Spesial chapter : Grocery store

589 79 2
                                    

Matahari sudah menampakkan dirinya di ufuk timur pagi itu, udara segar dan burung-burung yang bernyanyi bersautan menambah kesan sejuk dan damai pagi itu. Tentu hal ini juga berlaku di sebuah rumah yang entah kenapa pagi ini semua anggota keluarganya sudah bangun, padahal biasanya mereka akan membuka matanya saat matahari sudah agak tinggi di langit sana.

Seperti saat ini seorang anak perempuan, sebut saja yejin tengah berkutat dengan ponselnya entah apa yang sedang dia lihat hingga seserius itu. Sedangkan saudara dan mentornya, jiwoo berserta kaiden tengah melatih force control mereka untuk mengisi energi yang telah terpakai untuk latihan. Kaiden yang merasa keadaan yang menjadi sunyi dan tidak seperti biasanya menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah yejin.

" Heh! Bocah! Daripada kau terus melihat ponselmu seperti itu lebih baik kau latih kembali kekuatanmu." Ucap kaiden memecah keheningan
Bukannya melakukan apa yang disuruh mentornya yejin malah menatap kaiden dalam diam sebelum mengatakan hal yang membuat kaiden menghela nafas panjangnya.

" Tuan kaiden ayo kita makan malam sama-sama." Ucap yejin dengan ceria. Jiwoo yang mendengarnya menghentikan aktivitasnya dan menoleh.

" Sama-sama?" Tanya jiwoo bingung. Pasalnya mereka selalu makan bersama meskipun kaiden dalam bentuk kucingnya.

" Ya. Bukankah kita harus makan bersama sesekali sebagai keluarga?" Ujar yejin

Keluarga

Satu kata yang jarang sekali kaiden dengar dari orang lain, berhasil meluncur mulus dari mulut gadis itu.

" Bukankah kita sering makan bersama?" Tanya kaiden mengernyit heran

" Bedalah. Kaiden- nim kan makan bersama kami saat dalam bentuk kucing, dan jarang sekali berubah menjadi bentuk manusia. Jadi, ayo makan malam bersama sebagai keluarga dengan bentuk manusia kaiden nim" ucap yejin kelewat semangat

" Tentu saja. Mari makan bersama sebagai keluarga." Jiwoo menjawab antusias ide dari yejin. Meskipun jiwoo tak mengatakannya, sebenarnya jiwoo menganggap kaiden bukan hanya sebagai guru, namun sebagai sesosok ayah yang tak pernah dia dan yejin miliki. Jadi saat yejin menyarankan hal ini tentu saja akan dia dukung dengan segenap hati. Mereka menatap kaiden dengan sorot mata memohon yang memancarkan sinar gemerlapnya, membuat kaiden yang sempat ingin menolak mengurungkan niatnya.

" Haaah.... Baiklah. Jadi mau pesan makanan atau bagaimana?" Tanya kaiden pasrah

" Tidak..tidak... Aku akan memasak untuk kalian. Aku cukup jago masalah memasak." Ucap yejin bangga pada dirinya

" Aku tak pernah melihatmu memasak."  Ucap Kaiden penuh keraguan tentang skill memasak yejin

" Aku juga jarang melihatnya." Timpal jiwoo

" Tentu saja begitu. Aku memasak untuk diriku sendiri saat kalian latihan diruang bawah tanah sampai lupa waktu. Bahkan saat aku menyisakan sedikit makanan buatanku untuk jiwoo, dia selalu berakhir dengan makan mie instan." Oceh yejin pada akhirnya karena tidak terima diragukan seperti itu.

" Maafkan aku." Jiwoo meminta maaf sambil terkekeh

" Sudahlah. Mari kita belanja. Aku ingin makan hotpot hari ini. Bagaimana menurut kalian?" Tanya yejin pada keduanya

" Bukan ide yang buruk." Jawab kaiden

" Ya!!!! Kedengarannya enak. " Sahut jiwoo semangat

" Baiklah. Ayo kita belanja!!!!"

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Hal yang tak terduga dari kata " ayo kita belanja" yang diucapkan yejin beberapa menit yang lalu adalah fakta bahwa kaiden juga ikut terseret untuk belanja. Jadi disinilah dia sekarang memegang sebuah troli dorong dan mengikuti dua bocah kematian memilih barang yang ingin mereka beli. Hal ini tak luput dari pandangan orang-orang sekitar.

