Bab 2

16 7 8
                                    

"Hai, Az," sapa seseorang begitu Az tiba di ambang pintu. Terlukis senyuman lebar di wajah orang itu.

"Hai, George," jawab Az dengan senyuman. George mengajak Az masuk, dan mempersilahkannya duduk.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Buruk. Sangat buruk,"

Az ber-puh pelan. Tangannya memijat - mijat dahinya. Kepalanya pusing.

"Apakah, ini tentang Cloe lagi?" Tanya George seraya menyodorkan segelas kopi. Az mengangguk. "bagaimana perkembangannya?"

"Buruk, George. Seseorang telah mengirimi pesan kepadanya bahwa Jack selalu menanyakan kabar tentang Cloe,"

George terperangah. Tak habis pikir. Sebenarnya, apa kemauan Jack pada adik kandungnya, Cloe?

"Jadi?"

"Jadi, aku kesini ingin menyampaikan kepadamu, bahwa aku ingin menjalankan rencana nekat yang pernah kau sarankan kepadaku,"

George mengangguk - angguk. Memang benar, setahun lalu, saat ulang tahun pernikahan Az dan Cloe berlangsung 2 tahun, George pernah berpesan kepada Az. Karena kasihan melihat Az yang terlihat menderita, ia memberikan Az sebuah time-remote untuk berkelana dalam waktu. George ingin Az bahagia dalam pilihannya juga. Karena ia telah menganggap Az sebagai adik kandung.

"Omong - omong, apakah ada sedikit data tentang Cloe dan Jack?" Tanya Az antusias.

"Data? Seperti..."

"Ya, catatan kecil tentang pertemuan mereka, bagaimana mereka dekat, dan..."

"Oh,ya! Aku tahu!"

George bangkit dari duduknya, kemudian melangkah ke salah satu rak.

BRAK!

Tujuh tumpuk buku tipis berwarna hitam mendarat di meja.

"Apa ini?" Tanya Az sembari mengambil salah satu buku hitam itu.

"Deathnote," kata George dengan muka seriusnya.

"Hah?!" Az membelalakkan matanya. Melihat respon Az, George refleks tertawa dengan keras.

"Astaga," Az menyipitkan matanya. Saking serius Az menanggapi persoalan ini, ia bahkan tak menyangka bahwa George akan bercanda.

"Maaf - maaf," masih dalam gelak tawa dengan tatapan datar Az, George kembali duduk di sofa. "ini adalah buku diary milik Cloe,"

"Apakah disini, isinya Jack semua?" Tanya Jack sembari membuka lembaran demi lembaran kertas.

"Tidak, setidaknya, ada 20 halaman berisikan tentangmu," sahut George. Az mengangguk - angguk sambil menatap buku hitam yang dipegangnya.

"Apa yang dituliskan dalam 20 halaman itu?"

"Katanya..."

***

Karena Kau Tak Ada [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang