04 Februari 2037 pukul 08.00
Az nampak berdiri dengan menatap jam tangannya. Di depannya Cloe sedang sibuk mondar-mandir mengikuti instruksi darinya.
"Gunakan baju cream dengan motif kotak-kotak!"
Cloe mengangguk-angguk, segera meraih satu stel pakaian dari lemarinya. Berjalan menuju closet, mengganti bajunya.
"Pukul 08.10 pergilah ke cafe depan apartemen. Duduklah di meja nomor 9. Jack akan duduk di meja nomor 8," Az menatap cafe yang berada di depan apartemen lewat jendela kamar Cloe. Membelakangi closet tempat Cloe berganti.
"Sebentar lagi Jack akan datang, begitu kata diary Cloe," Az menatap arloji di tangannya.
"Oh iya, pastikan Bibi memesan vanilla latte," seru Az lagi. Tanpa melihat ke belakang. Pandangannya masih fokus ke cafe yang berada di depan apartemen.
"Iya iya!" Seru Cloe dari dalam closet.
Kaki Az mengetuk-ketuk lantai. Hatinya resah menunggu Cloe yang tak kunjung selesai dari kegiatan ganti bajunya. Padahal sembilan menit lagi Jack akan datang.
"Az!" Panggil Cloe dari arah belakang. Az spontan menoleh ke belakang. Didapatinya sosok Cloe yang terbalut dengan baju cream bermotif kotak.
Telinga Az memerah. Detak jantungnya berdetak lebih kencang.
"Sial, dia cantik,"
Az memalingkan mukanya. Berusaha agar wajahnya yang kini merah padam tidak terlihat oleh Cloe. Cloe tersenyum.
"Bagaimana menurutmu?"
Darah yang mengalir dalam tubuh Az memanas. Dia benar-benar tidak bisa menahan rona pipi lagi. Wajahnya, telinganya, semuanya telah berubah menjadi merah.
"Sial, sial! Aku tidak bisa menghilangkan rona pipi ini. Apa yang harus aku lakukan?!"
Cloe menggerutu. Ada apa gerangan sampai-sampai Az tak mau menatapnya kini?
"Az?"
"Tidak perlu kukatakan. Cepat pergi ke cafe!" Elak Az tanpa menatap Cloe.
"Kenapa memalingkan muka?! Kau tidak mau melihatku? Jahat sekali..." Runtuk Cloe sambil cemberut.
"Aku bilang cepat berangkat! Jangan mengulur waktu! Lima menit lagi Jack akan datang," ucap Az. Masih tanpa menatap Cloe.
"Tapi setidaknya kau melihat penampilanku dulu!" Elak Cloe.
"Tidak perlu," Az melambaikan tangannya--isyarat tidak. Dia masih mengatur detak jantungnya agar kembali normal. Rona merah masih menghiasi telinga dan wajahnya.
"Kau ini kenapa, sih?! Jangan memalingkan muka!" Gerutu Cloe.
"Tidak penting. Cepat pergi sebelum terlambat,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kau Tak Ada [END]
Science FictionSudah dua tahun rumah tangga Az dan Cloe berjalan. Tetapi tidak menambah baik malah keadaanya memburuk. Alih-alih melupakan Jack, sang kekasih, Cloe malah larut ke dalam cinta yang tak seharusnya. Segala cara sudah dilakukan oleh Az agar Cloe menci...