EPISODE 01.1

867 31 0
                                    

VOTE & FOLLOW SEBELUM MEMBACA ❤

1938

Seorang pria dengan grey long coat terduduk di sebuah bukit nan indah. Tatanan rambut berwarna merah kecoklatan yang cukup panjang terbelah menjadi dua menampilkan dahinya. Langit kebiruan berhias sorot putih cahaya mentari menambah kesan terang.

Lee Yeon menghela napasnya.

Detik selanjutnya, pasukan pria bersenjata senapan datang serentak ke hadapan Lee Yeon dan mengarahkan senjata berbahaya itu ke arahnya.

Senapan hitam, seragam coklat kekuningan dan bertopi. Pimpinan mereka maju lebih dekat ke hadapan Lee Yeon yang masih terduduk dengan perut dan kedua tangan terikat di belakang tubuh.

"Rupanya kau. Orang Korea yang melempar bom di Stasiun Gyeongseong. Dari organisasi mana?" Pimpinan bersenjata mengarahkan pistol ke kepala Lee Yeon. "Komandan kami tewas!"

Ponsel Lee Yeon berdering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponsel Lee Yeon berdering.

Pasukan bersenjata nampak waspada membuat gerakan mundur selangkah.

Lee Yeon kesusahan mengambil benda pipih itu dari sakunya. "Aih! Aigoo! Alarm sialan! Masih saja berdering di era selampau ini." Lee Yeon mematikan alarmnya.

"Kau lihat itu? Ada suara musik dari benda kotak itu," kata pimpinan pasukan pada anggotanya. Ia mendekati Lee Yeon lagi. "Benda apa itu?"

"Ommo!" ujar Lee Yeon melihat layar ponselnya. Ekspresinya sama sekali tidak kelihatan takut akan pasukan bersenjata itu. Nada bicaranya juga begitu santai tak takut apa yang akan terjadi kemudian.

"Jawab!" tegas pimpinan pasukan dengan pistol terarah ke Lee Yeon yang menatap ponsel.

'Aku berangkat ke sekolah.' Suara dari ponsel Lee Yeon.

Pasukan bersenjata semakin waspada. Diantara mereka ada yang berkata, "kotak itu berbicara. Apakah ada orang di dalamnya?"

'Adakah restoran enak di dekat sini?'

"Astaga. Sudahlah." Lee Yeon bangkit dan menyingkirkan tali yang mengikat tangannya dengan begitu mudah.

"Jangan bergerak!" peringat pimpinan pasukan.

"Aku tak memahami bahasamu. Aku kurang berpendidikan, bahkan tak lulus SMA," ujar Lee Yeon sambil mengusap jas dan dasinya yang berdebu.

Bahasa pimpinan pasukan itu, Jepang.

"Omong-omong, ada yang lihat benda milikku? Bentuknya seperti batu kecil, tapi itu amat penting bagiku," ujar Lee Yeon pada pasukan bersenjata.

Lee Yeon merogoh saku long coat miliknya mencari benda yang dimaksud tadi. Hal itu membuat pasukan bersenjata siap menembak.

"Kubilang, jangan bergerak!" ujar pimpinan pasukan.

'DOR'

Peluru mengenai dada kiri Lee Yeon dan membuatnya terhempas ke belakang berakhir terbaring enteng.

Tale of The Nine Tailed 1938Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang