EPISODE 04.4

46 8 0
                                    

VOTE DAN FOLLOW DULU🤩
THANKS

Saat ini, Lee Yeon dan Lee Rang memainkan permainan dengan papan Go.

"Punyamu tinggal dua, punyaku masih ada empat," kata Lee Yeon senang lalu menjentik bulatan pipih di atas papan kotak-kotak.

"Tidak!" ujar Lee Rang.

"Selamat tinggal."

"Permainan belum berakhir," kata Lee Rang senang mendapat giliran main.

"Jangan!"

Lee Rang menjentikkan bulatan itu, tak kena sasaran. "Tidak!"

Lee Yeon terbaring senang lalu berdiri dan keluar dari kamar.

"Waktumu 30 menit," kata Lee Rang.

Saat ini Lee Rang duduk bersila di samping bayi itu. "Asal kau tahu saja. Aku sangat membenci manusia. Apalagi yang menyedihkan dan tak bisa mandiri."

Bayi itu bersuara hendak menangis.

"Tak usah minta dikasihani. Kalau menangis lagi, ku bantai," kata Lee Rang mengangkat kapak ke arah bayi itu.

Bayi itu tak menangis, malah tertawa singkat.

"Apa yang lucu? Kau mentertawaiku?" tanya Lee Rang pada bayi itu.

Di lorong sebelah kamar, Lee Yeon duduk menghadap ke luar. "Wah, pemandangannya indah."

Lee Yeon menatap ke pintu kamar. Tampak hening. "Kok sepi banget?"

Lee Yeon masuk ke kamar, bisa dilihat bayi lucu nan mungil menggemaskan itu berbaring miring di kasur. Tertidur.

Lee Yeon mendekat perlahan. "Bagaimana caramu menidurkannya?"

"Ternyata gampang." Lee Rang tersenyum dan tampak menyembunyikan sesuatu.

Lee Yeon meraih apa yang Lee Rang sembunyikan. "Apa itu?"

"Bukan apa-apa."

"Dasar..."

"Bukan apa-apa..."

Lee Yeon merebut gelas porselen lalu mencium aromanya. "Bisa-bisanya kau memberinya makgeolli. Astaga."

Koo Shin-ju datang terburu-buru masuk ke kamar. "Darurat! Gawat darurat!"

"Ada apa sih?" tanya Lee Yeon.

"Nyonya Ryu sudah kembali," balas Koo Shin-ju.

"Siapa? Hong-joo?" tanya Lee Yeon.

"Dia ingin menemuimu," kata Koo Shin-ju pada Lee Yeon. "Tuan Lee Rang, bawa bayinya dan sembunyi! Cepat!"

"Kenapa?" tanya Lee Rang.

"Kalau ketahuan, kita bisa diusir!"

"Astaga, pergilah."

"Lee Rang~nim."

"Duh."

Lee Rang mengurus bayi itu lagi sendirian ditinggal Lee Yeon dan Koo Shin-ju.

"Menurutku Nyonya Ryu lebih menyeramkan daripada si Topeng. Jangan sampai dia memusuhimu," kata Koo Shin-ju menyusuri lorong.

"Aku harus bagaimana?" tanya Lee Yeon.

"Berpura-puralah menyukainya," saran Koo Shin-ju.

"Andwe."

"Kenapa? Ini cuma sandiwara."

"Karena aku tahu perasaannya tidak main-main. Sekalipun harus bermusuhan, aku tak mau membohonginya. Dia temanku," kata Lee Yeon lalu berjalan pergi menemui Ryu Hong-ju.

Tale of The Nine Tailed 1938Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang