EPISODE 03.1

73 7 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ❤

MYOYEONGAK

Para gisaeng sedang melayani para tamu entah duduk bersebelahan di belakang meja kecil, bermain alat musik ataupun menari.

"Ini enak, aku minta lagi."

"Hei, minumlah."

"Bukan begitu!"

"Hei, kemari!"

"Mau coba? Minumlah."

"Minum saja."

"Bersulang."

"Kenapa? Hei, kau!" ujar seorang tamu pria pada gisaeng dengan nada membentak.

Gisaeng lain yang memetik alat musik jadi berhenti sejenak lalu memetik lagi.

"Kenapa? Ada apa?"

"Kau membenciku?"

Suara alat musik semakin mengalun cepat begitu juga tarian para gisaeng. Sampai salah satu benang terputus dan Ryu Hong-ju dengan pakaian hanbok tradisional masuk ke gazebo luas itu.

Memasang tatapan tajam, Ryu Hong-ju melangkah setelah menyingsingkan tirai agar bisa lewat.

Beberapa tentara pria seragam kuning kecoklatan menciptakan kehebohan di sana. Para gisaeng berdiri menatap salah satu teman mereka yang berlutut di depan salah satu tentara. Pistol ditodongkan ke mulut gisaeng itu.

Tentara itu tertawa akan tindakannya. Ryu Hong-ju menatap datar.

"Kau mau menyewa dia untuk semalaman?" tanya Ryu Hong-ju.

"Jadi kau pemiliknya? Bicara dengannya seperti bicara dengan tembok," ujar tentara itu.

Ryu Hong-ju tersenyum. "Bahasa Korea-mu bagus," katanya.

"Itu karena aku sering menghabiskan malam dengan pelacur Joseon. Dan malam ini, dia pelacurnya," katanya berakhir menatap gisaeng yang menunduk di lantai dengan pipi merah sepertinya bekas tamparan.

"Mereka bukan PSK. Mereka seniman," kata Ryu Hong-ju.

Tentara itu memasang wajah marahnya. "Jika ku bilang akan ku bayar, kalian sebaiknya menjual seni sekaligus badan kalian."

"Kalau kami tidak mau?" tanya Ryu Hong-ju.

"Maka akan ada lubang di kepalanya," kata tentara itu.

Ryu Hong-ju terdiam beberapa saat sebelum melepas atasan hanboknya menampilkan tubuh yang terbalut bawahan hanbok sampai dada saja. "Bagaimana kalau aku?"

Para tentara di sana bersorak akan tingkah berani Ryu Hong-ju.

"Main denganku saja, alih-alih gadis itu," kata Ryu Hong-ju.

"Wah. Bukan main! Kalau kau, berapa?" tanya tentara itu.

"Aku justru gratis," balas Ryu Hong-ju.

Tentara itu tertawa lepas. "Jadi kau murahan? Lucuti pakaiannya!"

"Baik," balas para tentara lain.

Ryu Hong-ju menutup sebagian hanbok atasnya lalu menyingkirkan tangan tentara yang akan melucuti pakaiannya. "Dengan satu syarat," katanya.

"Syarat?"

"Kalau kau mengalahkanku di kontes minum, terserah kau mau apakan aku," jelas Ryu Hong-ju.

"Kau jalang yang cukup menantang." Tentara itu menarik tangan si gisaeng yang berlutut. "Kalau aku menang, akan ku makan kau dan juga mengambil tangan ini."

Tale of The Nine Tailed 1938Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang