Happy reading guysPeringatan: Typo bertebaran.
.
.
.
.
.
.
.
.Sore yang cerah terlihat seorang wanita tengah berjalan sendiri di sekitar taman nama wanita tersebut adalah."Zeraya Bella Atmaja."Dan tanpa dia sadiri sebuah motor metik melaju kencang ke arah nya.
"Awas!!"teriak pengguna motor tersebut.
Naas Zera tidak dapat menghindari motor tersebut dan berakhir di srepet.
"Aduh kaki cantik gue, heh! Bocah turun lo berdua masa bocil udah bawa motor udah gitu ugal-ugalan lagi" teriak Zera meneriaki kedua anak remaja yang sedang di berada di atas motor.
"Aduh maaf ya kak kita berdua nggak sengaja."ucap anak perempuan berseragam putih biru itu.
"Bantuin gue berdiri."ucap Zera sambil mengulurkan tangannya.
"Kakak nggak pa-pa?."tanya nya sekali lagi.
"Nggak pa-pa kok cuman lecet dikit, tapi sakit banget." Sambil melirik betis nya yang tergores.
"Gitu aja sakit Nih liat luka gue lebih banyak dari pada lo." Ujar anak perempuan yang berdiri di samping anak perempuan yang membantu nya tadi.
"Hust Clara yang sopan, di sini lo yang salah bawa motor nya ngebut."menyenggol lengan teman nya.
Ck.
"Oooh jadi yang bawa motor bocah yang mulut nya pedes ini ya."timpal Zera memandang remeh anak perempuan yang mengatai nya tadi.
"Maaf ya kak atas perkataan temen aku oya kak nama aku Dina Lorenza dan ini temen aku nama nya Clara destiana Alonso." Ujar Dina meminta maaf dan memperkenalkan diri.
"Kalo nama Kaka siapa?" Lanjut nya bertanya.
"Nama kakak Zeraya Bella Atmaja, salam kenal adik cantik"ujar Zera memperkenalkan diri dan melirik sinis Clara yang menatap nya sinis pula.
"Mm Yaudah ya kak kita pulang dulu, bye kak semoga ketemu lagi"pamit Dina melambaikan tangan nya dan berjalan menuju motor nya.
"Biar gue aja yang nyetir" ujar Dina pada Clara dan di balas decakan sebal.
Dan mereka pun pergi meninggalkan Zera yang masih berdiri di tempat nya.
"Aduh sakit banget lagi." Ringis nya saat merasakan betis nya sakit lagi dan tanpa menghiraukan rasa sakit di betis nya itu iya berjalan pelan menuju mobil nya yang terparkir di sebrang jalan.
.
.
.
.
.
.
.
.Beberapa saat Zera sampai di rumah nya dengan selamat tanpa lecet sedikit pun kecuali di bagian betis nya.
"BUNDA ZERA PULANG."teriak nya saat sudah sampai di depan pintu Rumah.
"Astaghfirullah ini anak bukan nya salam malah teriak,kalo masuk rumah tuh salam bukan teriak kamu kira hutan apa!?" Ujar bunda Maria pada anak nya itu.
"Hehehe maaf Bun kelepasan."jawab nya sambil menyengir.
"Eh, itu betis kamu kenapa?. Tanya bunda Maria sambil melirik betis anak nya yang sedikit lecet.
"Oooh anu bund tadi nggak sengaja keserempet Motor"jawab nya sambil melirik betis nya yang sedikit nyeri.
"Yaudah sana bersih-bersih dulu nanti terus di kasi obat betis nya biar nggak infeksi."suruh bunda Maria lalu pergi ke arah dapur untuk membuat makan malam.
"Iya Bun" setelah kepergian bunda nya Zera pun manaiki tangga dan berjalan dengan hati-hati menuju kamar nya.
.
.
.
.
.
.Di tempat lain tepat nya di kediaman keluarga Alonso terlihat dua orang yang memiliki umur yang jauh berbeda sedang membicarakan hal yang sangat serius.
"Clara apa kamu yakin pengen mempunyai mama lagi?"tanya sang papa pada anak yang sedang menatap nya dengan serius.
"Clara yakin pah!"jawab nya dengan seserius mungkin.
"Tapi maaf sayang papa nggak bisa memenuhi permintaan kamu, kamu tau sendiri kan umur papa udah kepala tiga"ucap nya sambi menatap sendu anak nya.
"Terserah papa aja deh kalo gitu, padahal Clara sangat ingin mendapatkan kasih sayang dari seorang mama dari Clara lahir Clara nggak pernah dapat ucapan sayang dari mama yang Clara denger cuman pertengkaran papa sama mama doang dan sampai mama meninggalkan pun keadaan nya tetep kaya gitu mama nggak pernah sayang sama Clara."ujar Clara sambil menunduk dan meremas sendok yang ia pegang.
"Maafin papa ya sayang."ujar nya meminta maaf pada anak nya jujur saja dia tidak pernah mengetahui perasaan anak nya selama ini ia selalu di sibukkan dengan perkerjan nya.
"Clara udah selesai pah,Clara duluan ke kamar ya?"ujar Clara setelah ia menyelesaikan makan malam nya.
"Maafin papa Clara"sesal jovan walupun anak nya tidak lagi bisa mendengar nya karena sudah keluar dari ruang makan.
.
.
.
.
.
.
.Sedangkan di kediaman Atmaja terlihat gadis sedang mengaduh kesakitan karena sang Bunda sedang mengobati luka di bagian betis sang anak.
"Coba aja tadi kamu nurut sama Bunda buat ngobatin luka kamu sendiri mungkin nggak kaya gini kejadian nya" ucap sang ayah pada anak nya.
"Ihh, ayah bukan nya ngebelain Zera"ucap Zera yang kesal pada Ayah nya.
"Udah itu, besok jangan lupa di kasih salep lagi biar cepat sembuh"ucap sang Bunda setelah selesai mengobat luka sang anak
"Zer kamu kapan ngasih bunda cucu abang kamu aja udah ngasi bunda cucu kamu kapan?"tanya Bunda pada Zera.
"Kapan-kapan bund Zera aja belum Nemu calon yang pas buat calon nya Zera"ucap Zera dengan santai sambil memakan camilan yang
di depan nya itu."Kok kapan-kapan sih? Ayah sama Bunda tuh pengen banget tau ngegendong anak kamu."ucap ayah Irwan menimpal
"Kan anak nya bang Vano ada yah"ucap Zera tak mau kalah
"Tapi Bunda sama ayah pengen nya gendong anak kamu juga."ucap Bunda tak mau kalah juga.
"Mmm gimana kalo ayah sama Bunda jodohiin kamu sama anak temen ayah kamu aja kaya ayah jodohiin Abang kamu gimana?" Ucap ayah menawarkan.
"Gak mau yah aku cari aja calon nya sendiri tugas Ayah sama Bunda nunggu cucu dari aku"ujar nya dan dan di balas anggukan dari kedua orang tua nya.
"Mmm Yah Bund aku mau balik ke kamar dulu ya soal nya besok ada meeting sama pak bos" ucap Zera lalu pergi dari ruang keluarga meninggalkan Ayah dan Bunda nya.
Bersambung~
Yey part pertama selesai makasih buat kalian yang udh baca cerita aku jangan lupa votmen ya hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN MAMA TIRI CINDERELLA
Science Fictionmenceritakan tentang pernikahan seorang wanita yang berumur 26 tahun dengan duda beranak satu yang berumur 34 tahun dan anak duda tersebut sudah menduduki kursi sekolah menengah pertama dan sedikit di bumbui dengan sipat bunglon dari Clara yang mem...