Aneh

249 46 5
                                    

Baru aku tau, ternyata anak-anak yang memenuhi rumah Kak Dimas ini adalah anak-anak di sekitar rumah kak Dimas.Kak Tian bilang, Kak Dimas sudah melakukannya sejak mereka SMA dan selalu diadakan tiap hari Minggu. Tapi baru akhir-akhir ini Kak Tian ikut bergabung. Aku tidak pernah menyangka makhluk sejahil itu ternyata sangat penyayang.

Aku melirik jam tangan hitam yang melekat di pergelangan tangan kiriku. Pukul 10.00 . Adik-adik lucu itu mulai meninggalkan rumah Kak Dimas .

" Kak, Amira pulang ya " Tiba-tiba seorang gadis kecil yang tembem dan berambut tebal mendekati ku. Aku tersenyum lalu mengambil posisi jongkook untuk menyamakan tinggi kami.

" Hati-hati di jalan ya, cantik. Minggu depan dateng lagi yah " Aku menyubiti pipinya dan mengelus rambutnya. Aku benar-benar ingin membawanya pulang.

" Tapi Kakak dateng lagi, kan? Kakak nyanyi lagi kan? Kalo kakak nyanyi lagi aku dateng .. " Alih-alih mengancamku, dia hanya membuatku makin ingin membawanya pulang.

" Iyaa, Kakak dateng, kok . Pasti "

" Asyikkkkk. Ya udah aku pulang ya, Kak. Dadaahh... " Telapak tangan kanannya melambai.

Aku sudah punya janji untuk datang lagi ke tempat ini.

-----------

Kak Tian mengajak aku dan Kak Dimas mampir ke kafe miliknya. Maaf aku lupa memberitahu. Kak Tian memang tidak melanjutkan studinya meskipun itu sangat memungkinkan. Dia memilih mengambil alih beberapa bisnis peninggalan orangtunya termasuk kafe yang ada di salah satu mall. Kafe itu di rombak dengan konsepnya sendiri.

" Dimas, Geista, kalian duduk aja dulu ya, terus pesen makan. Aku ke dalem bentar, ngecek di dalem " Kak Tian pamit lalu berjalan ke arah dapur kafe.

" Hmm. Ditinggal deh " Aku mengeluh .

" Orang cuman bentar, kok. Kan ada gua " Kak Dimas tersenyum jahil. Aku mengalihkan pandangan ke sekeliling kafe. Malas menanggapi.

" Eh, eh. Gua mau curhat, Ta "

Aku memandangnya kaget, " Curhat? Curhat apaan? Bisa orang paling jahil curhat? "

" Ya bisa lah. Gua kan manusia biasa, Ta "

" Curhat apa sih kak? " Aku mulai penasaran. Kak Dimas menoleh ke kanan-kiri, memastikan tidak ada yang mendengar.

" Gua lagi jadi secret admirer " Dia berbisik.

Pftttttt. Menutup mulut menahan tawa.

" Eh kenapa ketawa? "

" Kak Dimas ? Jadi secret admirer? Hahahahah " Kali ini tawaku pecah.

" Siapa sih cewek yang gak beruntung itu? " Aku tertawa lagi.

" Yehh. Kasih solusi dulu, dong. Malah ngetawain "

Ide cemerlangku datang. Aku segera mengambil gitar dan bangkit berdiri.

" Nih, aku kasih tau solusinya " Aku berjalan menuju panggung kecil tempat pemain band kafe ketika menghibur pengunjung kafe. Aku sadar semua mata menatapku termasuk Kak Dimas dan Kak Tian.

Aku mengatur tinggi stand mic lalu duduk di kursi bulat tanpa sandaran yang ada di dekat mic. Aku memangku gitar putihku. Lagu Jordin Sparks berjudul No Air yang tadi memenuhi ruangan tidak terdengar lagi. Operator musik mungkin telah menegrti apa yang akan aku lakukan.

" Untuk siapapun yang lagi jadi secret admirer, this is for you... " Aku menatap Kak Dimas.

Jariku memetik gitar dan memainkan intro lagu.

I Love you but it's not so easy to make you here with me

I wanna touch and hold you forever, but you still in my dream

And i can stand to wait till night is coming to my love

But i still have a time to break a silence

When you love someone, just be brave to say

That you want her to be with you

When you hold your love, don't ever let it go

Or you will lose your chance

To make your dreams come true

Lagu When You Love Someone milik Endah & Resa aku nyanyikan sebagai jawaban bagi Kak Dimas.

Kak Dimas menatapku dengan tatapan aneh. Juga Kak Tian yang terlihat berdiri mematung memandangiku dari sudut kafe. Tatapan mereka berdua aneh. Sama seperti tatapan mereka padaku tadi pagi.

ntah perasaanku yang terlalu tau, atau mereka yang terlalu menunjukkannya. Tapi itu terlihat seperti tatapan cinta.



Dear Wattpaders,

What do you think about this part ? Leave voments thankyou :-)





ParamoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang