sepertinya tapi tetap saja Junghwan sedikit terusik dengan keadaannya yang semakin berubah di tambah lagi ia sangat mudah lelah beberapa bulan terakhir saat melayani tamunya dan keadaan itu tidak jarang membuat Junghwan selalu kena marah si germo.

Seperti malam ini Junghwan tidak mendapat bayaran karena tamunya sangat kasar hingga Junghwan tidak mampu melayaninya lagi, ia menyerah hingga perutnya terasa sakit.

"Apa yang kau pikirkan? Lihat sekarang kita tidak mendapatkan apa-apa karena kebodohanmu Junghwan!" Teriakan serta kemarahan pria berambut gondrong itu meluap saat Junghwan keluar dari kamar meninggalkan tamunya yang tengah kesal padanya.

"Tapi paman dia sangat kasar, perutku sakit. Aku tidak mampu melayaninya jika dia seperti itu sampai berakhirnya jam booking nanti" Junghwan sadar pembelaannya tidak akan membuat si pemilik pekerjaan ini akan memudahkan semuanya.

"Alasan basi Junghwan! Kau selalu mengatakan mereka kasar terus menerus. Jika kau tidak mampu lebih baik berhenti dari pekerjaan Ini!"Junghwan mematung mendengar ucapan bosnya yang tidak sedang main-main terlebih lagi tamu yang ia tinggalkan tadi kini menyambangi mereka dengan raut murka sembari mencengkram kerah kaos yang Junghwan kenakan hingga ia terjinjit paksa saat lehernya tercekat.

"Oi pelacur, kau sedang hamil kan?!" Junghwan menggeleng karena memang ia tidak tahu apa yang ia alami.

"Apa benar Junghwan?!" Tambah pria berambut gondrong itu, ia mencengkram rahang Junghwan cukup kuat hingga Junghwan meringis.

"Mana mungkin dia mau mengaku!" Tamu tersebut menyingkap kaos yang Junghwan kenakan naik keatas hingga bagian perut yang membuncit terlihat jelas.

"Bagaimana bisa kau berbohong selama ini Junghwan!" Teriak si Germo, ia semakin marah juga murka saat mengetahui keadaan Junghwan hamil.

"Ughh... aku tidak tahu jika aku hamil paman" Bela Junghwan, karena memang ia tidak tahu apa-apa dan tidak yakin apa ia benar-benar tengah mengandung. Kemudian tamu tersebut melepaskan kerah kaos Junghwan dengan kasar hingga ia terhuyung hampir jatuh.

"Sialan, kau tahu kan aku tidak mempekerjakan orang hamil kan Junghwan?!" Junghwan menggeleng mendengar kemarahan bosnya semakin menjadi.

"Tapi aku membutuhkan pekerjaan ini paman. Paman kan tau aku tidak ada keahlian lain" Junghwan memohon pada pria yang selalu ia panggil paman itu agar sedikit berbaik hati padanya.

"Junghwan, jika aku tetap mempekerjakan anak hamil dibawah umur sepertimu, aku bisa terkena masalah" Germo itu benar-benar kesal menatap Junghwan yang tengah memohon padanya.

"Lebih baik kau pergi dan jangan pernah kembali Junghwan! Aku tidak mau usahaku tutup karenamu!" Junghwan benar-benar tidak bisa berbuat banyak selain menatap memelas pada dua pria dewasa itu bergantian karena dia antara mereka sama-sama tidak menerima kondisinya ataupun membela.

"Apa yang kau tunggu lagi, sekarang pergi!" Tunjuk germo tersebut kearah luar agar Junghwan segera pergi.

Dengan langkah gontai Junghwan keluar dari gedung berukuran lumayan besar itu lalu berjalan menyusuri jalan sepi seperti malam-malam sebelumnya sembari menerawang jauh karena ia masih tidak percaya jika saat in ia benar-benar hamil, Junghwan mengusap perut membuncitnya lembut sembari meneteskan air mata.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Isak Junghwan, ia meremas perutnya. Dan sejujurnya ia tidak tahu siapa si pemilik benih yang ia kandung saat ini bahkan berapa usia kandungannya Junghwan sama tidak tau dan itu membuat keadaan semakin pelik.

whoredom; haruhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang