06

334 40 0
                                    


Bulan demi bulan berlalu, dan nara serta yunho sibuk mempersiapkan pernikahan mereka. Keputusan dari kedua belah pihak tidak bisa di ganggu gugat. Yunho? Pria itu memihak nara disaat semua tidak berpihak pada gadis itu. Yang ia pikirkan adalah nara saat ini.

Helaan napas nara membuat yunho menoleh. Saat ini mereka sedang berada disebuah butik untuk fitting baju pernikahan. Yunho tersenyum tipis, ia mengusap lembut kepala nara.

"Ayo pilih mana yang kamu mau." ucap yunho

"...mas aja." ucap nara pelan

Selama mempersiapkan pernikahan nara terus membiarkan yunho membuat keputusan. Tidak seperti calon pengantin pada umumnya, nara adalah calon pengantin yang tidak antusias saat menyiapkan untuk hari besarnya.

"Bisa tolong kasih waktu sebentar?" ucap yunho pada salah satu karyawan butik yang ada didekat mereka.

"Baik, mas."

Yunho tersenyum. Dia menatap nara memegang kedua bahu nara.

"Cil, menikah sekali seumur hidup. Walaupun kamu gak suka dengan keputusan ini, setidaknya di hari itu sesuai dengan kemauan atau istilahnya wedding dream kamu." jelas yunho

"Sekarang, ayo pilih gaun yang kamu suka." ucap yunho

Nara masih diam. Yunho kembali mengusap lembut kepala nara. Ia paham pasti ini semua berat untuk nara. Namun apa boleh buat, yunho sendiri tak bisa mengubah keputusan orang tua nya. Saat ini yunho hanya sedang bersikap dewasa, dan berusaha berada di sisi nara agar gadis itu tak terlalu merasa tertekan.

••


Nara menghela nafas pelan. Dia duduk sembari berpangku tangan, memperhatikan dosennya yang sedang menjelaskan. Minggu depan nara akan UAS, jadi untuk persiapan pernikahan akan di handle dahulu oleh yunho.

Dan saat libur UAS nanti nara dan yunho akan menikah. Eughh, rasanya nara ingin memperpanjang hari saja agar tak cepat sampai pada hari itu.

"Nara.. nanti gue mau ngomong ya." bisik saluna dari belakang

Nara hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia kembali memperhatikan dosen dan mencatat materi yang perlu di catat.

Seusai kelas, nara bangkit dari duduknya dan segera pergi ke kantin untuk mengisi perut. Tak lupa dengan saluna yang mengikutinya. Gadis itu selalu berusaha untuk mengajak nara berbicara. Namun nara selalu menolak. Tetapi kali ini nara mengiyakan karena ia sudah terlalu banyak pikiran. Rasanya ia perlu mengosongkan satu tempat didalam otaknya agar tidak terlalu penuh.

"Bang es teh manis satu ya." ucap nara yang kemudian duduk disalah satu meja.

"Sama Indomie goreng telur satu." tambah nara

Saluna berdiri di dekat nara sembari melihat nara.

"Bisulan pantat lo?" tanya nara

Saluna menggeleng, ia mengulum bibirnya. Rasanya ia kangen dengan celetukan asal dari sahabatnya.

"Gak mau duduk?" tanya nara lagi

Dengan cepat saluna duduk disamping nara. Nara masih dengan sifat dinginnya. Walaupun kadang suka begajulan dan banyak tingkah, tapi nara bisa bersikap dingin juga.

"Mau ngomong apa?" tanya nara

"Lo masih marah?" tanya saluna

"Gak tuh."

"Trus kenapa diemin gue?" tanya saluna

"Lagi banyak pikiran aja." jawab nara

"Lagian gue udah gak peduli dengan hubungan kalian. Terserah deh kalian mau ngapain." ucap nara

Be With You - ATEEZ Yunho | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang