16. Lesti Di Bunuh?

101 6 11
                                    

Billar mendekati Lesti yang meringkuk di sofa. "Sayang he, lihat sini ini kakak"

"Jangan gini dong, Putri nggak ada di sini, Sayang. Jangan takut lagi ya, Kakak ada di sini, Kakak akan slalu berusaha menjaga dan melindungi kamu sebisa Kakak, bahkan dengan nyawa kakak sendiri." Billar memegang ke dua pipi istrinya, berharap sang istri membalas tatapannya.

Pandangan Lesti masih kosong, beruntungnya kali ini Lesti mau membuka suara meski lirih. "Dede takut, Kak," lirihnya.

Billar menarik tubuh lemah sang istri untuk didekapnya. "Kakak di sini, Sayang. kakak di sini."

"Jangan takut, Putri udah ditangani polisi," ucap Billar yang sudah menitikan air mata.

Sakit rasanya melihat istrinnya seperti ini. Keadaan yang berbanding terbalik dengan sifat Lesti yang periang.

Seberat apapun masalah yang mereka hadapi, Lesti akan selalu riang ketika di hadapan Billar, meski beberapa bulan belakangan ini memang Lesti dan Billar dihadapkan dengan permasalahan kantor yang cukup rumit, Lesti selalu menjadi support system terbaik untuk Billar. Tapi hari ini, mental istrinya down, istrinya benar-benar rapu dan itu sangat menyayat hati Billar.

Billar merasa gagal menjadi seorang suami yang seharusnya melindungi dan menjaga istrinya.

Lesti belum merespon ucapan Billar, "Sayang hey, Kakak di sini, jangan takut lagi ya! Maafin Kakak, hari ini Kakak gagal menjaga kamu." ucap Billar mengusap lembut kedua pipi istrinya.

Lesti perlahan menyadari kehadiran sosok pelindungnya. "Kakak jangan pergi, dede takut. Dede takut kak, jangan tinggalin dede!" Lesti memeluk erat tubuh kekar suaminya.

Billar membalas dekapan yang tak kalah erat dari istrinya, berusaha menyalurkan kekuatan yang ia miliki untuk istrinya. "Gak akan, Sayang, Kakak di sini untuk kamu."

Setelah cukup lama, kini keadaan Lesti sudah jauh lebih baik. Meski masih sedikit syok dengan kejadian yang ia alami hari ini.

Ingatan Billar kembali kepada kejadian yang dialami istrinya tadi pagi.

Hampir 9 bulan terakhir ini Billar dan Adit menyelidiki kasus penggelapan uang perusahaan. Sudah ada beberapa bukti yang mengarah pada seseorang tapi bukti itu belum cukup kuat untuk berurusan dengan hukum. Mereka terus mengumpulkan bukti-bukti untuk menuntaskan kasus ini.

Sampai pada akhirnya, tuhan menunjukkan jalan untuk Billar, ia memergoki gadis itu sedang merencanakan aksinya dengan komplotannya.

"Oh, jadi kecurigaanku sama Adit selama ini benar. Terimakasih sudah membantuku menuntaskan kasus ini, sampai bertemu di kantor polisi." ucap Billar tegas.

Gadis itu terperangah, kaget dengan kehadiran Billar yang tiba-tiba. "Kok kamu bisa ada di sini, Lar?"

Billar menatapnya dingin. "Kenapa? Takut ke gep, saat kamu menjalakan aksi, iya?"

"Aku nggak nyangka kamu bisa berbuat seperti ini, Put. Apa salahku sama kamu, sampai kamu setega ini sama aku, bahkan aku sudah menganggap kamu adik kandungku sendiri." Billar sangat kecewa.

"Maksut kamu apa sih, Lar? Aksi apa?"

"Gak usah drama! Kamu kan, yang sudah gelapin uang perusahaan selama ini? Kamu tau? Perusahaan hampir tumbang karna ulah kamu." Billar memberi penekanan pada setiap kata.

Penerang RedupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang