Kisah kehidupan baru yang jisung jalani setelah kejadian dimana dia di kecewakan oleh orang orang yang dia sayangi.
Serta perjuangan para hyungnya yang menginginkan maknae mereka kembali dan memaafkan mereka.
"jie hyung minta maaf, kau tau kan h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KEESOKAN HARINYA
Hari ini adalah hari kelulusan jisung, sesuai janji yuta, taeyong dan johnny mereka datang ke sekolah jisung hari ini.
Para hyungdel nya jisung juga datang, tadinya jisung tidak mau mereka hadir juga, tapi Johnny memberi jisung pengertian.
"Kenapa mereka hyung ajak juga, jie tidak mau ada mereka" ucap jisung pada Johnny sebelum berangkat ke sekolah tadi
Saat ini mereka hanya bicara berdua di kamar jisung, Johnny tengah membantu jisung memakai toga nya.
"Jie tidak boleh begitu, mereka kan tetap hyung nya jie" ucap johnny
"Tapi jie tidak mau mereka ada, bikin rusak mood jie saja" sebal jisung
"Eh no tidak boleh bicara seperti itu, mereka sudah nyempetin waktu loh buat jie, lihat mark Yang biasanya sibuk kerja juga dateng kan" kata johnny
Jisung hanya memutar bola matanya jengah.
"Dengarkan hyung, kau datang baik baik ke kehidupan mereka, maka pergilah dengan baik baik juga mengerti, anggap saja pertemuan terakhirmu dengan mereka kan?" Ucap johnny sambil membenarkan topi jisung
Jisung tediam, mendengar kata pertemuan terakhir saja membuat hati jisung sudah sedih, bagaimana saat jisung sudah benar benar pergi dari kehidupan mereka.
"Nanti kau akan jarang bertemu mereka jie, bukan jarang lagi mungkin tidak akan pernah bertemu lagi bukan?" Tanya johnny lagi.
Jujur saja johnny ingin memancing jisung agar dia tau apa konsekuensi atas rencana jisung yang ingin menetap di jepang setelah lulus dan tidak mau ada kontak apapun dengan ke enam hyung nya itu.
Johnny yakin jika jisung masih sangat menyayangi hyungnya itu dan tidak ingin pisah dari mereka, tapi sepertinya ego jisung lebih tinggi kali ini.
"Iya" jawab jisung "Jie tidak akan pernah bertemu mereka lagi, syukurlah" ucap jisung seolah dirinya lega.
Padahal dalam hati dan pikirannya berkecamuk, antara harus tetap pergi atau tetap disini.