CH 15 HARI DAMAI

517 82 2
                                    

Sebelumnya:

" Yejin!!! Yejin!!! Bernafaslah. Tenanglah. Semua akan baik-baik saja" jiwoo memeluk yejin dan mengusap punggungnya agar tenang. Yejin berangsur tenang.

" Ya, jiwoo. Terimakasih. Semua akan baik-baik saja. Pasti baik-baik saja." Ucap yejin meyakinkan dirinya sendiri dan kembali menatap layar biru didepannya.

" Ini jadi semakin menjengkelkan" yejin hanya bisa membatin untuk saat ini.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Setelah kejadian itu, jiwoo bersama yejin dan kaiden dalam bentuk kucingnya pamit pulang, karena jiwoo datang ke rumah sakit selain untuk menjenguk ketiga temannya, juga untuk menjemput yejin pulang. Dalam perjalanan pulang itu jiwoo merasa aneh dengan sikap yejin, dia jadi semakin pendiam, biasanya dia akan berceloteh panjang lebar mengenai hal sepele atau sekedar bertanya kegiatan apa yang akan dilakukannya hari ini. Namun, kali ini berbeda yejin tampak murung dan sering melamun. Hal ini menyebabkan jiwoo menjadi over thinking penyebab murungnya seorang yejin. Apa dia marah karena jiwoo menerima permintaan tanding dari sucheon? Atau karena masalah saat melawan klein? Jiwoo semakin merasa bersalah ketika memikirkan penyebabnya. Sementara kaiden yang merasakan suasana yang berbeda mungkin sedikit canggung itu hanya bisa diam-diam menghela napas lelah.

" Yej--...."

" Jiwoo, bukankah itu jiyoung eonni?" Pertanyaan yejin memotong kalimat jiwoo sebelumnya. Jiwoo yang mendengarnya menolehkan kepalanya ke sosok yang sudah menunggu entah berapa lama di depan rumah mereka.

" Kak jiyoung?" Jiwoo memanggil dan menghampirinya dengan ceria tak lupa dia juga menggandeng yejin untuk mendekat.

" Aku mendapat panggilan dari Baekdu." Jawabnya

" Ini tidak akan mudah, dia kembali dengan tekad sebesar itu. Di Baekdu, dia akan berlatih dengan orang yang mempunyai gaya bertarung sama sepertimu" lanjutnya

" Aku tahu" jiwoo menimpali

" Ini tidak akan sama seperti pertandingan persahabatan. Salah satunya akan terluka parah." Jiyoung masih menasehati jiwoo

" Aku juga tau itu." Jiwoo menjawab lagi

" Tak bisakah aku masuk ke rumah duluan? Aku berasa seperti nyamuk tak berguna disini." Batin yejin yang sedari tadi diabaikan

" Anuu... Permisi. Maaf mengganggu obrolan kalian. Tapi bisakah aku masuk duluan? Aku agak sedikit lelah hari ini." Ucap yejin setenang mungkin

" Ah! Maafkan aku. Silahkan beristirahat, kau tidak boleh terlalu kelelahan " ucap jiyoung pada yejin

" Siaall dia cantik sekali. Aku merasa seperti cumi kering saat didekatnya. Insecure aku tuh. ಥ⁠╭⁠╮⁠ಥ" Yejin lagi-lagi membatin

" Apa eonni mau masuk dulu?" Tawar yejin padanya

" Tidak usah. Aku tidak akan lama." Jawab jiyoung tersenyum simpul

" Bahkan hanya sedikit tersenyum saja dia memancarkan aura kecantikan. Luar biasa sekali. " batin yejin lagi

" Baiklah kalau begitu. Aku permisi dulu eonni. Aku duluan jiwoo." Yejin pamit dan segera masuk ke rumah

" ..... Oke." Jiwoo menjawab dengan lesu.

" Apa kau bertengkar dengannya?" Tanya jiyoung tiba-tiba

" Tidak kok, kak." Jawab jiwoo

" Baguslah kalau begitu." Jiyoung tersenyum dan melanjutkan obrolan mereka sebelumnya.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Di dalam rumah, kaiden sudah menunggu dengan tatapan matanya yang tajam mengarah pada yejin yang baru saja memasuki rumah.

" Apa kalian bertengkar?" Adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut kaiden

" Kami tidak bertengkar kok." Yejin meletakkan tasnya sembarangan dan duduk dilantai menyenderkan kepalanya di sofa menatap kaiden.