" Lihatlah orang itu. Bukankah dia sangat tampan?" Orang A berkomentar

" Benar sekali. Sangat tampan. Apa dia artis, idol, oh apa mungkin dia seorang model?" Tanya orang B yang ada disebelah si A tadi dengan wajah kagumnya.

Kaiden yang mendengar itu langsung bangga dan sifat narsisnya mulai muncul.

" Yah.. aku memang tampan menawan. Siapa memang yang tak terpesona denganku" batin kaiden dengan senyum bangganya.

" Bahkan anak-anaknya juga sangat tampan dan cantik. Apa mereka keluarga selebritis atau bagaimana?" Komentarnya lagi

Anak-anaknya? Siapa yang mereka maksud?

Sontak saja kaiden menolehkan kepalanya kearah jiwoo dan yejin yang  sedang memilih sayuran. Kaiden berpikir mungkin tidak ada salahnya punya anak-anak seperti mereka suatu hari nanti meskipun kadang mereka membawa banyak masalah. Kaiden menghela napas dan menghampiri mereka.

" Apa masih lama?" Tanya kaiden

" Tidak!!!!" Jawaban mereka berdua bahkan kompak dan memasukkan berbagai macam sayuran ke dalam troli.

Setelah mendapat beberapa sayur dan daging, para bocah itu malah berbelok ketempat camilan dan asik dengan pilihan mereka sendiri. Kaiden mendapat firasat buruk tentang ini. Dan firasatnya tidak lah salah. Bukannya membeli bumbu yang akan digunakan untuk membuat makanan nanti malam, mereka malah memasukkan berbagai macam camilan kesukaan mereka dan teman-temannya. Kaiden sudah memperingatkan mereka tapi tak didengarkan.

Sesampainya dirumah dan membuka belanjaan, yejin tiba-tiba heboh diluar nalar.

" Kenapa? Kenapa kita malah beli banyak camilan?!" Teriak yejin

" Haaahhh~~~ aku sudah memperingatkan kalian kan tadi? Sepertinya kau bahkan tak menghiraukanku." Kaiden berujar jengkel pada yejin

" Sepertinya kita tidak jadi makan hotpot." Jiwoo menimpali. Mereka bertiga diam.

" Tidak apa-apa jiwoo. Aku akan membuat makanan lain untuk makan malam nanti. Tenang saja." Ucap yejin mantap.

Dan seperti yang diduga, malam itu yejin menghidangkan aneka makanan seperti Japchae, Kimchi jjigae, Kimbap, dan Dakgalbi. Menu yang cukup mewah untuk malam ini.

" Maaf... Karena tak jadi makan hotpot. Padahal kita sudah merencanakannya tadi" sedih yejin

" Apa bedanya memang? Kau tetap memasak makanan untuk kita kan, bahkan ada berbagai jenis makanan yang tersaji. Dan kau masih sempat menyimpannya untuk esok hari. Kau sudah bekerja keras. Berbanggalah." Kaiden berucap panjang lebar. Seketika hati yejin yang mendengarnya menghangat bahkan jiwoo juga ikut tersenyum mendengarnya. Ah... Alangkah indahnya jika mereka memiliki ayah seperti tuan kaiden.  Malam itu menjadi makan malam terindah untuk jiwoo dan yejin di sepanjang hidup mereka. Dan mereka tak henti-hentinya bersyukur dalam hati karena dipertemukan dengan kaiden.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Yo!!!! Aku kembali dengan sebuah side story ala kaijijin ( kaiden, jiwoo dan yejin) menurut kalian bagus gak ceritanya???

Kalo bagus, siapa tau nanti ada special chapter lain, kan?

Kebetulan aja kepikiran untuk buat cerita selingan kayak gini. Karena kehabisan draft dan ide juga.
Hehehe😅

Kalian suka nggak?

Oh!!! BTW ini penampilan mereka sat belanja.

Oh!!! BTW ini penampilan mereka sat belanja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Harap kalian suka guys!!!!

SEE YOU IN NEXT CHAPTER!!!!✧⁠\⁠(⁠>⁠o⁠<⁠)⁠ノ⁠✧

The New Life (Eleceed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang