I'm Wrong

196 29 5
                                    

Aku bangun dan mendapati perutku perih sekali. Maagku kambuh! Dari kemarin siang aku belum makan. Ya Tuhan. Perih sekali.

Aku mencoba perlahan-lahan bangkit dari tempat tidur dan menuju pintu kamar. Langkahku tertatih, masih sambil memegangi perutku yang perih. Begitu sampai di pintu, aku membuka pintu yang sejak semalam terkunci rapat. Niat awalku adalah turun ke dapur dan makan. Tapi sepertinya aku tidak sanggup lagi berjalan sampai ke dapur.

" Bi Narsih...tolong anterin makanan ke kamarku ya, Bi. Maagku kambuh " teriakku dari depan pintu. Maaf Bi, aku tidak sopan dengan meneriakimu seperti itu. Tapi perutku sudah sakit sekali . Aku kembali berjalan ke tempat tidur.

Aku berharap siapapun yang mendengar teriakanku tadi segera membawakan aku makanan. Sebelum aku mati kesakitan.

" Geista, kamu kenapa, Ta? " tiba-tiba Kak Tian masuk ke kamarku dengan raut panik.

"Maagku kambuh, Kak " jawabku dengan sedikit merintih.

" Yaudah, tunggu bentar ya. Kakak ambil makanan sama obatmu dulu " Kak Tian segera berlalu dari kamarku. Baiklah, untuk saat ini sejenak aku melupakan apa yang terjadi kemarin antara Aku dan Kak Tian.

----------

" Kemaren pasti lupa makan deh... " kata Kak Tian sambil menyuapiku makan.

Aku hanya menanggapi dengan mengangguk.

"Geista... Geista... Kalo kamu marah sama Kakak jangan siksa diri kamu sendiri kayak sekarang "

"Aku nggak marah " kataku dengan mulut yang masih dipenuhi makanan.

"Tapi cemburu? " katanya tepat setelah aku melakukan pembelaan.

"Ta, kamu itu udah salah kalo cemburu sama Dara... " Kak Tian menggantungkan kata-katanya.

"Dara itu temen kakak waktu masih kecil "

Uhuhk,uhuk,uhuk. Ternyata makanan yang sedang melewati kerongkonganku tak kalah terkejut dariku.

"Ehem,ehemm.. Temen yang mana? Kak Tian nggak pernah cerita "

"Dia itu temen kakak sebelum kakak pindah ke rumah ini, Ta. Kakak juga baru tau. Soalnya raut wajah dia dulu dan sekarang itu beda banget. Terus dulu juga kakak taunya nama dia Dian. Eh ternyata nama lengkapnya Diandara "

Aku terdiam. Tapi di jaman sekarang banyak kan sahabat jadi cinta? Ah, statement Kak Tian barusan tidak berhasil mengubah apapun!

"Dan dia juga udah mau nikah "

" What? Nikah? " untungnya aku tidak sedang menelan makanan. Jika tidak, kuyakin makanan itu akan terkejut mendahului aku.

"Iya " matanya menatapku seolah memberitahu, elu salah sangka!

"Tapi Kak Dara nggak tau kan kalo kemarin aku jealousy sama dia? "

"Taulah, kan kakak cerita..."

Bagus. Sekarang aku salah cemburu dan aku merasa bersalah. Great.

"Tapi kak Dara kan masih muda banget. Kenapa buru-buru nikah? "

"Amanat mamanya, Ta. Mama Dara sakit keras dan pengen liat anakbungsunya menikah sebelum istirahat selamanya. Toh, Dara juga udah ketemu yang pas banget, jadi dia berani ambil langkah ini " ujar Kak Tian.

Dia mengacak-acak rambutku, "Kalau kamu emang ngerasa bersalah, lusa ikut kakak ke pernikahan kak Dara . Dan mulai sekarang, nggak perlu lagi cemburu-cemburu atau ngerasa kakak bakal nggak peduliin kamu "

"Tapi kan kak, suatu saat nanti kakak pasti punya masa depan dan nggak mungkin kakak ngurusin aku terus? "

"Masa depan kakak juga masa depan kamu "

Tunggu dulu. Aku merasa kalimat itu ambigu dan memunculkan dua pemikiran. Pemikiran pertama adalah masa depan kak Tian adalah masa depanku juga. Atau pemikiran kedua aku adalah masa depan Kak Tian? Apa kalian merasakannya? Atau aku saja?

-------------

Semua mata para tamu tertuju pada Aku dan Kak Tian yang sekarang berdiri di panggung sambil memegang gitar kami masing-masing.

"Lagu ini khusus buat Kak Dara dan Mas Andre. Selamat menempuh hidup baru " aku memberi sedikit kata-kata sebelum bernyanyi.

"Dan khusus untuk Kak Dara, maaf untuk kejadian kemarin " Langsung saja aku mengatakan maafku. Toh, para tamu juga tidak tau kan. Kulihat Kak Dara tersenyum dari kursi pelaminannnya. Aku dan Kak Tian mulai memetik gitar.

Loving can hurt, loving can hurt sometimes

But it's the only thing that I know

When it gets hard, you know it can get hard sometimes

It's the only thing that makes us feel alive

We keep this love in a photograph

We made these memories for ourselves

Where our eyes are never closing

Our hearts were never broken

And time's forever frozen, still

So you can keep me

Inside the pocket of your ripped jeans

Holding me close until our eyes meet

You won't ever be alone, wait for me to come home

Lagu itu kami nyanyikan berdua. Hitung-hitung trik meminta maaf.


------------


"Kamu Arga, kan? " tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri Kak Tian. Aku dan Kak Tian saling menoleh. Siapa Pria ini?

"Maaf, pak. Bapak sepertinya salah orang. Saya Kristian, pak. Bukan Arga " Kak Tian membalas dengan sopan.

"Ah masa? Kamu ini pasti Arga. Kamu mirip sekali dengan Ayah Ibumu. Oh iya apa kabar mereka? " gubrak. Ini orang mulai ngaco.

"Maaf pak, oragtua saya sudah meninggal. Saya ini bukan Arga.. "

Bapak itu mengamati wajah Kak Tian lama sekali.

"Saya kok yakin sekali ya kalau kamu Arga. Ah sudahlah, mungkin hanya mirip. Maaf kalau begitu. Ini kartu nama saya, kali saja suatu saat ada perlu kamu bisa mencari saya di kantor saya. Hitung-hitung sebagai permintaan maaf karena saya salah orang "

Kak Tian menerima kartu nama itu. Lalu laki-laki itu berpamitan dan berlalu.

Kak Tian masih terlihat bingung.

" Kak, udahlah, dia itu salah orang " aku menenangkannya.

Kak Tian berkata sesuatu, tapi suaranya pelan sekali berlawanan dengan alunan musik yang mulai memenuhi ruang resepsi pernikahan.

"Kakak ngomong apa tadi, Kak? " aku mencoba mendekatkan telingaku. Kak Tian hanya menggeleng. Tapi raut mukanya berubah. Antara ingin tahu dan kebingungan. Aku berdoa, semoga ini hanya kebetulan, bukan mendatangkan rasa penasaran baru bagi Kak Tian. Atau pepatah we don't meet people by accident akan terulang lagi.



Dear Wattpaders,

Semoga rasa penasaran kalian tentang dara terjawab ya. Tungguiin next part ya, soalnya kehadiran bapak strangers itu lebih daripada sekedar accident. Dia akan jadi gerbang masuk Tian ke dunia yang sesungguhnya. So tungguin updatenyaa. Leave vomentss yaaa thankyouuu :-)














ParamoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang