7. Kedatangan Tiara

113 8 6
                                    

Lesti yang tertidur pulas, terbangun karena pergerakan suaminya. Dilihatnya lelaki tampan itu masih terjaga dan kini sedang memandang dirinya intens.

"Kenapa, ih, lihatinnya gitu banget," ucap Lesti malu dan menutupi wajah cantiknya.

"Makin cantik kalau lagi tidur," puji Billar.

"Nggak usah peres," sarkas Lesti untuk menutupi kegugupannya.

Billar terkekeh pelan, melihat tingkah laku istrinya yang menurut pandangan Billar itu sesuatu hal baru yang mungkin akan membuat candu baginya.

"Kenapa belum tidur, Kak? Nggak nyaman ya di sini? Maaf ya, rumahnya nggak sebagus rumah kak...." ucap Lesti yabg terpotong karena ditutup oleh jari telunjuk Billar.

"Kok ngomong begitu? Kakak belum tidur ya memang karena belum bisa tidur, bukan pengaruh rumahnya. Malah kakak nyaman banget di sini, tidur didampingi wanita cantik," goda Billar.

"Apaan sih, malam-malam masih modus aja," ledek Lesti.

"Modus sama istri juga berpahala loh," jawab Billar tidak mau kalah.

"Tidur lagi, ini masih jam 12 malam loh! Besok kuliah ngantuk lagi. Maaf uda buat tidur nyenyak kamu terganggu," peringat Billar.

"Nggak bisa tidur, kan dede udah tidur tadi," ucap Lesti.

"Oh iya, Kak. Dede boleh nanya nggak?" tanya Lesti hati-hati.

"Bebas mau tanya apa pun," jawab Billar tersenyum.

"Kakak kenapa mau menerima perjodohan ini? Kan kakak nggak kenal dede sebelumnya?" tanya Lesti ragu.

"Nggak usah takut gitu, dong! Kakak nggak marah kok."

"Dalam hidup, kakak selalu percaya 'the power of ridho orang tua' terutama mama. Apa pun yang mama pinta, selagi mampu pasti akan selalu kakak usahakan. Karena kakak selalu percaya, ketika hati orang tua kakak, terutama mama, bahagia, doa kebaikan akan selalu mengalir deras dan mereka akan ridho dengan apa pun yang kakak jalani, bagi kakak itu menjadi salah satu jembatan untuk menjemput kebahagiaan di dunia mau pun di akhirat kelak. Pada malam itu, mama dengan kerendahan hatinya meminta kakak untuk menikah dengan putri om hermawan, begitu juga dengan papa dan juga orang tua kamu. Mama meyakinkan, kalau gadis yang akan kakak nikahi adalah wanita sholehah dan baik akhlaknya. Lantas dari segi mana kakak memiliki alasan untuk menolak? Bukan karena terpaksa, tapi memang kakak tidak memiliki alasan untuk tidak menerima perjodohan itu. Sejak ijab itu kakak ucapkan, detik itu juga kakak berjanji pada diri kakak sendiri dan juga dihadapan sang pencipta, kakak akan selalu berusaha mencintai, melindungi dan menjaga siapa pun gadis yang namanya kakak sebut dalam ijab qobul itu dihadapan tuhan dan walinya. Tetapi memang benar, kuasa Allah itu luar biasa. Allah menakdirkan gadis yang sempat membuat kakak kagum yang menjadi istri kakak. Setelah tau, bahwa gadis yang kakak nikahi itu kamu, kakak semakin yakin jika kakak ikhlas menerima tadkir kakak," jelas Billar panjang lebar.

Lesti menangis terharu. Betapa tidak tahu dirinya ia, seharian menyalahkan takdir yang luar biasa indah. Bahkan, takdir yang ia jalani sekarang, bisa jadi impian banyak wanita di luar sana. Dinikahi lelaki tampan, sholeh, mapan dan juga tulus menerima dirinya sebagai seorang istri.

"Maaf ya, dede sempat marah dan tidak bisa menerima takdir ini."

"Wajar, karena umur kamu juga masih dibilang belia. Pasti masih banyak mimpi yang ingin kamu raih. Tapi kakak janji, kakak akan mendukung impian kamu," ucap Billar.

"Terimakasih, Kak," ucap Lesti dengan suara yang sangat lirih.

Entah dapat keberanian dari mana, Billar meraih tubuh munggil istrinya dan peluk dengan penuh kasih sayang.

Penerang RedupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang