CH 8

726 111 1
                                    

Yejin POV

Disini gelap sekali..... Aku tak bisa melihat atau mendengar sesuatu di sekelilingku bahkan tak bisa bergerak. Dimana ini? Seingatku, aku tidur di kamarku, tapi kenapa aku ada disini? Dan juga apa ini? Rasanya seperti aku sedang melayang perlahan, rasanya nyaman sekali seolah-olah aku pernah datang kesini. Aku bisa merasakan sepasang tangan yang lembut mulai mengelus kepalaku. Tunggu? Apa? Tangan yang mengelus kepalaku!!!??

" Anakku... Jangan takut. Aku tak akan melukaimu."

Suara perempuan... Siapa kau??

" Aku adalah makhluk yang membuatmu bisa hidup di dunia yang kau tempati sekarang"

Benarkah? Apa kau adalah dewa?

" Aku tak sekuat dan sebijaksana itu hingga bisa disebut seorang dewa, anakku."

Lalu siapa sebenarnya dirimu? Dan apa yang kau inginkan dariku?

" Anakku sayang, kau tidak perlu tau siapa aku atau kenapa aku membawamu ke dunia ini. Yang perlu kau tau hanya, aku berharap kau bahagia dan menikmati kehidupanmu yang sekarang. Mungkin perjalanan yang akan kau tempuh tak akan seperti yang kau inginkan. Tapi aku percaya kau pasti bisa melaluinya. Nah, sekarang kembalilah. Keluargamu sudah menunggu."

Tak bisakah aku disini sebentar lagi?

" ........ Disini bukan lagi tempatmu."

.... Lagi??? Tunggu dulu!!! Apa aku pernah disini sebelumnya?

" Selamat tinggal anakku. Semoga dewa memberkati setiap perjalananmu"

Tunggu!!! TUNGGU DULU!!! JANGAN PERGI!!! TIDAKKKK!!!!

GASP!!!!!!

Aku membuka mataku, jantungku berdegup kencang saat melihat sekelilingku. Aku kembali kekamarku. Apa itu tadi? Mimpi Kah? Tapi terasa begitu nyata?

"Hahhhh~~~Ya sudahlah. Tak usah dipikirkan, anggap saja angin lalu. Lebih baik aku ambil air minum saja." Monolog ku akhirnya sebelum keluar kamar dan pergi ke dapur.
Saat perjalanan menuju dapur, sayup-sayup aku mendengar suara obrolan seseorang. Oh... Itu suara jiwoo dan seseorang. Hmmm~~~ apa kaiden? Pura-pura ajalah. Aku mengendap-endap menuju sumber suara. Aku melihat mereka berdua disana sedang duduk berhadapan. Samar-samar aku mendengar percakapan mereka.

" Kaiden ada apa?" Tanya jiwoo

" Aku lupa. Saat aku bilang kalau kau adalah muridku, ekspresi wajah yoo jiyoung menunjukkan bahwa dia sudah tau. Pasti go inhyuk sialan itu yang mengatakan hal ini ke yoo jiyoung!!" Sungutnya tak percaya.

" Ah... Pasti paman inhyuk tidak punya pilihan lain karena kak jiyoung adalah direkturnya" ucap jiwoo berusaha menenangkan kucing gembul dihadapannya.

" Tetap saja. Inikan belum lewat beberapa hari. Dasar!!!" Kucing gembul a.k.a kasein nitrat a.k.a kaiden tetap emosi

" Sabar...." Jiwoo hanya bisa pasrah.

" Jiwoo...?" Ucapan tiba-tiba dari seorang gadis yang hampir mirip dengan jiwoo itu sontak membuat keduanya menoleh kaget.

" Ye..yejin..." Jiwoo mulai gugup

" Jiwoo... Apa karena aku baru bangun tidur makanya aku berkhayal??"

" Eh?... Apa maksudnya?"jiwoo mulai khawatir.

" Apa menurutmu masuk akal kalau kucing bisa bicara? Hahaha.... Aku pasti salah dengar, iyakan jiwoo? Hahaha... Kurasa lebih baik aku kembali tidur sajakah? " Aku menatap jiwoo sambil tersenyum, masih diam di posisin semula di ujung tangga.

" Ja...ja..jadi .... Begini.. yejin.. sebenarnya aku-" belum sempat jiwoo melanjutkan ucapannya, kaiden langsung melesat menuju tempat yejin berada.

" KYAAAAA!!!!!" Aku jatuh terduduk setelah menerima seluruh berat badan kucing gembul itu. Berat banget oyyyy...

" !!!!!! Kaiden-nim!!!! Yejin!!!" Jiwoo panik melihat hal itu dan berlari mendekati mereka.

" Dengar, nak. Jika kau mengatakan apapun tentangku pada orang lain, akan ku pastikan kau tinggal nama." Adalah hal pertama yang kaiden katakan setelah mencengkeram kerah bajuku. Oke, sekarang ini mulai menakutkan. Aku melirik jiwoo yang dengan panik mencoba menenangkan kaiden.

" Lebih baik kau bertingkah seperti kau tidak pernah melihat apapun dan tetap merahasiakan hal ini. Aku tidak memintamu untuk merahasiakan ini, tapi aku menuntutmu untuk merahasiakannya. Kau paham?" Lanjut kaiden dengan tatapan tajamnya. Aku tidak pernah berfikir tatapan kucing bisa semenakutkan ini, tapi setelah mengalaminya secara langsung dengan kaiden dalam bentuk kucingnya semuanya jadi mungkin.

Jiwoo save meee (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Aku melirik jiwoo sekilas sebelum suara kaiden membuatku fokus padanya lagi.

" Apa. Kau. Paham.?" Ucap kaiden penuh penekanan.

" YES, SIR. PAHAM." Reflek aku menjawab setengah berteriak. Kaget. (⁠。⁠•́⁠︿⁠•̀⁠。⁠)

Jiwoo save meee (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

"Ka...kaiden-nim, tolong tenangkan dirimu. Kau membuat yejin ketakutan." Ucap jiwoo perlahan.

Kaiden menatapku sekilas, sebelum menurunkan kakinya dan berjalan menuruni tangga.

" Me..menakutkan sekali." Ucapku syok sambil memegang jantungku yang berdetak cepat.

" yejin...." Jiwoo

" Jiwoo .... Bisa kau jelaskan nanti kok, setidaknya kau bisa cerita kalau sudah siap" ucapku menenangkan

" Maaf yejin" jiwoo dengan wajah bersalahnya menatap yejin

" Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena jiwoo gak bersalah dalam hal ini. Jadi jangan minta maaf, oke? Aku lebih suka jiwoo yang ceria dan tersenyum." Aku menggapai tangannya dan menggenggamnya.

Jiwoo tersenyum " terima kasih, yejin. Kau yang terbaik"

" Hmm~~hmm~~ tentu saja aku terbaik" ucapku agak congkak. Rasanya dipuji itu menyenangkan tau. (⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)

" MAU SAMPAI KAPAN KALIAN DISANA, HAH!?!?!?" teriakan menggelegar kaiden-nim membuatku dan jiwoo menoleh dan tertawa karenanya.

" Kami akan turun kaiden-nim." Jawab jiwoo sebelum menoleh kearahku " yejin ayo turun bersama" ucap jiwoo tersenyum sangat manis. Tuhan.. tolong kirimkan pacar modelan jiwoo padaku.(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

YEJIN POV END.

The New Life (Eleceed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang