9. Rumah Baru

114 8 6
                                    

Hay kalian semua🙌🏻
Bagaimana, udah kembali kokoh kah, hatinya?

***

Genap satu minggu Lesti dirawat di rumah sakit dan dalam kurun waktu satu minggu itu pula Billar dengan setia mendampingi istrinya.

"Kak, mau pulang aja, boleh nggak?" tanya Lesti sambil merengek.

"Keadaan kamu masih lemah kayak gini loh," jawab Billar.

"Dede udah sehatan, Kak. Istirahat di rumah aja ya," bujuk Lesti.

Dengan berat hati Billar meminta persetujuan dokter yang merawat istrinya, agar diperbolehkan untuk pulang.

Setelah berkas kepulangan Lesti selesai, ia masuk kembali ke ruang rawat istrinya. Billar mengemasi barang-barang yang mereka bawa selama di rumah sakit.

"Ayo, katanya mau pulang?" ucap Billar.

"Ah, makasih, Kakak," ucap Lesti girang.

Lesti dibawa pulang oleh Billar, sedang kedua keluarganya sudah menunggu dan menyambut kepulangan mereka di rumah.

Jarak antara rumah sakit dengan rumah mereka tidak terlalu jauh hanya butuh waktu 15 menit untuk menempuhnya.

"Kak, ini rumah siapa? Kok malah masuk ke rumah ini?" tanya Lesti bingung.

"Ini rumah kita, tadinya mau ajak kamu ke sini setelah pulang kuliah, taunya kamu minta pulang ke rumah sakit dulu," ucap Billar tersenyum manis.

"Ha? Rumah kita? Rumah kakak maksudnya?" tanya Lesti memastikan.

"Iya, rumah kakak, rumah kamu juga," jelas Billar menggenggam tangan istrinya.

Lesti sudah tidak lagi mampu berkata-kata, terlalu banyak pertanyaan-pertanyaan yang terbesit diotaknya. Lesti mengikuti langkah kaki Billar untuk masuk ke dalam rumah tersebut. Diamatinya dengan detail, rumah minimalis yang begitu nyaman dan indah. Ia dibuat senyum-senyum sendiri.

"Selamat datang Tuan Putri," teriak semua orang yang ada dibalik pintu.

Sungguh benar-benar kejuta. yang tidak pernah Lesti sangkah. Ia berfikir keluarganya memang benar-benar ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal, makanya tidak menjemputnya di rumah sakit.

Ia menangis terharu menatap suaminya yang sedang tersenyum manis. "Suka dengan rumahnya?" tanya Billar.

"Suka bangeet," jawab Lesti lirih, namun masih mampu didengar oleh Billar.

"Masuk dulu, ayo, mantu mama harus istirahat," ucap Utari menuntun menantunya masuk.

Lesti duduk di sofa ruang keluarga, dua keluarga kecil itu sedang berkumpul di sana. Menghabiskan waktu bersama, karena setelah ini mereka akan memulai kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya, hidup mandiri berdua tanpa melibatkan keluarga.

Setelah sholat isya', semua keluarga berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing dan kini tinggallah mereka berdua.

"Ke kamar yuk," ajak Billar yang diangguki oleh Lesti.

Lesti dibuat terpukau dengan bangunan kamar yang begitu indah itu. Terdapat perpustakaan mini dan ruang belajar yang menyatu dengan ruang tidurnya dan juga meja rias yang sudah dilengkapi dengan pernak perniknya.

"Kakak, sejak kapan punya rumah ini?" tanya Lesti.

"Satu tahun yang lalu, kakak membangun rumah ini. Rumah yang akan kakak tempaati bersama dengan istri kakak dan tepat saat rumah ini siap dihuni, Allah memberi kakak jodoh secepat itu prosesnya," jelas Billar tersenyum manis.

Penerang RedupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang