EPISODE 10.2

46 5 0
                                    

VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA⭐

Pria di lorong kamar berpindah menggedor pintu lain. Kamar 304 tak terkunci membuatnya masuk ke sana.

Pria itu membersihkan lukanya dengan tisu sambil duduk di lantai. Beberapa saat kemudian, pria itu berdiri dan tubuhnya bergetar aneh. Pria itu terinfeksi.

Lee Rang menarik pergelangan tangan Yeo-hee sampai berhenti di depan kamar 304.

"Jangan pernah keluar dari kamar," kata Lee Rang.

"Kau mau ke mana?" tanya Yeo-hee.

"Menjemput yang lain," balas Lee Rang.

"Biarkan aku ikut," kata Yeo-hee takut sendiri dan lebih takut Lee Rang kenapa-napa.

"Aku segera kembali," kata Lee Rang lalu segera pergi menyelamatkan Koo Shin-ju dan Si Bandit.

Pria di dalam kamar 304 merasakan kehadiran mangsa dari suaranya. Pria itu perlahan bergerak mendekati pintu.

Yeo-hee berputar 180 derajat lalu menekan knop pintu dan membukanya.

"HUAAAAKKKKK!"

"AAAAAAAK!"

Yeo-hee langsung jatuh terbaring tatkala pria itu menyerang dan menggerogoti bahunya.

Lee Rang menoleh. Memperhatikan sejenak apa yang sedang terjadi. "Andwe!"

Lee Rang segera menghampiri mereka lalu menarik si pria yang menyerang Yeo-hee.

'SRAK!'

Lee Rang menebas leher pria itu dengan kapaknya sampai jatuh ambruk.

"Yeo-hee~ya." Lee Rang melihat kondisi bahu Yeo-hee yang berdarah di balik gaun merah muda.

»»——⍟——««

"Ini tidak mungkin!" ujar pria tinggi gemuk saat melihat Ushiuchibo mati bersandar ke batu. "Ushiuchibo mati?"

"Dewa Gunung Joseon sekuat ini?" Yuki tersenyum senang. "Wah. Makin kukenal, makin kusuka dia."

"Jangan konyol!" ujar pria tinggi gemuk. "Ushiuchibo paling lemah di antara kita!"

"Aku penasaran ke mana Gumiho tampan itu pergi." Yuki sangat tertarik pada Lee Yeon sejak pertama melihat. "Apakah ke barat?"

"Yuki, jangan bertindak sendirian!" peringat pria tinggi gemuk.

"Aku hanya mau melihat-lihat!" ujar Yuki lalu berlari mencari Lee Yeon.

"Yuki!" panggil pria tinggi gemuk dihiraukan Yuki.

.

.

Jalanan tanah tertutup daun kering. Langkah seseorang terdengar kala menginjak daun itu.

Lee Yeon memapah Ryu Hong-ju yang sudah lemas. Cheon Mu-yeong berjalan tanpa bantuan, sempoyongan. Ditambah, jalan menanjak.

"Aish. Di mana mereka? Hong-ju, bertahanlah. Eoh?" Lee Yeon melihat ke sana kemari melihat sekitar.

Tampak tumbuhan alang-alang menari seiring berhembusnya angin.

Ryu Hong-ju bertanya-tanya, "ini perasaanku saja, atau kita memang sudah lewat sini tadi? Hutan apa sih ini?"

"Hutan dari lukisan di Kamar 404. Ada yang bisa menggunakan jimat ilusi," jelas Lee Yeon.

"Di antara mereka ada yang sehebat itu?" tanya Ryu Hong-ju.

"Mungkin dia bosnya," balas Lee Yeon.

Cheon Mu-yeong berhenti berjalan tapi tak bisa berdiri tegap. Napasnya memburu.

Tale of The Nine Tailed 1938Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang