Keesokan harinya. Aku mulai bisa menemani istriku yang akan mengajak Tante Anna, Nita dan Nabilla jalan ke salah satu mall dan nantinya, kami menikmati senja di rooftop mall itu. Ya. Sebelum mengajak tante dan sepupunya jalan, istriku memang menyelesaikan konsultasi online nya dulu. Baru setelah sholat dzuhur, kami berangkat. "Bunda. Ayah yang nanti traktir makan siang ya," ujarku saat Dini menyetir. "Iya, ayah. Ini mau langsung aja ke PIM , biar bisa sekalian makan siang," sahut Dini dan ia tetap konsentrasi menyetir. Sesekali, kuarahkan ia agar bisa menyetir lebih baik. "Ok. Masuk parkiran yang Vallet Parking aja, Bunda, biar lebih enak," saranku begitu kami memasuki area PIM. "Ok. Yah, udah pas belum parkir nya?," tanya Dini padaku. "Ok. Mundur dikit, Bunda," jawabku. Setelah selesai, kami semua turun. "Kak. Itu ada photobooth Barbie kan?," ujar Nita. Ia memang menyukai Barbie, sama sepertiku. "Iya loh, gandengan sama Sovlo," ujar Dini. Kami sedang ada di PIM 2 saat itu usai makan siang di salah satu restoran. "Kak. Boleh liat?," tanya Nabilla. "Boleh. Kita foto-foto pake baju ala Barbie. Mmmm. Tante. Ayah. Ke Sovlo dulu ya. Mau belanja sekalian foto-foto," jawab Dini seraya meminta ijin pada Tante Anna juga padaku. "Iya, Din. Gak masalah," ujar Tante Anna. "Iya. Bunda sama adik-adik jalan aja. Ayah nemenin," sambungku. Kemudian, Dini mengajak 2 adik sepupunya belanja di Sovlo dan mereka berganti kostum dengan..warna OOTD dominan pink dan putih. "Bunda beneran kayak Barbie nya ayah nih," komentarku sambil menatap kagum istri tersayang. Ya. Dengan mini outer pink dan rok mini jeans plus dalaman tanktop putih, ia terlihat seperti 'Barbie' hidup dimataku. "Mas Ta juga kayak Ken loh," komentar Nabilla. "Ya...Gak gitu juga, adek..," sambungku. Aku hari itu mengenakan kaos putih dan jeans plus sepatu kets. "Sayang. Foto yuk," ajak Dini. "Boleh. Tapi, kamu ajak foto dulu adik-adik, trus aku terakhir. Ini cewek-cewek dulu," usulku pada Dini. "Ok. Abis sama adek-adek, sama Tante Anna dan terakhir ama kamu, sayang," ujar Dini. Baiklah...saatnya nyenengin istri ya...Dan aku kepikiran untuk sekalian mengajak istriku menonton premier Barbie Movie di XXI PIM 2. Lumayan, nonton bioskop setelah puas menikmati senja nanti di rooftop PIM 3. Mumpung mereka semua masih memakai busana serba Barbie. Ok. Ini biar surprise dulu.... Kupesan tiket via aplikasi online dan....surprise akan dimulai.
"Kakak..Mmmm..Nabil kalah langsing deh," ujar Nabilla pada Dini. "Iya loh. Kakak badannya bagus banget, kayak masih single," balas Nita lagi. "Nggak gitu juga, sayang....Kan kalian berdua juga lumayan tinggi badannya. Yuk deh, kita foto-foto," sahut Dini. Ya. Walau usia Dini jauh lebih matang daripada 2 adik sepupunya, ia memang masih terlihat seumuran dengan 2 adiknya karena istriku tergolong memiliki wajah imut alias baby face dan tubuhnya juga cukup proporsional. Malah, orang sering menilai istriku seperti mahasiswi semester awal daripada seorang dokter spesialis penyakit dalam jika ia tidak memakai seragam dokter. Aku memfotokan Dini dan 2 sepupu kesayangannya. Kemudian, ada foto berempat antara Dini, Tante Anna, juga Nita dan Nabilla. "Nah...Gantian..Mas Ta sama kakak," ujar Nita. "Ok. Pake Hp Mas Tata nih, dek," sambungku seraya menyerahkan Iphone terbaruku pada Nita. "Sip. Difotoin deh," timpal Nita. "Tapi..bentar, sayang. Pake kemeja ini nih, ala-ala Ken nya Barbie," balas Dini dan..baiklah..aku pasrah deh.....Ya..sesekali ngikutin kemauan istri asal istri bahagia ya gaes. "Wah...Ok juga, jadi mirip sama detail mini outer kamu, sayang," sahutku. Lalu, kami berdua difoto. Pertama, kami difoto saling berdekatan dan Dini menggandeng lenganku. "Kak Dini coba saling liat-liatan sama Mas Ta, trus tangannya pegangan. Nah...ok," ujar Nita yang mendadak jadi fotografer. Baiklaaah. Aku dan Dini menurut. Lalu, spontan kupeluk pinggang Dini dan istriku itu spontan menyandarkan kepalanya ke pundakku. Kemesraan kami juga diabadikan oleh fotografer event tersebut. Puas berpose, kami lanjut jalan lagi. Dini mentraktir tante dan 2 sepupunya untuk belanja. Aku jadi kagum pada istriku. Ia tetap perhatian pada keluarga besar kami berdua dengan kadar perhatian yang sama. Jadi, aku pun melakukan hal yang sama. Minimal, aku bisa dekat dan mentraktir keluarga dari istriku. "Nita sama Nabilla dan Tante Anna mau beli apalagi?," tanyaku. Ya. Kami lumayan keliling PIM untuk belanja sambil foto-foto. Sesekali, aku juga meladeni permintaan foto bareng dengan para fans ku. "Mmmm....Pengen nyantai di roof top PIM 3, boleh, Mas?," jawab Nabilla seraya bertanya. "Boleh donk. Tuh, ajakin kakak kamu juga," sambungku. "Ok. Ke rooftop kan?," timpal Dini. "Din. Tante penasaran juga, pengen ke rooftop PIM 3. Katanya bagus," sela Tante Anna. "Iya, Tante. Ini kita kesana deh," balasku, mewakili Dini. "Tapi, bentar.....kita liat jam dulu," lanjutku. Ya. Karena aku ingat kalau istriku memang suka dengan Barbie, kuajak ia melihat koleksi jam tangan di Startime. "Sayang. Nih, ada edisi khusus Barbie. Untuk cowok juga ada jam nya yang mirip. Cuma, yang cowok warnanya biru dan gold. Kalau ceweknya, dominan pink, biru muda dan gold dikiiiit," ujar Dini. "Iya sayang, aku tahu. Makanya, aku mau beliin kamu jam ini biar kita couple aja," sambungku sambil tersenyum dan kubayar jam tangan tersebut. Dini juga membelikan jam yang sama untuk kedua sepupunya. "Mas. Jam nya Nia dan Nabilla biar aku aja," bisik Dini. "Udah, gabungin aja, Bunda. Kan tadi bunda yang belanjain mereka. Ini gantian ayah," bisikku juga dan kucium kilas pipi Dini. Kalau sudah begitu, ia akan mengalah. Usai belanja, kami langsung menuju rooftop di PIM 3 dan sebelumnya, kami jajan eskrim di counter Godiva Ice Cream karena kami semua memang fans of ice cream yang rasa coklat. "Wah..beneran keren nih rooftop nya, Mas Ta. Banyak bunga," komentar Tante Anna. "Iya, Tante. Disini emang banyak bunga dan emang keren view nya. Bisa asri banget padahal ditengah kota. Mas Tata pernah dulu, manggung disini. Emang enak suasananya," jelasku. Kami puas-puaskan berfoto dan setelah puas menikmati senja sembari berfoto, kami lanjut makan malam di restoran yang ada di area PIM tersebut. Usai makan malam, aku berucap, "Bunda sama Tante Anna dan adik-adik. Kita nonton dulu yuk. Nih. Ada tiket film Barbie. Kan pas nih ya, pada gaya ala Barbie." "Yah...kok gak bilang,?" tanya Dini padaku. "Ya....kan surprise. Tadi ayah mendadak punya ide kayak gitu," balasku. Kugandeng tangan Dini menuju XXI di PIM dan diikuti tante serta dua sepupu Dini. Tentu, kedatanganku dan istri serta tante dan para sepupu menjadi perhatian. Usai menonton, kami foto-foto dulu di photobooh ala Barbie dan sesekali aku melayani permintaan foto dari para fans.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simphoni Cinta
RomanceCinta kadang hadir tanpa diduga. Jatuh, bangun, dan jatuh lagi sudah kurasakan. Tapi kali ini, apakah ada ketulusan yang kucari? Akankah ada cinta tanpa tapi untukku? Adakah cinta tanpa syarat seperti yang disebut orang selama ini? Dikta Povv