Bab 5

21 8 5
                                    

Sebuah portal terbuka di atas sebuah gedung apartemen di tengah kota. Nampak sepasang insan terlempar darinya.

"AAAAAGH!"

Teriakan histeris itu terdengar. Cloe terlempar, menabrak sebuah tiang, lantas mengaduh. Sementara Az sama, menabrak pagar pembatas, lantas mengaduh. Nasib keduanya tak jauh beda.

Az bangkit dari jatuhnya. Teleportasinya tak begitu lancar. Ia harus mencari Cloe. Baru dua langkah ia berjalan sambil terseok, dilihatnya sosok gadis yang kini sedang tengkurap di dekat tiang. Az tersentak.

"Apa kau-"

Tangan gadis itu meninggi, membentuk isyarat 'OK'.

"Aku baik!" Katanya setengah berteriak. Membuat Az memasang senyum miringnya, senyuman gelinya.

Cloe segera bangkit dari posisinya lantas mengusap lengannya kesakitan. Az masih tersenyum geli. Melihat sosok gadis di depannya ini. Cloe--yang merasa diperhatikan--- berdeham.

"Jadi, apa kau benar-benar dari masa depan?" Tanyanya kikuk, tidak berani menatap sosok yang ada di depannya. Az menghela napas, masih tersenyum geli, mengangkat kedua alisnya. Bagaimana menurutmu? Itu artinya.

"Aih, padahal aku sering membaca novel science fiction. Tapi tetap saja aku tidak tahu kalau itu benar-benar ada," gumam Cloe pelan. Ia memberanikan diri menatap Az dari atas sampai bawah, lantas kembali berdeham.

"Ehem, jadi," Az menaikkan alisnya. Menunggu Cloe melanjutkan pertanyaannya. "Kenapa kau memanggilku bibi?"

Az tersentak. Benar, ia tidak menyiapkan jawaban ini sebelumnya. Payah. Apa alasan yang tepat? Pikirnya menjelajah, mencari alasan yang tepat. Tidak mungkin ia menggunakan alasan George yang menikah dan dia adalah anaknya. Karena George pun belum menikah sampai di masa depan pun.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas dalam benaknya. Benar, Jack memiliki seorang adik perempuan. Mungkin itu bisa digunakan sebagai alasan.

"Karena aku adalah anak dari Flo, adik paman Jack," jawab Az. Setengah gugup, lagi-lagi ia takut Cloe tidak percaya.

Cloe mengernyitkan dahinya. Anak dari Flo? Flo adalah adik dari Jack. Lantas, mengapa Az memanggilnya sebagai bibi?

"Hah!" Sedetik, Cloe ternganga. "I-itu artinya..."

Az menaikkan kedua alisnya. Ia tahu gadis itu akan bersorak kegirangan setelahnya.

"Aku akan menikah dengan Jack?!" Sahutnya. Benar saja, sebuah sorakan terdengar setelahnya. Az menghela napas, tersenyum kecut.

'Bahagia sekali,' pikirnya.

Cloe berhenti bersorak, lantas kembali berdeham.

"Lalu, ada apa keponakanku ini mengunjungiku?" Tanyanya. Az terkejut. Ternyata Cloe sepercaya itu sampai memanggilnya 'keponakanku'.

"Aku hanya pernasaran dengan bibiku di masa lalu. Siapa tahu aku bisa membantumu dekat dengan Jack lebih cepat," jawab Az sambil tersenyum.

Cloe memasang muka tak paham. Ditatapnya netra hijau tua milik Az. "Maksudmu?" Tanyanya pelan.

Az tersenyum.

"Kalian menikah dengan cepat. Maksudku, padahal kalian baru mengenal selama sebulan. Sepertinya kalian tidak banyak membuat kenangan indah,"

Cloe tersenyum sedih. Ia tahu apa penyebabnya. Disaat seperti ini pun Jack tidak dapat digapainya. Sosok itu begitu sulit diraih.

'Yah, salah siapa menyukai seseorang yang populer,' pikirnya

"Kau benar," ucap Cloe tiba-tiba. Netra hijau Az membesar. Dilihatnya raut wajah Cloe yang sedih.

"Bahkan sampai sekarang pun dia belum melirikku," gumamnya. Az kikuk. Dia ingin menghibur Cloe. Tetapi tangannya tercekat. Tubuhnya kaku.

Karena Kau Tak Ada [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang