Beberapa hari di Swiss, bahkan sempat jalan ke Jerman karena Dini mendapat hadiah tambahan dari penyelenggara lantaran prestasinya, hari ini kami berangkat juga ke Paris. Ya. Paris memang menjadi salah satu tempat di Eropa yang paling kusuka lantaran suasana romantisnya. Terlebih, kali ini aku mengajak calon istriku, juga mama dan calon ibu mertuaku. Dari Munich, Jerman, kami memilih menggunakan mobil rental dari fasilitas hotel sesuai rekomendasi panitia penyelenggara acara pelatihan yang diikuti oleh tunanganku itu. Selama hampir 9 jam, kami dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah. Sesekali, kami berfoto dengan latar pemandangan indah selama perjalanan Munich ke Paris. "Jenk Endang. Saya masih gak nyangka, bisa ke Swiss, Jerman dan Prancis bareng sama anak bungsu saya, lalu calon besan dan calon mantu," ucap bunda pada mamaku. "Iya, Jenk Mila. Kuasa Allah. Saya juga gak nyangka kalau Mas Tata bisa ikut nemenin dan....ya...saya sampe ikut juga kesini. Menurut saya sih, Dini memang layak dapetin ini semua dan..dia akan jadi mantu perempuan tersayang serta satu-satunya untuk saya, mengingat Mas Tata kan anak paling tua dari 3 bersaudara. Mungkin, Jenk Mila udah tahu soal kemunculan Sita, mantan pacar Mas Tata yang sempat berusaha misahin mereka. Tapi, disini Mas Tata dengan tegas menolak Sita dan tetap bersama Dini, anaknya Jenk Mila. Nah, yang bikin saya kagum, Dini loh Jenk, yang ngerawat ayahnya si Sita itu pas penyakit jantungnya anfall. Malah, dia termasuk tim dokter yang mengoperasi jantung ayahanda Sita. Makanya, dari situ, si Sita sadar kalau dia gak pantes untuk ngarepin Mas Tata lagi. Ya gimana nggak Jenk, Sita tuh gak pernah ngehargain Mas Tata. Bahkan, Mas Tata, anakku itu, sampe pernah dibentak didepanku, dan semua keluarga. Itu pas lebaran pula, Jenk. Masalahnya karena dia mau pulang cepet, sedangkan Mas Tata masih harus nungguin makanan kesukaannya selesai dibuat dulu. Nah, karena ngerasa keinginannya gak dipenuhi, Sita malah bentak Mas Tata dan jujur, itu adalah patah hati serta sakit hati terbesar yang saya rasakan sebagai ibu. Tapi, ya...itu masa lalu. Saat Mas Tata sama Dini, semuanya beda. Dini tuh telaten banget ngerawat Mas Tata, bahkan sekalipun dia gak pernah ngebentak kalo bicara dengan siapapun, terlebih dengan Mas Tata sebagai calon suaminya. Dengan Salsa dan Tami pun, Dini bisa bersikap selayaknya seorang kakak perempuan pada adik-adiknya. Jenk. Saya bersyukur, Mas Tata bisa kenal sama Dini. Dia jawaban doa saya, Jenk. Makasih juga, Jenk dan almarhum ayahnya Dini tuh, udah mendidik Dini untuk jadi perempuan yang cerdas, juga tetap menghargai orang lain, terlebih ya Jenk, Dini tuh bisa menghargai Mas Tata walau dari level pendidikan, mereka beda jauh," curhat mama dan ia rangkul bunda. Mereka berdua memang sudah sangat dekat layaknya 2 sahabat sekaligus calon besan. "Jenk. Saya juga makasih sama Jenk Endang dan almarhum papanya Mas Tata karena udah mendidik Mas Tata jadi laki-laki yang baik, juga sopan dan bijaksana serta setia sama pasangannya. Mas Tata juga sangat menghormati saya selaku calon mertua dan yang terpenting, saya bisa melihat ketulusan serta kesetiaan Mas Tata ke anak