" Jadi, kenapa kalian bertingkah seperti itu?'' tanya kaiden

" Huh? seperti apa memangnya?" Yejin yang mendengarnya jadi bingung

" Bertingkah seolah-olah kalian sedang bertengkar dan tidak bicara satu sama lain. Jika memang kau maupun jiwoo tidak bertengkar, aku yakin 100% jiwoo akan berpikir aneh-aneh dan berujung menyalahkan dirinya sendiri" jelas kaiden

" Hmm?? Kenapa begitu?" Tanya yejin semakin bingung

Muncul perempatan imajiner di dahi Kaiden yang mendengarnya. Tak habis pikir dengan pikiran bocah satu ini.

" Setelah kejadian dengan klein waktu itu, dan tiba-tiba kau bertingkah seperti ini. Menurutmu apa yang akan dipikirkan jiwoo?" Kaiden memberi pertanyaan alih-alih menjawab pertanyaan yejin.

Yejin yang mendengarnya sontak kaget dan langsung paham apa yang dikatakan kaiden.

" Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya memikirkan sesuatu dalam kepalaku." Ucap yejin pada akhirnya

" Apa yang kau pikirkan?" Tanya kaiden

" Itu .... Sebenarnya akhir-akhir ini aku merasakan firasat buruk, dan itu membuatku gelisah. Aku terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Dan itu membuatku takut. " Sedih yejin

" Jangan dipikirkan. Itu hanya perasaan sesaat, karena kau baru saja tertimpa musibah" terang kaiden

" Benarkah?" Yejin menatap kaiden

" Tentu saja begitu. Ngomong-ngomong soal musibah, bagaimana bisa kau sampai disana. Bukankah aku sudah bilang agar kau tetap dirumah?" Kaiden mengingatkannya pada kejadian pertama kalinya dia melihat sistem.

" Aahhhhh.... Apa yang harus kukatakan pada kaiden? Inilah sebabnya aku tak menyukai sistem, itu bahkan tidak membantu disaat seperti ini. Apa itu artinya aku akan diomeli lagi seperti saat di rumah sakit waktu itu?" Batin yejin panik

" Ku...ku..kupikir aku ingin membeli camilan. Tapi...tapi aku tersesat dan saat sadar aku melihat jiwoo ada disana. Bukankah aku sudah mengatakannya waktu itu?" Yejin memberikan alasan yang sekiranya masuk akal dengan gugup. Kaiden menatapnya cukup lama, sebelum akhirnya menghela napas panjang. Dan mulai mengomeli yejin panjang lebar, yejin yang mendengarnya ingin menutup telinganya rapat-rapat tapi masalah akan jadi semakin runyam. Bertepatan dengan ceramah kaiden yang tak ada habisnya, jiwoo masuk dengan wajah bingungnya.

" Jiwoo......" Yejin memelas menatap jiwoo

" Iya, yejin?" Jiwoo mendekat dan duduk disebelah yejin. Yejin tanpa berpikir panjang dan mengabaikan omelan kaiden, memeluk jiwoo erat.

" Maaf...." Ucap yejin

" Kenapa minta maaf?" Jiwoo bingung

" Aku tidak marah pada jiwoo kok. Aku hanya terlalu memikirkan masalah sepele. Sehingga mungkin membuatmu berpikir yang tidak-tidak" jawab yeji jujur

" Begitukah?" Jiwoo memastikan

" Tentu saja. Mana mungkin aku bisa marah dengan saudaraku yang bagaikan malaikat ini" yejin terkekeh mendengar ucapannya sendiri.  Mereka berpelukan sesaat, sebelum suara bariton kucing gembul menginterupsi mereka.

" Sudah selesai? Para kucing sudah lapar dan mulai menggangguku."  Kaiden yang sudah dikerubungi oleh para kucing mulai protes. Mereka hanya tertawa melihatnya dan mulai menuangkan makanan ke mangkung para kucing termasuk kaiden.

" Yahhh... Mari pikirkan perasaan buruk itu nanti saja. Masih ada banyak hari untuk memikirkannya. Nikmati dulu saja momen seperti saat ini. " Batin yejin bahagia.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

HAPPY READING GUYSS !!! ꒰⁠⑅⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠꒱⁠˖⁠♡♡⁠˖⁠꒰⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠⑅⁠꒱

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

The New Life (Eleceed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang