Setelah 1 bulan menjalani pengobatan, kondisiku memang mulai menunjukkan perubahan ke arah lebih baik walau kadang, masih saja ada kondisi gak nyaman di area dada, apalagi kalau aku terlalu capek. Seperti hari itu. Aku tahu betul kalau istriku memang sedang presentasi riset terbarunya mengenai rumah sakit ramah lingkungan dan hubungannya dengan tingkat kesembuhan pasien dengan berbagai penyakit dengan Kementrian Kesehatan, Kementrian Keuangan, WHO juga lembaga tinggi lainnya. Jika presentasi dari riset Dini berhasil, proyek rumah sakit ramah lingkungan akan mulai dikerjakan secara nasional dengan bantuan dana dari berbagai pihak walau awalnya, Dini melakukan uji coba membangun klinik dan RS ramah lingkungan bersama para sahabatnya di Bali dan Jogja serta akan mulai jalan di Jakarta. Sebagian modal juga berasal dariku dan karena itulah, Dini menggunakan inisial nama kami berdua untuk rumah sakit serta klinik tersebut. Bahkan, jika proyeknya nanti sukses, akan merambah ke Puskesmas serta klinik ramah lingkungan. Disaat yang sama, aku harus show di salah satu mall karena memang jadwalku mulai padat lagi meski aku dan manajemen serta istri tercinta sudah berupaya mengatur job yang masuk dari sisi waktu. Misalnya, untuk sementara sampai pengobatanku berhasil nanti, Dini mensyaratkan agar aku tak terlalu banyak mengambil job di luar kota atau maksimal hanya boleh flight 1 minggu sekali. Aku dan tim manajemen menuruti hal tersebut. Toh, aku percaya bahwa yang dilakukan Dini juga untuk kebaikanku dan percepatan kesembuhan untukku. "Ta. Lu yakin bisa? Lu dari tadi lemes banget. Dada lu sakit lagi?," tanya Komeng. Ia mencemaskan kondisiku. "Iya loh. Muka lu pucet gitu, Mas. Gue telepon Mbak Dini aja ya, atau ke dokter Tris yang biasa nanganin lu selain Mbak Dini?," tawar Ichan. "Gaes. Udah. Gue gak apa-apa kok. Cuma agak lemes aja dan sesak dikit. Siniin deh oksigen portable gue. Tapi, inget 1 hal. Jangan ada yang telepon ke Dini sampai gue kelar manggung. Dia lagi presentasi penting sekarang. Ini masa depan karier dia dan gue gak mau, hanya gara-gara kondisi gue, dia malah gak fokus sama apa yang udah dia usahakan selama ini. Gaes. Gue tahu betul gimana usaha istri gue untuk wujudkan rumah sakit ramah lingkungan dan hari ini final nya. Selangkah lagi. Kalau ini sukses, tentu sebagai suami, gue bahagia banget dan gue gak mau Dini terbeban sama kondisi gue, trus dia kubur mimpinya cuma demi ngurusin gue. Itu sama aja gue ngehalangin karier dan mimpi istri gue. Gue sama aja nyiksa dia," curhatku. Lalu, kupakai oksigen spray ku agar sesak yang kurasakan bisa berkurang. Ya. Meski kondisiku kadang belum stabil, tapi bagiku, sebagai suami, tanggung jawabku adalah membahagiakan istriku, termasuk mendukung hal apapun yang menjadi mimpinya. Aku tak mau membebani istriku. "Gue paham, Ta. Tapi kan, dalam rumah tangga juga perlu komunikasi, jujur dan terbuka dengan pasangan. Gue rasa, Dini bakal marah banget kalau dia gak tahu kondisi lu," ujar Komeng. "Bener. Bisa jadi, istri lu malah nyesel banget dan dia ngerasa salah karena dia gak tahu kondisi lu kayak gini sekarang, Mas. Itu sih menurut gue dan Mas Komeng karena kami berdua udah lebih dulu nikah daripada elu. Apalagi, Dini tuh dokter. Nyeselnya bisa nambah berkali lipat kalau dia gak tahu kondisi lu kayak gini, Mas," balas Ichan. "Iya. Gue sendiri yang bilang nanti, setelah gue perform dan kalau presentasi istri gue udah kelar. Dia sampe sore nanti sih presentasi nya," jelasku. Lalu, aku batuk. Itu kulakukan agar aku tak terlalu sesak lagi dan dadaku juga bisa berkurang sakitnya. Komeng dan Ichan sigap mengambilkanku air putih hangat.
Sementara itu, di tempat lain. "Kok aku ngerasa gak nyaman gini? Ya Allah. Ada apa ini?," batin Dini. "Dokter. Selamat ya. Sukses untuk rencana proyek RS dan Faskes tingkat pertama yang ramah lingkungan. Insya Allah, itu akan kita mulai pada triwulan ketiga di tahun ini juga karena riset di RS milik anda di Jogja dan klinik Anda di Bali memang sangat bagus. Tentunya, kalau ini menjadi mega proyek nasional, ini akan semakin meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kita dan angka kesembuhan penyakit juga meningkat," ujar Pak Menteri Kesehatan dan beliau menyalami Dini. "Iya, terima kasih atas dukungan dan kerja sama baiknya, Pak," balas Dini. Ia juga menerima ucapan selamat dari semua yang hadir di sore itu. "Dokter. Abis ini dokter free. Untuk besok, dokter ada jadwal konsultasi online dan audiensi tentang rumah sakit ramah lingkungan ke 2 rumah sakit," ujar Fitri, asisten Dini yang juga lulusan S2 Kesehatan Masyarakat peminatan manajemen rumah sakit. Ia juga terlibat dalam riset yang dilakukan oleh istriku. "Oke deh. Saya langsung ke Bekasi, Fit. Saya nyetir sendiri. Mau jemput suami. Ya...sekalian kasih kejutan untuk dia karena kondisinya udah makin membaik. Itu melegakan sih," balas Dini. "Siap, Dokter. Ini saya langsung pulang dulu," pamit Fitri dan setelahnya, istriku langsung menyetir BMW nya ke lokasi manggung ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simphoni Cinta
RomanceCinta kadang hadir tanpa diduga. Jatuh, bangun, dan jatuh lagi sudah kurasakan. Tapi kali ini, apakah ada ketulusan yang kucari? Akankah ada cinta tanpa tapi untukku? Adakah cinta tanpa syarat seperti yang disebut orang selama ini? Dikta Povv