saya. Ya....Jujur aja nih, waktu Sita muncul, Dini sempat curhat sama saya, ya..dia nanya, dia harus apa? Haruskah dia ngalah dan lepaskan Mas Tata demi keselamatan ayahnya Sita yang juga pasiennya. Disitu, saya hanya bilang ke Dini untuk minta petunjuk sama Allah, dan jangan korbankan kebahagiaan dia, juga kebahagiaan Mas Tata karena mereka kan waktu itu udah mau tunangan. Dini langsung bilang ke saya gini, 'Bunda. Sekarang, Dini emang berserah sama Allah. Kalau kata Allah emang Mas Tata jodohnya Dini ya...dia akan kembali, apapun caranya. Kalau Mas Tata bukan untuk Dini, walau sakit ya..Dini harus lepaskan dia. Tapi, Dini juga bisa ngerasa kalau Mas Tata pilih Dini kok, Ma. Cuma, Dini gak mau sampai ngelukain hati orang dengan berbahagia diatas kesedihan mereka. Ya.....Walau Dini pernah lihat sendiri gimana Sita pernah memperlakukan Mas Tata dengan gak wajar saat Mas Tata sakit di pertemuan pertama kami, tapi kalau akhirnya Mas Tata pilih dia, ya....Dini mundur dan ikhlas, Bunda.' Ya....Saya pas denger gitu, pasti sedih juga. Karena masalah itu, jujur nih Jenk. Dini sampe gak nafsu makan. Belum lagi, dia juga dihadapkan pada situasi lain dimana dia harus mengoperasi ayahnya Sita. Jadi, dia berusaha mengesampingkan ego pribadinya untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan sumpah yang ia lakukan sebagai seorang dokter. Itu, Jenk..Dini sempat nangis pas curhat sama saya via telepon. Saya hanya berusaha menyabarkan dan menguatkannya untuk tetap bisa profesional walau itu sakit untuknya," balas bunda. "Ya Allah Dini....Kasian sekali dia pas di momen itu. Tapi, saat semua lebih baik, Mas Tata juga akhirnya tetap pilih Dini, ya....jujur jenk, saya lega banget. Mungkin itu yang namanya cobaan untuk mereka jelang menikah untuk bisa menguatkan cinta dan kasih sayang diantara mereka. Tapi, kata Salsa sih, Dini sempat sakit setelah mengoperasi ayahnya Sita dan saya suruh Sita bantuin Mas Tata jagain Dini. Kan gimanapun, Dini juga akan jadi kakak dari Salsa dan Tami. Ya...walau kata Mas Tata tuh, lagi sakit pun, dalam kondisi lagi diinfus, Dini tetap visit pasien dan Mas Tata nemenin dia. Jenk. Saya beneran gak salah memilih Dini sebagai calon menantu saya," ujar mama. "Sama, Jenk. Saya juga gak salah memberi restu untuk Mas Tata sebagai calon mantu saya. Mas Tata udah buktiin kesungguhannya sampai hari ini dan ya....mereka terlihat makin bahagia. Ya....Dini tuh, kalau udah kecapeaaaaaannnn banget pun, tetap dia usahain untuk lebih utamakan pasiennya. Jadi, nanti pinter-pinter Mas Tata deh untuk bisa bujuk Dini biar lebih aware sama kesehatan dia sendiri juga," sahut bunda. "Iya, Jenk. Insya Allah. Saya bilang ke Mas Tata nanti untuk bisa lebih perhatikan kondisi Dini. Tapi so far sih ya, mereka saling perhatian loh," balas mama. Ya. Kedua ibunda kami ini memang semakin dekat layaknya 2 sahabat sekaligus calon besan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simphoni Cinta
RomanceCinta kadang hadir tanpa diduga. Jatuh, bangun, dan jatuh lagi sudah kurasakan. Tapi kali ini, apakah ada ketulusan yang kucari? Akankah ada cinta tanpa tapi untukku? Adakah cinta tanpa syarat seperti yang disebut orang selama ini? Dikta Povv