EPISODE 05.1

64 5 0
                                    

VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA✨

Lee Yeon membaringkan Lee Mi-ho ke atas gazebo tanpa atap. Di kanannya ada Lee Rang. Sama-sama menatap Jung Dae-seung di hadapan mereka.

"Perlu ku injak-injak dia?" tanya Lee Rang.

"Ayo kita injak-injak," balas Lee Yeon tersenyum lebar lalu berlari menendang tongkat jalan Jung Dae-seung.

Jung Dae-seung langsung terjerembab ke tanah halaman penginapan.

Lee Rang memegang kaki rekan Jung Dae-seung lalu memutar ke udara. Dilempar ke belakang sampai terbanting.

Lee Yeon memukul kepala lawannya begitu keras sampai terjengkang.

Lawan datang lagi, Lee Yeon memukul tengkuk sampai pria itu menggelosor di tanah.

Lee Rang datang melompat ke udara. Menendang dada lawan lain.

Lee Yeon memutar-mutar lawan pria berkali-kali sampai pusing terasa.

Lee Rang mencolok dua mata lawan dengan jarinya. Lalu memasukkan tangan antara dua kaki lawannya itu. KO.

Gelembung masih beterbangan di udara. Di hari yang cerah ditambah Lee Mi-ho yang tertawa menggemaskan.

Dari posisi Lee Mi-ho, tampak Lee Rang lewat melempar lawan. Lee Rang mundur sambil tersenyum menatapnya. Lalu Lee Yeon fokus lagi saat lawan menyerang.

Lee Mi-ho tertawa akan hal itu.

Tangan terulur pelan meraih Lee Mi-ho.

Lee Yeon segera mencekal tangan Jung Dae-seung. "Dasar... Kau selalu cuci tangan sehabis kencing? Tahu ada bakteri apa saja di tangan kita?"

"E. coli," ujar Lee Yeon lalu menampar wajah Jung Dae-seung.

"Norovirus." Menampar lagi.

"Dan banyak lagi!" Dan menampar lagi sampai Jung Dae-seung terjerembab.

Rekan Jung Dae-seung yang menahan para gisaeng, fokus akan pertarungan di hadapannya. Satu gisaeng menggigit tangannya.

Menendang kaki rekan Jung Dae-seung lalu kabur bersama yang lain.

"Jangan sentuh kereta bayinya!" ujar Lee Rang menatap tajam pria yang akan membawa kereta bayi.

Pria itu mengarahkan pistol ke wajah Lee Rang, dengan cepat Lee Rang membalikkan keadaan.

"Jangan dibunuh," ujar Lee Yeon datang membawa tongkat kayu kecil.

"Waeeeeee?!" geram Lee Rang ingin sekali menarik pelatuk.

"Asosiasi orang tua harus menjadi teladan bagi anak," jelas Lee Yeon bak seorang guru dengan tongkatnya itu.

"Ah, Kau terlalu memanjakan anak," ujar Lee Rang lalu memukul wajah pria itu dengan pistolnya.

Jung Dae-seung dan rekannya saat ini duduk ataupun berjongkok di depan Lee Yeon yang berdiri di atas gazebo.

"Perhatian, Semuanya. Izinkan aku menyingkirkan pengalaman traumatis kalian hari ini," ucap Lee Yeon lalu berjongkok di gazebo. "Aigoo."

Kedua bola mata Lee Yeon menyala kekuningan.

Sedangkan Lee Rang, hanya bola mata kiri. Manusia setengah rubah.

"Hari ini, kami tak menghajar kalian dan kalian tak datang ke Myoyeongak," ucap Lee Yeon menghipnotis mereka semua.

»»——⍟——««

Setelan jas dan topi bundar. Ryu Hong-ju menyingkirkan tirai benang merah lalu berjalan menghampiri seseorang di sofa.

Pria itu terbaring dengan mata terpejam. Rambut panjang. Lee Yeon 1938.

Tale of The Nine Tailed 1938Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang