Lullaby 1

292 19 100
                                    

Wahai rembulan, sinari mimpi indah cintaku...
Bintang, sampaikan padanya bahwa aku sangat menyayanginya...
Kuucapkan doa terindah untuknya yang telah mengisi hatiku...

Senandung?

Sejurus cahaya menyerang penglihatan bersama dengan lenyapnya bait-bait indah tadi.

Tidak, apa yang terjadi?!

Dua pasang mata terbuka hampir bersamaan layaknya bangun dari mimpi buruk. Dalam suasana yang aneh, perasaan tak karuan bercampur bingung atas apa yang mereka alami.

Sebuah motor melaju dengan kecepatan tinggi membelah kota Kusa. Tak peduli riuh klakson dan umpatan pengendara lain, motor yang dikendarai seorang pemuda dan pemudi ini terus melaju entah kemana tujuannya.

"Oy, sebenarnya kita mau kemana sih?" Tanya si pemuda bernada kesal.

"Kemana saja yang penting orangtuaku tidak bisa menemukanku!"

"Apa?! Jadi kita ini tidak punya tujuan?! Wah kau sudah gila, Sarada!"

"Kalau bukan karena mereka aku tidak akan mengajakmu keluar!"

Karena pertengkaran ini mereka tidak terlalu memperhatikan jalan. Jarak antara tempat tinggal mereka dengan lokasi sekarang sudah sangat jauh, mustahil bisa kembali cepat terlebih lagi masalah yang mereka hadapi cukup serius.

"Bodohnya aku karena menurutimu. Lihat saja, aku akan mengembalikanmu ke orangtuamu!"

"Ap-... Awaaas, perhatikan jalanmu!!!!"

Itu percakapan terakhir mereka malam itu. Di daerah yang gelap penuh rimbun pepohonan kecerobohan membawa mereka ke sebuah tempat yang lebih dingin dan gelap tanpa ada satu titik cahaya sedikitpun.

"Kalau saja Mama dan Papa tidak menjodohkanku, aku pasti tidak akan...."

"Ini salahmu Sarada... Harusnya aku tidak menurutimu..."

...Lullaby...

Wahai rembulan, sinari mimpi indah cintaku...
Bintang, sampaikan padanya bahwa aku sangat menyayanginya...
Kuucapkan doa terindah untuknya yang telah mengisi hatiku...

Senandung? Ini lagu pengantar tidur kan? Ibu pernah menyanyikannya untukku.

Memori masa kecil mengisi dalam suasana gelap bak reka adegan yang beruntun hadir di ingatannya hingga sejurus cahaya menyilaukan masuk ke dalam netranya.

Yang mulia bisa dengar suara saya?

Tuanku, Putra Mahkota?

Sayup suara itu semakin banyak. Semakin sinar itu datang menyiaukan, bayang bak siluet beberapa pria dan wanita semakin jelas terlihat.

"Tuan..."

"Hah?! Si-siapa?!" Pekik sang Pangeran dengan mata terbelalak dari tidurnya. Dia tidak salah dengar, barusan memang ada wanita yang memanggilnya sebagai suami.

"Syukurlah, terima kasih Dewa... suami hamba telah siuman."

"Hah?! Suami? Maksudmu siapa?" Tanyanya pada seorang wanita cantik berambut ungu yang menjaganya di sisi ranjang.

"Apa anda lupa pada saya? Saya Sumire, istri anda."

"A-apa? Jangan menipuku ya? Aku bahkan belum punya pacar!"

"Pacar? Apa itu... Ah!" Gadis bernama Sumire itu langsung bangkit menghadap serius orang-orang yang berjaga di sekitarnya.

"Tolong jelaskan apa yang terjadi padanya? Di-dia sama sekali tidak mengenalku!"

LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang