Bab 15

7 4 0
                                    

Cloe berdiri tegap di depan sebuah ruko yang menjual minuman. Tangannya bersilang, pikirnya pergi entah kemana. Kakinya menghentak-hentak. Hanya keresahan dalam hatinya.

Sebenarnya siapa yang ia lihat tadinya? Mengapa mirip sekali dengan Az? Dan lagi, wajah Az yang mendadak pucat. Ia yakin betul Az memiliki benang merah dengan remaja lelaki yang mirip dengannya tadi.

Pandangan Cloe menjelajah, melihat kembali ke arah taman yang lumayan ramai. Tiba-tiba, pupilnya mengecil sedang kelopak matanya membesar. Ia menangkap objek yang dicarinya. Remaja lelaki yang mirip sekali dengan Az.

Remaja itu sedang duduk di salah satu bangku, menikmati sebotol softdrink yang baru saja ia buka.

Netra hazel Cloe tidak bisa lepas darinya. Pandangannya benar-benar terkunci. Atmosfir aneh kembali ia rasakan. Ritme jantungnya berdetak tak normal. Lebih cepat dari biasanya.

"Dua cokelat panas atas nama Cloe," pemilik ruko itu menyebut namanya. Cloe tersentak, tersenyum. Tangannya mengulur hendak mengambil pesanannya.

"Terima kasih,"

Langkah Cloe membawanya menjauh dari ruko itu. Di tangan kanannya menggantung plastik dengan dua cup berisi cokelat panas.

Netra hazel Cloe kembali mencari remaja lelaki yang mirip dengan Az itu.

"Kalau dugaanku tentang Az yang berbohong itu benar, maka, tidak salah lagi. Orang itu adalah Az di masa lalu,"

Pandangan Cloe kembali terkunci. Ia sengaja memperlambat langkahnya.

"Kalau begitu, lantas, apa sebenarnya hubunganku dengan Az di masa depan?"

Sset!

Sebuah tangan menarik Cloe ke daladekapan. Cloe tersentak. Seseorang mendekapnya. Seolah melarangnya untuk melihat ke arah remaja lelaki itu.

"A-Az?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"A-Az?"

Cloe tertarik dalam dekapan Az. Terdengar ritme jantung Az yang juga tak beraturan. Rona merah menghiasi wajah Cloe seketika.

"Sudah kubilang jangan pergi. Apa kamu tidak mengerti bahasa isyaratku?"

Cloe menelan ludahnya. Kini bukan jantungnya lagi yang tidak aman, napasnya juga menderu.

"M-maaf, aku kira kamu sangat pusing. Jadi, aku membelikanmu cokelat panas,"

"Tidak perlu," Az melepaskan dekapannya. Ditatapnya netra hazel milik Cloe. "Ayo ikut aku pergi,"

"Kemana?"

"Ke tempat dimana kamu bisa bertemu dengan Jack,"

***

Rumah George, masa kini.

"Kendalikan kendala! Pastikan virus yang dikirim oleh peretas terhapus sepenuhnya!" Titah George selama menuruni tangga yang menuju ke laboratorium bawah tanahnya.

Karena Kau Tak Ada [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang